UAS MANAGEMEN DAN KEPEMIMPINAN

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Ujian Akhir Semester
Nama Mahasiswa : Alvian Kurniawan
Program Studi : Pendidikan Bahasa
Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Managemen Pendidikan
SKS : 2 SKS
Hari, Tanggal : Senin, 25 April 2016
Dosen : Dr. Subadiyono, M.Pd. dan Prof. Waspodo, Ph.D.

Soal
1. Jelaskan rambu-rambu dalam merumuskan visi suatu institusi dengan kependekan atau akronim SMART ini!
Jawab:
S = Spesific (Spesifik)
Artinya, perumus visi harus melakukan perumusan dengan sasaran dan tujuan yang jelas. Dengan kejelasan sasaran dan tujuan, maka akan memberikan kepraktisan dalam mengambil langkah-langkah pelaksanaan.

M = Measurable
Artinya, perumus visi harus merumuskan visi yang dapat dengan mudah untuk diukur sasarannya. Sasaran yang dapat diukur seperti waktu, uang, kualitas, dan lain-lain.

A = Aggressive/Achievment
Artinya, perumus visi harus merumuskan suatu tujuan yang menantang dan dapat berkembang dalam kurun waktu tertentu serta dapat membuahkan sebuah prestasi.

R = Realistic
Artinya, perumus visi harus merumuskan visi dengan sasaran dan tujuan yang benar-benar logis dan dapat dengan nyata dilaksanakan.

T = Time Frame
Artinya, perumus visi harus merumuskan sasaran dan tujuan yang telah ditargetkan dalam satu skala waktu tertentu.

2. Buatlah sebuah visi suatu lembaga tempat Saudara bekerja atau lembaga yang sedang Saudara pikirkan!
Jawab: Visi lembaga sekolah atau lembaga tempat saya bekerja yang saya pikirkan adalah “Peningkatan prestasi, perubahan sikap dan tingkah laku yang baik, serta keberhasilan dalam mendidik sumber daya manusia yang berkualitas”.

3. Saudara lakukan analisis SWOT terhadap Program Magister Pendidikan Bahasa FKIP!

Strenght (kekuatan) : Kekuatan yang dimiliki oleh Magister Pendidikan Bahasa Unsri, seperti: staff administrasi, dosen-dosen, mahasiswa-mahasiswi, pelayanan, fasilitas dan lain-lain adalah sebagai berikut.
1) Tenaga pengajar memiliki jenjang pendidikan Strata 3 (S3);
2) Kualitas image/ brand yang sudah diakui oleh masyarakat;
3) Infrastruktur dan Fasilitas yang terus berkembang setiap tahunnya;
4) Lokasi Kampus berada di Kota Palembang, jadi memudahkan mahasiswa dari Kota Palembang untuk menempuh jarak perjalanan yang singkat;
5) Program Studi yang terakreditasi B oleh BAN-PT;
6) Banyak peminat dari berbagai lulusan Universitas swasta dan negeri baik dari dalam ataupun luar kota Palembang.
7) Bantuan program beasiswa bagi sebagian mahasiswa.
8) Memiliki lulusan yang dapat diterima di berbagai instansi, sekolah, dan lain-lain.
9) Sistem administrasi cukup praktis dengan mempergunakan sistem online.
10) Banyak menerbitkan jurnal-jurnal penelitian yang berkualitas.

Weakness (kelemahan): Hal-hal yang menjadi kelemahan atau kendala pada Program Magister Pendidikan Bahasa Unsri adalah sebagai berikut.
1) Ruangan yang kurang nyaman, seperti: keramik pecah, kipas angin tua, kursi-kursi berserakan, dan lain-lain.
2) Media belajar infocus tidak terpasang di ruangan, melainkah harus mengambil dan mengembalikan di tempat terpisah.
3) Masih minimnya kesadaran dosen untuk datang mengajar tepat waktu.
4) Lokasi yang semrawut terlebih pada parkiran sepeda motor yang dinilai kurang kurang rapi.
5) Pelayanan informasi dari administrasi/TU yang lambat.
6) Fasilitas Praktik yang kurang lengkap.

Opportunity (Peluang): Peluang dari Program Magister Pendidikan Bahasa adalah sebagai berikut.
1) Menjadi Universitas terbaik di Palembang khususnya, dan Sumatra secara umum apabila terdapat dukungan dari civitas akademika.
2) Dengan dana dari mahasiswa yang terus meningkat dapat memperbaiki dan menambah layanan serta fasilitas yang ada saat ini.
3) Lokasi yang berada di perkotaan memberi peluang besar dalam perkembangan Universitas baik dalam jangka pendek ataupun panjang sehingga harus dimanfaatkan dengan baik untuk perkembangan kampus.
4) Dengan meningkatnya jumlah mahasiswa membuat permintaan akan tambahan program studi pun bertambah.
5) Dengan minimal dosen S3, Magister Pendidikan Bahasa Unsri memiliki peluang besar dalam menciptakan lulusan yang handal dan professional.

(Threat) Ancaman: Faktor–faktor ancaman pada Program Pendidikan Bahasa Unsri adalah sebagai berikut.
1) Bertambahnya Persaingan Pendidikan Tinggi yang ada di daerah Palembang.
2) Bertambahnya persaingan dalam Program studi karena bertambahnya kampus yang ada di Palembang.
3) Terjadinya persaingan kualitas, fasilitas dan persaingan biaya administrasi.
4) Menurunnya jumlah mahasiswa karena banyaknya saingan dan pilihan bagi mahasiswa dalam menentukan kampus yang dipilih.

TABEL MATRIK SWOT
Faktor Internal

Faktor Eksternal Kekuatan (Strength)

(ada di atas) Kelemahan (Weakness)

(ada di atas)
Peluang (Opportunity) S-O
Strategi:
1) Mengoptimalkan pendidikan dosen S2 pada program S1 untuk kuliah S3 agar dapat menjadi tenaga dosen baru pada program S2.
2) Mempertahankan konsistensi mutu agar imej dan brand Pasca Sarjana Unsri dapat dipercaya masyarakat.
3) Mengalokasikan dana untuk renovasi gedung dan penambahan fasilitas sekolah.
4) Sistem informasi dibuat semakin praktis. W-O
Strategi:
1) Memperbaiki fasilitas yang rusak.
2) Membeli sarana yang dibutuhkan.
3) Penataan kembali keadaan kampus agar tidak semerawut.
Threat (Ancaman) S-T
Strategi:
1) Mengasah mutu mahasiswa agar tidak kalah dengan mahasiswa dari Universitas lain.
2) Mensosialisasikan keunggulan program kepada masyarakat.
3) Memberikan beasiswa agar mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kuliah.
W-T
Strategi:
1) Memberikan motivasi bagi mahasiswa dan dosen untuk disiplin masuk tepat waktu.
2) Menambah tenaga di bagian TU, agar administrasi lebih cepat.
3) Memperbaiki pelayanan fasilitas dan media yang dibutuhkan.
4. Dengan menggunakan cara berpikir managemen transformasioanal, silahkan Saudara sebutkan 5 program pada suatu lembaga agar lebih fungsional. Dari kondisi tertentu menuju kondisi tertentu pula.
Jawab:
1. Mempertinggi Kerjasama Tim dalam menyelesaikan tugas ataupun masalah kelembagaan
Dalam hal ini Kepala Sekolah harus bersikap terbuka pada masalah-masalah yang dihadapi di lembaga atau sekolah yang dipimpinnya. Keterbukaan tersebut dapat berupa pelibatan tim dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Dengan adanya penyelesaian masalah dengan kerja sama, jelas akan menumbuh kembangkan kekuatan besar untuk menyelesaikan tugas secara cepat dan lebih ringan.

2. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bersifat positif
Pelatihan ditujukan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan lembaga atau sekolah saat itu. Contoh: TU diberikan kesempatan untuk belajar komputer dengan biaya yang ditanggung lembaga.

3. Mengambil keputusan atau pemecahan masalah dengan pendekataan keilmiahan
Kepala sekolah mendukung dan mendorong guru-guru yang ingin melakukan tindakan penelitian kelas. Dengan hal tersebut, jelas terdapat solusi-solusi yang diperoleh secara empirik.

4. Melaksanakan kegiatan supervisi secara rutin
Untuk memantau sejauh mana guru menguasai materi dan melaksanakan pembelajaran, Kepala sekolah sudah selayaknya melakukan supervisi untuk melihat secara lansgung dan memberikan sumbangsaran kepada guru-guru yang disupervisinya.

5. Menciptakan iklim kerja yang nyaman
Membuat suasana bekerja yang tentram dengan tidak ada tekanan yang memberatkan guru, serta mengarahkan untuk membuat dan menjalankan tujuan pembelajaran sampai dengan memberikan penghargaan bagi guru-guru yang berprestasi.

6. Apa manfaat interpersonal inteligensi bagi seorang pemimpin suatu lembaga. Jelaskan!
Jawab:
1. Menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah menyesuaikan diri
Intelegensi personal memacu seseorang untuk dapat beradaptasi dengan siapapun dan di manapun. Kecerdasan ini dapat mendorong seseorang berfikir bahwa manusia juga membutuhkan orang di sekitar. Ia harus berinteraksi dan mengenal orang satu ke orang yang lain. Orang-orang dengan kecerdesan ini akan terus mengembangkan penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan sekitar.
2. Menjadi berhasil dalam pekerjaan
Pekerjaan membutuhkan pengetahuan. Pengetahuan diperoleh berkat kecerdasan. Jadi, dengan kecerdasan interpersonal, berbagai kendala dalam pekerjaan dapat segera di atasi.

3. 3. Mewujudkan kesejahteraan emosional dan fisik
4. Kecerdasan interpersonal mampu memberikan pengaruh terhadap emosional. Mereka yang cerdas, dapat mengontrol sikap emosional yang berlebihan. Mereka juga mampu mengatur di mana sajakah sikap emosional itu diperlukan dan tidak harus diperlukan. Demikian pula, kecerdasan interpersonal dapat mensejahterakan fisik. Mereka yang cerdas, mampu mengatur, membawa dan merawat fisik dengan sebaik-baiknya.
5.
7. Untuk apa Total Quality Management itu? Dapatkan Saudara memberi contoh aplikasinya?
Jawab: Total Quality Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus). Total Quality Management atau TQM ini menggunakan strategi, data dan komunikasi yang efektif untuk meng-integrasikan kedisplinan kualitas ke dalam budaya dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Singkatnya, Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction). Contoh pengaplikasian total quality managemen ini seperti: ketika sekolah yang menerapkan sistem ini kepada siswanya sebagai konsumen yang harus dipuaskan dengan layanannya, maka pihak sekolah dapat menerapkan hal-hal sebagai berikut.
Fokus pada Pelanggan (Customer Focussed): Dalam hal ini kepala sekolah dan para guru banyak mengikuti
pelatihan untuk meningkatkan kualitas diri. Pelatihan tersebut diarahkan kepada bentuk perhatian yang akan
diberikan kepada siswa.
Keterlibatan Karyawan secara keseluruhan (Total Employee Involvement): Guru perlu dilibatkan secara keseluruhan untuk dapat mendukung program sekolah dalam melakukan peningkatan proses dan kualitas yang berkesinambungan yang kemudian menghasilkan produk dan layanan yang terbaik untuk siswa.
Pemusatan perhatian pada Proses (Process-centered): Kepala sekolah dan guru sama-sama
memperhatikan proses ketika siswa masuk sampai dengan keluar.
Sistem yang Terintegrasi (Integrated System): Kepala sekolah harus mengoptimalkan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik agar visi, misi, strategi, kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik dan jelas kepada semua guru.
Pendekatan Strategi dan Sistematik (Strategy and Systematic Approach): Strategi ini dilakukan dengan perumusan dan perencanaan strategi dalam mengintegrasikan konsep kualitas ke dalam Strategi program sekolah secara keseluruhan.
Peningkatan yang berkesinambungan (Continual Improvement): Peningkatan yang berkesinambungan mendorong sekolah untuk melakukan analisis dan menciptakan cara-cara yang lebih bersaing dan efektif dalam mencapai tujuan sekolah dan memenuhi harapan semua pihak yang berkepentingan.
Keputusan berdasarkan Fakta (Fact-based decision making): TQM mewajibkan pihak sekolah mengumpulkan dan melakukan analisis data secara berkesinambungan agar keputusan ataupun kebijakan yang diambil benar-benar akurat dan tepat sasaran. Dengan adanya data, kita dapat menarik kesimpulan berdasarkan kejadian ataupun hasil sebelumnya.
Komunikasi (Communications): Semua komponen baik dari guru, siswa atau apapun itu yang berhubungan dengan program sekolah harus dikomunikasikan dengan kepalas sekolah.
8. Jika menjadi seorang pemimpin gaya kepemimpinan apa yang akan anda terapkan? Jelaskan kondisi lembaganya dan apa alasan menerapkannya!
Jawab: Jika saya menjadi seorang pemimpin, saya akan mempergunakan gaya kepemimpinan yang demokratis. Sebab, gaya kepemimpinan ini memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Selain itu, dalam gaya kepemimpinan demokratis, pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab kepada para bawahannya. Jelas ini sesuai dengan kondisi lembaga yang terdiri atas pimpinan dan bawahan.

9. Bagaimana mengupayakan terkondisinya kultur tertib di suatu sekolah?
Jawab: Mengupayakan terkondisinya kultur tertib di suatu sekolah dengan cara membuat aturan-aturan yang disepakati bersama, lalu menjalankan, mengawasi, dan mematuhi aturan-aturan tersebut. Selain itu, juga adanya sanksi dan penghargaan bagi yang melnggar dan berhasil tidak melanggar kultur ketertiban tersebut dalam kurun waktu selama berada di lingkungan sekolah.

10. Bagaimana berupaya menjadi be real person (not just a teacher, be inclusive, be fair, be sensitive to students’s concerns).
Jawab: Menjadi orang yang nyata (bukan hanya guru, inklusif, adil, peka terhadap kekhawatiran siswa) .
dapat kita lakukan dengan hal-hal sebagai berikut.
1) Sadar kewajiban: dalam hal ini, inkusif, adil, dan peka merupakan sesuatu yang harus dilakukan setiap orang. Guru adalah manusia. Untuk itu, guru harus mempunyai jiwa kemanusiaan dan sadar atas kewajibannya menjadi manusia yang harus bersikap adil dan peka terhadap orang lain, dalam hal ini adalah siswa.
2) Menumbuhkan rasa memiliki: dengan menganggap siswa sebagai milik kita, maka segala daya upaya untuk menumbuhkembangkan hal-hal positif seolah menjadi keharusan bagi kita.
3) Ikhlas dalam bekerja: dengan keikhlasan tersebut, semua bentuk kepedulian kita terhadap siswa akan sangat tinggi. Tidak ada rasa perhitungan atau takut rugi melakukan sesuatu.

11. Dari materi yang dipelajari, konsep atau pernyataan apa saja yang paling membuat terkesan sehingga Saudara ingin mengaplikasikannya. Jelaskan!
Jawab: Materi yang membuat saya terkesan saat mempelajari mata kuliah ini adalah materi yang saya presentasikan. Saya mempresentasikan mengenai materi belajar sebagai program. Dalam materi tersebut dijelaskan tentang beberapa program-program pemerintah di beberapa negara yang bekerja sama dengan beberapa universitas memberikan pelatihan khusus terhadap calon pemimpin. Bahkan ada diantaranya, dijelaskan bahwa di Missisipi calon kepala sekolah dianggap cuti kerja selama memperoleh pendidikan. Mereka masih digaji oleh pemerintah. Dari sanalah, saya berfikir bahwa saya perlu belajar menjadi seorang pemimpin. Sebab, pemimpin tidak lahir dari unsur kepraktisan. Lalu, jika nanti saya menjadi seorang pemimpin, saya juga harus berfikir bijak kepada bawahan saya apabila mereka menempuh pendidikan guna membesarkan nama lembaga di tempat yang saya pimpin nanti, maka disitulah saya harus memberikan dukungan agar mereka tidak terbebani.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Ulasan Artikel Jurnal Penelitian

Contoh Proposal Kegiatan Bulan Bahasa di Sekolah

Ringkasan dan contoh soal Materi Bertelepon dengan kalimat yang sopan dan efektif, Modul Bahasa Indonesia Kelas 7SMP Semester 2 Budiwijaya Karangan Alvian Kurniawan