A. Mengenali Teks Editorial
Pernahkah kalian membaca sebuah tulisan di
koran atau majalah yang berisi tentang pendapat penulis mengenai suatu isu?
Jika pernah, berarti kalian sudah memiliki pengalaman membaca teks editorial.
Waktu SMP mungkin kalian pernah mempelajari tajuk rencana. Nah, tajuk rencana
inilah yang merupakan nama lain dari editorial, bahkan di beberapa redaksi
lainnya, teks ini juga disebut dengan mahkota surat kabar, induk karangan, leader, opini, dan penyebutan-penyebutan
lainnya.
Teks editorial adalah sebuah tulisan yang memuat pendapat pribadi seseorang terhadap permasalahan atau isu yang bersifat aktual. Editorial ditulis sebagai informasi yang memberikan stimulasi pemikiran, serta menggerakan pembaca untuk melakukan sebuah tindakan.
Pada editorial umumnya mengungkapkan
informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi,
kritik dan saran, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca. Berbeda dengan
kolom-kolom lainnya yang berisikan fakta-fakta, dalam tulisan ini justru lebih
banyak mengungkapkan pendapat atau opini. Tentunya pendapat ini berdasarkan
analisis terhadap peristiwa atau fakta yang terjadi yang menjadi sorotan
penting media tersebut.
B. Mengidentifikasi Struktur Teks Editorial
Setiap jenis teks umumnya memiliki struktur. Tidak terkecuali untuk teks editorial. Teks ini dibangun
berdasarkan struktur sebagai berikut.
1) Pernyataan pendapat (tesis), yaitu bagian yang berisi
sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Berupa pernyataan
atau teori yang akan diperkuat oleh argumen.
2) Argumentasi, yaitu bentuk alasan atau
bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan tesis bisa berupa pernyataan
umum, data hasil penelitian, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat
dipercaya.
3) Penegasan ulang pendapat (reiteration), yaitu bagian
penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam
bagian argumentasi. Dapat pula diganti dengan struktur rekomendasi yang berisi
ajakan, saran, ataupun himbauan.
C. Mengidentifikasi
Kebahasaan Teks Editorial
Seperti pada materi
sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa setiap teks memiliki ciri kebahasaan
khusus yang dapat membedakan dengan teks-teks lainnya. Kali ini kalian akan
mempelajari lebih jauh tentang bahasa khas yang lazim dipergunakan dalam teks editorial.
1)
Menggunakan
adverbia frekuentatif, yaitu kata
keterangan yang menjelaskan tingkatan intensitas/lamanya waktu yang
dipergunakan. Contoh: selalu, sering,
jarang, kadang-kadang, dan lain sebagainya.
2) Menggunakan konjungsi, yaitu kata yang dipergunakan untuk menghubungkan antarkata, frasa, klausa, kalimat, maupun paragraf.
Berikut
ini merupakan konjungsi berdasarkan fungsinya.
No. |
Konjungsi |
Contoh |
1. |
Aditif |
dan, serta, lagipula |
2. |
Pertentangan |
tetapi, sedangkan, akan tetapi, sebaliknya, namun |
3. |
Disjungtif |
maupun, baik … baik … , entah … entah … , atau …
atau … |
4. |
Waktu |
setara:
sebelumnya, setelahnya; bertingkat:
ketika, bila, sampai, demi, sementara, semenjak, tatkala, seraya |
5. |
Final |
supaya, agar, untuk |
6. |
Sebab |
karena, sebab, karena itu, sebab itu |
7. |
Akibat |
sehingga, akibatnya, sampai |
8. |
Syarat |
asalkan, jika, apabila, kalau, jikalau |
9. |
Tak bersyarat |
walaupun, biarpun, meskipun |
10. |
Perbandingan |
seperti, bagai, bagaikan, ibarat, umpama,
seakan-akan, sebagaimana |
11. |
Korelatif |
tidak hanya…tetapi juga, sedemikian rupa sehingga,
semakin…semakin, baik…maupun |
12. |
Penegas |
yakni, apalagi, misalnya, yaitu, akhirnya |
13. |
Penjelas |
Bahwa |
14. |
Pembenaran |
walaupun, meskipun, kendatipun, sekalipun |
15. |
Urutan |
lalu, kemudian, mula-mula, pertama |
16. |
Pembatasan |
kecuali, asalkan, selain |
17. |
Penanda |
terutama, umpama, paling utama |
18. |
Situasi |
padahal, sedangkan, sambil |
3) Menggunakan modalitas, yaitu cara penulis
untuk untuk menyatakan sikap dalam sebuah komunikasi. Berikut ini akan
disajikan tabel bentuk-bentuk modalitas.
No. |
Bentuk Modalitas |
Contoh |
1. |
Modalitas
Kepastian |
memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu,
tidak, bukan, bukannya, dan sebagainya. |
2. |
Modalitas
Pengakuan |
iya, benar, betul, sebenarnya, malahan, dan sebagainya. |
3. |
Modalitas
Kesangsian |
agaknya, barangkali, entah, mungkin,
rasanya, rupanya, dan sebagainya. |
4. |
Modalitas
Keinginan |
semoga, mudah-mudahan, dan sebagainya. |
5. |
Modalitas
Ajakan |
baik, marilah, hendaknya, kiranya, dan sebagainya. |
6. |
Modalitas
Larangan |
Jangan |
7. |
Modalitas
Keheranan |
mustahil, tidak masuk akal, dan sebagainya. |
4) Menggunakan
verba, yaitu kata yang menyatakan perbuatan (kata kerja). Dalam teks editorial,
verba yang sering muncul adalah sebagai berikut.
No. |
Jenis Verba |
Contoh |
Contoh |
1. |
Verba Material |
Kata
kerja yang menun-jukan perbuatan fisik atau peristiwa. |
memukul, berjalan, meminum, dan sebagainya,
|
2. |
Verba Relasional |
Kata
kerja yang memiliki hubungan intensitas. |
memiliki, menduduki, termasuk, merupakan,
mendapat, menjadi, bagian |
3. |
Verba Mental |
Kata
kerja menerapkan: (a) persepsi (b) afeksi (c) Kognisi |
melihat, merasa |
5) Menggunakan kalimat tanya retoris, yaitu
kalimat tanya yang bersifat basa-basi atau tidak memerlukan jawaban,
dikarenakan penanya sudah mengetahui jawabannya. Contoh: Pernahkah kamu melihat bulan?
D. Langkah Menyusun Teks Editorial
1. Tentukan tema;
2. Khususkan tema menjadi topik;
3. Susunlah kerangka karangan;
4. Kembangkan kerangka menjadi teks utuh;
5. Sunting atau perbaiki tulisanmu!
4.6.1 Menyusun
Kerangka Teks Editorial
Kerangka editorial
disusun berdasarkan strukturnya. Kalian dapat memulai dengan terlebih dahulu
menentukan tema, topik, dan judul. Kemudian buatlah poin-poin penting pada
bagian tesis. Selain itu, munculkan pokok-pokok opini atau alasan yang
disisipkan dengan beberapa rujukan fakta penguat sebagai bagian argumentasi.
Kerangka Teks
Editorial Tema : .......................... Topik : ........................... Judul : ............................ Struktur Tesis 1.
(kalimat utama) :
.................................... 2.
(kalimat penjelas 1, 2, dan seterusnya) : .................................... Struktur Argumentasi 1, 2, dan
seterusnya 1.
(kalimat utama) :
.................................... 2.
(kalimat penjelas 1, 2, dan seterusnya) : .................................... Struktur Reiterasi/Rekomedasi 1.
(kalimat utama) : .................................... 2.
(kalimat penjelas 1, 2, dan seterusnya) : .................................... |
D, Mengembangkan
Kerangka Menjadi Teks Editorial
Editorial tergolong ke dalam teks eksposisi jika ditinjau dari kesamaan struktur dan sifatnya. Sehingga, ada dua bentuk pengembangan editorial: (1) analitis, apabila dikembangkan dengan memuat penegasan berupa penjelasan secara komprehensif dengan menampilkan pendapat-pendapat pendukung; (2) hortatoris, apabila dikembangkan dengan sugesti agar pembaca memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang diingini penulis dalam teks tersebut.
E. Menyunting Teks
Editorial
Biasanya setiap
media massa memiliki bentuk-bentuk atau simbol koreksi tertentu yang bisa
dipahami oleh semua pihak interen, terutama pihak-pihak yang terkait dengan
pekerjaan copy reading, rewriting,
koreksi, pembuatan proof (naskah
berita yang akan atau bisa masuk percetakan).
Pada zaman
sekarang, pekerjaan menyunting dapat dilakukan sendiri oleh seorang editor
saja, tanpa menggunakan simbol-simbol seperti di atas. Saat ini sudah ada mesin
offset dan hasilnya langsung menjadi proof yang siap dikerjakan oleh bagian lay-out.
Contoh Kerangka Teks Editorial:
Kerangka
Teks Editorial
Tema :
Teknologi
Topik :
Penggunaan Gadget
Judul : Gadget Membunuh Peradaban Permainan
Tradisional
Struktur
Tesis
1.
Pengertian gadget.
2.
Peredaran gadget
saat ini di kalangan anak-anak.
3.
Gadget
membuat anak masa kini tidak mengenal permainan
tradisonal.
Struktur
Argumentasi 1
1.
Gadget membuat anak
kurang peka terhadap lingkungan sosial.
2.
Banyak
waktu terbuang untuk bermain gadget.
3.
Untuk
bermain ke luar dengan teman sebaya, anak-anak mulai engan.
4.
Banyak
permainan tradisional diabaikan.
5.
Ketika
orang tua bertanya tentang salah satu permainan tradisional, banyak yang tidak
tahu.
6.
Eksistensi
permainan tradisional berpotensi punah.
Struktur
Reiterasi/Rekomedasi
1.
Gadget memiliki dampak
negatif untuk kalangan anak-anak.
2.
Orang
tua harus mengontrol penggunaan gadget.
Anak perlu memiliki waktu luang untuk mencoba permainan tradisional.
Contoh Teks Editorial:
Komentar
Posting Komentar