Naskah Drama Transliterasi "Cinta Fitri Di Budiwijaya" (Pengubahan dari bahasa Palembang ke Indonesia dari naskah drama Cinta Fitri di PGRI Karya Alvian Kurniawan"

Cinta Fitri di Budiwijaya
(Dengan beberapa perevisian naskah drama “Cinta Fitri di PGRI” oleh: Alvian Kurniawan)


Di sebuah ruang kelas SMP Budiwijaya yang indah,
Miska : (Sambil berjalan di depan kelas) “Aduh pusing kepalaku. Perasaan
mukaku ini cantik tiada tara seperti Dinda kanya Dewi. Tapi kok sampai
sekarang Farel ngak pernah mau sama aku?”
Fais : “Waduh… waduh.. pagi-pagi sudah ngomel. Makanya, jadi orang tu ya
jangan suka nolak rezeki.Jadi kena sialkan?”
Miska : “Rezeki? Maksudmu apa?”
Fais : “Pura-pura nga tau, atau emang kamu nga tau?”
Miska : “Ah. Tidak usah betele-tele. Apa maksudmu itu? Ku pukul nanti!”
(sambil ngenggam tangan)
Fais : “Wah, cantik-cantik seperti ini kok menyeramkan!”
Miska : ( Mendekati Fais) “Nah, ku pukul beneran lho !”
Fais : “Ampun.. ampun.. Jangan sadis-sadis buk! Belum jadi istriku saja
sudah KDRK.” (Kekerasan Dalam Ruang Kelas).
Miska : “Kamu sih. Pagi-pagi sudah buat kesal. Apa maksudmu tadi yang
nolak rezeki?”
Fais : (Sambil menggoda) “Seperti ini lho, Kamu kan tahu kalau ada laki-laki
di kelas ini yang suka sama kamu. Apalagi laki-laki itu cakep mirip
Shandi syarif. Tapi kamu malah nga mau sama dia. Malah kamu mati-
matian ngejar cinta Farel yang nga sebanding dengan laki-laki itu.”
Miska : (bergaya seperti mau muntah) “Shandy Syarif? Maksudmu?.
Sekarang, aku mau tanya, apa kelebihanmu tu?”
Fais : (sambil mikir) “Ahaaa.. banyaklah,. Tau nga? Mami aku tuh keturunan
konglomerat. Harta bendanya nga bakal sekarat sampai tujuh
keturunan.”
Miska : (penasaran) “Nah kok kamu melarat?, sedangkan katamu mamimu
konglomerat.”
Fais : “He..he (sambil menggaruk-ngaruk kepala), masalahnya aku nih anak
kedelapan. Jadi seperti inilah aku sekarang!”
Miska : (sambil ketawa) “Haha.. Fais.. Fais.. nasib sama muka kok ngak jauh
beda! Hahaha….”

Saat Miska dan Fais lagi berdialog ria. Tiba-tiba seperti biasanya nampak ibu Amalia Hutama menghantarkan anak kesayangannya (Farel) ke dalam kelas.

Ibu Amalia : “Anak malas jangan dihukum, Assalamualaikum..”
Miska : “Aduuh, siapa sih ganggu pagi-pagi ini? (sambil menoleh), oh maaf
tante, tadi saya kira siapa? ngak taunya calon mertua!”
Ibu Amalia : “Iss, ngak usah sok baik. Aku ne sering nonton cinta fitri di TV jadi aku
tahu kalau kamu itu orang jahat.”
Miska : (Sambil mendekati ibu Amalia) “Ya ampun tante, itukan di TV. Kalau di sekolah tidaklah tante. Malahan aku ini sebenarnya soleha.Orang
lain yang biasanya sholat 5 waktu sehari. Lha aku 7 waktu lho tante,
maksudnya 7 waktu dalam setahun.seperti waktu shalat idul fitri, idul
adha, tarawih pertama, tarawih terakhir, waktu ada tes ngambil nilai
tugas sholat, dua kalinyanya pas ada Farel di Masjid jadi aku ikut
sholat.”
Ibu Amalia : “Ya ampun, tak memperbaiki keturunan. Farel saja sholat jarang
sekali. Eh calon istrinya malah sepertimu Apa kabar nasib cucuku
nanti?”
Farel : (Sambil menutup muka) “Ah mami nih, jangan bilang kalau Farel
jarang shalat.”
Ibu Amalia : “Ya ampun… cup..cup..cup, maafin mami sayang ya! lupa kalau
sayang ini pernah pesan jangan ngomong-ngomong kalo sayang ini
shalatnya setahun dua kali.”
Farel : (Sambil memukul-mukul Ibu Amalia) “Aaa, mami nih nambah dikasih
tau kalau Farel shalatnya 2x setahun.”
Ibu Amalia : (sambil memukul jidatnya) “Ya ampun lupa sayang!”
Fais : (melihat Miska dan mengejek) “Haha.. itu cowok yang kamu taksir wah
manjanya. Ngak kebayang saja pas sudah nikah nanti. Bisa beli
kasur yang lebar. Karena kasur tersebut untuk tidur kamu, Farel, sama
maminya. Hahaha”
Miska : “Faisssssssssssssssssssssssssssssss…..”

Miska pun akhirnya mengejar Fais, dan Ibu Amalia Hutama pun meninggalkan Farel. Di dalam kelas. Saat Farel tinggal sendirian tiba-tiba muncul seseorang yang mendekatinya.

Fitri : “Permisi mas, mau pesan jamu? Di sini ada jamu gendong spesial
dari mbah Surip,di jamin bagi yang minum akan mengakibatkan bagun
tidur, tidur lagi.”
Farel : “Aaa.. si mbak ini bisa saja.. di sini ngak ada yang jual susu coklat
mbak ya? susu yang diwadahi mami di tempat minum Farel tadi
tumpah, sekarang Farel haus sekali.”
Fitri : “Nah.. di sini nga ada yang jual susu coklat.”
Farel : “Oh seperti itu, baiklah.. nga apa-apa deh yang penting ketemu mbak
yang manis ini. namanya siapa?”
Fitri : (sambil tersenyum malu) “Ah si mas ini bisa saja, nama saya Fi…….”

Belum selesai Fitri menyebutkan namanya. Tiba-tiba datanglah seorang Security…. dan tiba-tiba…

Security : “Tukang jamu ! siapa yang nyuruh kamu masuk ke kelas ini?”

Mendengar teriakan Security tersebut akhirnya Fitri pun lari terbirit-birit. Sampai tak sadar jika sendalnya lepas satu. Singkat cerita Farel sampai tidak mau pulang dari sekolah itu, dia mengancam maminya kalau tak menemukan gadis itu, dia tak mau keluar dari kelas itu. Dipikiran Farel saat ini cuma memikirkan tukang jamu tersebut. Ibaratnya, ia sudah mengalami cinta pada pandangan pertama. Hingga akhirnya, Mami Farel melakukan sayembara di depan kelas itu; Isi sayembara itu menyatakan bahwa bagi wanita yang kakinya pas dengan sandal itu, Maka dia akan dijodohkan sama Farel. Mengetahui informasi tersebut, tentunya Miska menjadi kontestan pertama yang ikut sayembara itu.

Miska : “Permisi tante Amalia Hutama, aku mau ikut sayembara ini!”
Ibu Amalia : “Jangan banyak berharap ya. Lihat tuh kakimu besar banget
bagaimana cukup masuk disandal ini!”
Miska : “Ayolah tante, jangan sentimen terus sama calon menantu seperti aku
ini.”
Ibu Amalia : “Sudahlah, tak usah banyak bicara langsung pakailah!” (dengan nada
kesal)
Akhirnya Miska pun mencobanya, tapi ternyata ukuran kakinya cukup terlalu besar seperti dosanya..

Ibu Amalia : “Hahaha, Miska kakimu itu melambangkan dosamu!”
Miska : “Tenang tante, sebentar lagi aku pulang ke sini. Aku pasti pulang
kesini dengan ukuran kaki yang lebih ramping.”
Ibu Amalia : “Sampai kapan pun kakimu ngak bakal ramping!”
Miska : “Ah tante, jangan nyumpahi aku seperti itu dong!”
Ibu Amalia : “Jadi mau apa? Kamu tidak senang?”
Miska : “Oh.. Seneng kok tante!”

Sayembara pun telah berlangsung selama dua minggu. Tapi, tak ada satu pun wanita yang kakinya cocok dengan sandal itu. Farel tetap bersikeras tak mau keluar dari kelas itu. Karena sekolah itu punya keluarga Amalia Hutama, jadi masalah seperti ini menyebabkan sekolah diliburkan.

(Dua minggu kemudian.)

Ibu Amalia : “Ahh, mengapa jodoh anakku ini susah sekali? atau gara-gara Farel
Ini suka nyanyi lagu Wali band yang cari jodoh itu ya? Aduh mana
sudah siang, panas, tenggorokanku haus.”

Tidak lama kemudian, lewatlah seorang perempuan penjual jamu…

Fitri : “Jamu… jamu…jamu tak gendong… kemana-mana”
Ibu Amalia : “Nah ada jamu, kebetulan haus. Jamuuuuuuuuu…..”
Fitri : “Jamu buk?”
Ibu Amalia : “Iyalah jamu, ngak mungkin baju. Kan kamu jual jamu.”
Fitri : “Haha, ibu ini bisa saja,”
Ibu Amalia : (dengan senyum) “Ada jamu apa saja mbak?”
Fitri : “Ado jamu tak gendong, ado jamu bangun tidur,…”
Ibu Amalia : “Itu jamu atau kaset album mbah surip?”
Fitri : (sambil ketawa) “Jamulah buk, masak kaset. Kan saya jual jamu.”
Ibu Amalia : “Ah bisa saja mbak ini?”
Fitri : “Ibuk juga bisa saja kalau bercanda!” (sambil memberikan segelas
jamu).
Fitri : “Ini ada apa sih buk, kok ada tulisannya sayembara jodoh di depan
kelas?”
Ibu Amalia : “Ini lho, anak saya itu pengen dicarikan jodoh sama orang yang
kakinyo pas dengan sandal ini.”
Fitri : (sambil penasaran) “Sandal mana?”
Ibu Amalia : (sambil mengeluarkan sandal tersebut), “Sandal ini lho mbak!”
Fitri : (kaget) “Astaga, itukan sandal saya yang lepas waktu saya jualan
dua minggu yang lalu, di depan kelas ini!”
Ibu Amalia : (kaget) “Yang benar? Kalau begitu coba mbak, coba sandal ini!”
Fitri : (ngambil sandal itu), “Aku coba buk ya?”

Kaget sekali Ibu Amalia, ternyata sandal itu cocok dikaki Fitri… akhirnya ibu Amalia pun berteriak…

Ibu Amalia : “Fareeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeellllll !!!”
Farel : (tergopoh-gopoh) “Ada apa mami, ngagetin saja. Farel tuh lagi makan
berger di kelas ini.”
Ibu Amalia : “Sayang, mami sudah ketemu pasangan yang kamu cari-cari selama
Ini, gadis ini jodohmu!”
Farel : (melihat Fitri ) “Iya mi, gadis inilah yang aku cari. Ayolah mi lamar dia
sekarang!”
Ibu Amalia : “Nak, bersediakah kamu nikah sama anakku?”
Fitri : (tersenyum sambil mengangguk) “Iya buk!”
Ibu Amalia : “Alhamdulillah..”
Farel : “Namamu siapa?”
Fitri : “Namaku Fitri, eh bukan salah buk. Aku Shireen, tapi juga sering
dipanggil Sungkar. Eh salah bukan Sungkar, tapi …….”
Farel : “Mana yang benar?”
Fitri : (geleng-geleng) “Ngak tau buk!”
Farel : “Kok begitu?”

Tiba-tiba ada dua orang berbaju putih datang mendekati mereka…

Petugas 1 : “Fitri… ikut bapak yuk!”
Fitri : (sambil memberontak) “Ngak mau.. Ngak mau..”
Petugas 2 : “Ayolah.. teman-temanmu kangen pengen main sama Fitri!”
Ibu Amalia : “Ini ada apa, Pak?”
Petugas 1 : “Begini buk, Fitri ini pasien kami yang kabur dari rumah sakit jiwa.
semenjak usaha jamunya bangkrut dia jadi seperti ini.”
Farel : “Ha? Jadi… jadi..dia.. dia… dia…”

Bruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuk (Farel pun pingsan).

Ibu Amalia : “Fareeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeelllllllllllllll.”
Fitri : “Horeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee !!!”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Ulasan Artikel Jurnal Penelitian

Contoh Proposal Kegiatan Bulan Bahasa di Sekolah

Ringkasan dan contoh soal Materi Bertelepon dengan kalimat yang sopan dan efektif, Modul Bahasa Indonesia Kelas 7SMP Semester 2 Budiwijaya Karangan Alvian Kurniawan