AKSI NYATA MODUL 1.4 "BUDAYA POSITIF" OLEH ALVIAN KURNIAWAN
1.
LATAR BELAKANG
Budaya positif merupakan suatu keadaan yang baik dan
terjadi secara terus-menerus di dalam suatu ekosistem, salah satunya adalah
sekolah. Keadaan seperti ini tidak serta merta terbentuk, melainkan melalui
usaha sadar warga di dalamnya untuk memulai, melaksanakan, hingga menjadikannya
sebagai kebiasaan. Budaya seperti ini perlu mendapatkan dukungan besar dari
semua kalangan, baik kepala sekolah, guru, ataupun murid itu sendiri.
Melalui budaya positif diharapkan dapat menghasilkan
produk disiplin yang baik. Disiplin yang baik sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai kebajikan universal yang didambakan banyak orang. Nilai-nilai
tersebut berhubungan erat dengan tujuan pendidikan saat ini, yaitu membentuk
murid yang berkarakter profil pelajar Pancasila, yang meliputi (1) beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, (2) berkebhinekaan
global, (3) gotong royong, (4) mandiri, (5) kreatif, dan (6) bernalar kritis.
Dalam kenyataannya, untuk membentuk disiplin yang baik
di sekolah, bukanlah pekara yang mudah. Sekolah akan menemukan beberapa
hambatan yang secara signifikan akan menghalangi terwujudnya kondisi seperti
ini. Beberapa di antara hambatan tersebut adalah minimnya kesadaran warga
sekolah untuk melakukan perubahan, selain itu minimnya informasi mengenai penerapan
disiplin positif yang sesuai. Sehingga, hambatan tersebut sangat sulit untuk
mewujudkan Impian besar yang dicita-citakan warga sekolah itu sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dianggap perlu untuk
mengatasi hambatan penerapan disiplin positif melalui program-program yang
berkualitas. Sekolah perlu membuat program tertentu untuk memperbaiki
permasalahan yang sering muncul di dalamnya. Salah satu usaha sadar untuk
memperbaiki permasalahan tersebut ialah melalui kegiatan Diseminasi Budaya
Positif yang dapat dilakukan oleh pemangku kepentingan ataupun calon guru
penggerak.
2.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan budaya
positif sekolah melalui pemahaman dan praktik baik penerapan disiplin positif guna
mewujudkan warga sekolah yang kondusif dan murid berkarakter profil pelajar
Pancasila.
3.
Tolak Ukur
Keberhasilan kegiatan ini tercermin apabila warga
sekolah, terutama guru mampu memahami dan menerapkan praktik baik disiplin
positif dalam membimbing murid di sekolah. Selain itu, terbentuknya sekolah
yang ideal yang tercermin dari karakter murid yang sesuai dengan profil pelajar
Pancasila.
4. Linimasa Tindakan
·
Melakukan
koordinasi dengan pimpinan untuk melaksanakan kegiatan diseminasi Budaya
Positif.
·
Mengumpulkan
rekan guru melalui komuntas belajar sekolah guna menyebarluaskan budaya positif
beserta praktik baiknya.
·
Mengajak
guru dan wali kelas untuk menerapkan budaya positif, lalu memantau,
merefleksi, dan mengevaluasi budaya positif di sekolah.
5. Dukungan yang Dibutuhkan
· Semangat dari pihak sekolah, baik dari kepala
sekolah, rekan sejawat, orang tua murid, dan murid itu sendiri.
· Bantuan biaya yang dibutuhkan selama melakukan
kegiatan.
·
Sarana dan
prasarana yang menunjang pembentukan disiplin positif sekolah.
6. Deskripsi Aksi Nyata
Pada awalnya, saya melakukan diskusi dengan
rekan sejawat yang secara kebetulan juga merupakan peserta pendidikan calon
guru penggerak sekaligus ketua komunitas BELATI SMANDAPURA. Dalam diskusi
tersebut, kami membahas rencana untuk melakukan Diseminasi Disiplin Positif
untuk guru-guru di sekolah. Setelah konsep matang, kami menemui kepala sekolah
dan wakil kurikulum untuk mendiskusikan rencana kami tersebut. Setelah
berdiskusi dan menetapkan jadwal yang tepat, kami meminta waktu sejenak untuk
mempersiapkan aksi nyata sebagai media peraga kami dalam melakukan diseminasi.
Awalnya, saya membuat ilustrasi penerapan
segitiga restitusi dengan melibatkan beberapa murid dalam proses pengambilan
gambar. Selanjutnya, saya berusaha terlibat dalam kegiatan penyusunan keyakinan
kelas dan melakukan pendokumentasian setiap tahapan yang saya lakukan. Setelah
dokumentasi praktik baik disiplin positif saya kumpulkan, saya mulai
mempersiapkan materi, mendesain media yang menarik, dan mempelajarinya kembali
untuk pendalaman pemahaman saya.
Pada hari Rabu, 29 Mei 2024. Kegiatan
diseminasi dilakukan di ruang guru. Sebenarnya kegiatan direncanakan pada pukul
09.00 WIB, tetapi karena kendala pemadaman listrik, maka kegiatan dilaksanakan
pada pukul 12.30 WIB. Kegiatan diawali dengan renungan diri terhadap filosofi
Ki Hadjar Dewantara tentang konsep pengajaran dan pendidikan. Di sana, saya
mulai mengajak guru-guru untuk merenungkan perihal praktik baik menuntun murid
kepada keselamatan dan kebahagiaan diri sudah terwujud atau belum? Setelah itu,
saya melanjutkankannya dengan penjelasan materi tentang disipin positif,
perubahan paradigma pendidikan, hukuman vs konsekueksi, kebutuhan dasar
manusia, menyusun keyakinan kelas, lima posisi kontrol, dan penerapan segitiga
restitusi.
Dalam
kegiatan ini, dialokasikan khusus untuk melakukan curah pendapat terkait
praktik baik dalam menangani kasus yang secara riil terjadi di sekolah. Peserta
nampak tertarik dengan topik yang dibahas saat itu. Beberapa respons positif
pun bermunculan, terutama ketika kami melakukan refleksi bersama. Ternyata,
beberapa rekan guru menyadari bahwa Sebagian dari mereka telah menerapkan
praktik baik disiplin positif tersebut, tetapi masih terdapat kekeliruan. Ada juga
yang mengaku bahwa banyak praktik baik yang dipaparkan belum seutuhnya
diterapkan. Mereka pun dengan sadar menyatakan ingin mengimplementasi penerapan
disiplin positif dengan sebaik-baiknya.
Video dapat diakses melalui:
PMM :
https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/660391?from=share
YouTube :
https://www.youtube.com/watch?v=8yUdeh27AhU&t=547s
Komentar
Posting Komentar