Contoh Artikel Nonpenelitian

JENIS GAYA BAHASA DAN PERSAJAKAN PADA SYAIR LAGU-LAGU AFGAN DALAM ALBUM CONFFENSION NO.1
Alvian Kurniawan
Universitas PGRI Palembang
alviankurniawan85@yahoo.com
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripisikan jenis gaya bahasa dan persajakan pada syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pada syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 mempunyai empat klasifikasi gaya bahasa, yaitu: 1) perbandingan; 2) perulangan/penegasan; 3) pertentangan, dan 4) pertautan. Gaya bahasa yang sering muncul adalah elipsis, yaitu: gaya bahasa yang terdapat penghilangan kata atau unsur penting dalam sintaksis. Selain itu, album ini juga memiliki tiga klasifikasi sajak, yaitu: 1) sajak berdasarkan bunyinya; 2) sajak berdasarkan letaknya dalam baris, dan 3) sajak berdasarkan letaknya dalam bait. Sajak yang paling sering muncul adalah sajak aliterasi/pangkal. Sajak ini merupakan sajak yang sebuah lariknya diawali oleh kata-kata dengan fonem konsonan yang sama. Kesimpulan dalam penelitian ini menyatakan bahwa syair lagu-lagu Afgan pada album Conffension No.1 memiliki beragam gaya bahasa dan persajakan, seperti: elipsis dan aliterasi/pangkal.
Kata Kunci: gaya bahasa, sajak, album, elipsis, aliterasi
Dunia ilmiah menghubungkan bahasa dan sastra merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa adalah sarana komunikasi yang diperlukan oleh setiap anggota masyarakat. Pendapat itu diperkuat dengan pernyataan ahli yang menyatakan,

“Melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dikembangkan,
dan dapat diturunkan kepada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai
alat komunikasi, maka yang ada disekitar manusia mendapat tanggapan dalam
pikiran manusia yang disusun dan diungkapkan kembali kepada orang lain
sebagai bahan komunikasi” (Keraf, 2006:1).

Sastra merupakan pola bahasa yang mengandung estetika pemaknaan sistem bahasa. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami, dirasakan, dan dimanfaatkan oleh penikmatnya. Sastra memberi manfaat kepada pemakai dan penikmatnya. Sastra dapat dipadukan dengan pengetahuan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat pakar yang menyatakan,

“Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dapat dinikmati oleh pembaca. Untuk
dapat menikmati suatu karya sastra secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan
seperangkat pengetahuan akan karya sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup,
penikmatan akan sebuah karya sastra hanya bersifat dangkal dan sepintas karena
kurangnya pemahaman yang tepat” (Suroto, 1989:1).
.
Seseorang dapat mengekspresikan perasaan yang dialaminya dengan kreativitas seperti: puisi, prosa dan contoh lainnya adalah lagu. Sebelum manusia menikmati sebuah lagu yang telah dikombinasikan dengan sebuah musik, terlebih dahulu lagu diawali oleh sebuah tulisan yang dikenal dengan istilah lirik atau syair. Pada syair sebuah lagu, banyak terdapat unsur yang terlibat dalam pembentukannya. Unsur-unsur tersebut dibangun oleh tataran bahasa dan sastra. Salah satu unsur yang membangunnya adalah permajasan atau gaya bahasa dan persajakan.
Berdasarkan uraian di atas dan juga didasari pada penelitian terdahulu yang pernah menganalisis lirik-lirik lagu. Maka, penulis tertarik untuk dapat meneliti jenis gaya bahasa dan persajakan pada syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. “Metode deskriptif analisis adalah metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikannya,” Surakhmad (dikutip Yunita, 2008:11).
Sumber data penelitian ini menggunakan situs media MP3 lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 yang diproduksi pada tahun 2008 oleh Wannab Music Production dan dipasarkan oleh Sony BMG Indonesia dengan jumlah tiga belas lagu. Berdasarkan tinjauan awal yang dilakukan penulis dari tiga belas lagu pada album Conffension No.1, penulis hanya menganalisis sebanyak sepuluh lagu, yaitu: 1) Tanpa Batas Waktu; 2) Terima Kasih cinta; 3) Klise; 4) Entah; 5) Hanya Ada Satu; 6) Betapa Ku Cinta Padamu; 7) Sadis; 8) Shanty Lussy; 9) Hilang Rasa, dan 10) Biru.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menghasikan bahwa syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 terdapat 15 gaya bahasa, yaitu: a) gaya bahasa atau majas perbandingan yang meliputi: personifikasi, metafora, dan perumpamaan/asosiasi; b) gaya bahasa penegasan/perulangan yang meliputi: pararelisme anapora, pararelisme epipora/epistrofa, tautologi/tautotes, dan enomerasio/enumerasi; c) gaya bahasa pertentangan yang meliputi: hiperbola, sinisme, paradoks, dan antitesis; d) gaya bahasa pertautan meliputi: sinekdoke pars prototo, sinekdoke totem proparte, elipsis, dan inverse/anastrof. Penggunaan gaya bahasa elipsis yang terdapat pada syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.




No Klasifikasi Gaya Bahasa atau Majas Jenis Gaya Bahasa atau Majas Jumlah
1) Perbandingan a) Personifikasi
b) Metafora
c) Alegori
d) Perumpamaan/Asosiasi 4
5
0
1
2) Penegasan/Perulangan a) Pararelisme
- Anapora
- Epipora/Epistrofa
b) Repetisi
c) Tautologi/tautotes
d) Kiasmas/Kaismus
e) Antanaklasis
f) Enomerasio/Enumerasi
g) Interupsi/Enterupsi
h) Praterito/Preteresio
6
3
0
3
0
0
3
0
0
3. Pertentangan a) Hiperbola
b) Litotes
c) Ironi
d) Sinisme
e) Sarkasme
f) Oksimoron
g) Paradoks
h) Antitesis
i) Kontradiksio interminis 6
0
0
1
0
0
2
1
0
4. Pertautan a) Sinekdoke
- Pars Prototo
- Totem Proparte
b) Metonimia
c) Alusio
d) Elipsis
e) Inverse/Anastrof
1
2
0
0
8
7

Penulis menginterpretasikan data berdasarkan tabel di atas bahwa gaya bahasa yang dominan digunakan pada syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 adalah gaya bahasa elipsis yang muncul sebanyak 8 kali. Gaya bahasa elipsis adalah gaya bahasa yang terdapat penghilangan kata atau unsur penting dalam sintaksis. Gaya bahasa tersebut dapat dilihat dari contoh berikut.
1) Cintai kamu
(“Tanpa Batas Waktu” larik ke-8)
2) Tersadar di dalam sepiku
(“Terima Kasih Cinta” larik ke-1)
3) Menunggu tanda kau berubah
(“Klise” larik ke-10)
4) Selalu datang
(“Hanya Ada Satu” larik ke-4)
5) Menyingkirkan diriku
(“Sadis” larik ke-7)
6) Bawalah aku, dalam mimpi-mimpi indahmu
(“Shanty Lussy” larik ke-18)
7) Singkirkanlah aku
(“Hilang Rasa” larik ke-8)
8) Dan hampir tak percaya
(“Biru” larik ke-4)
Berdasarkan delapan penggalan syair lagu tersebut, kita ketahui bahwa terjadi penghilangan subjek seperti: “kau”, “aku” dan lain sebagainya.
Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa dalam album Conffension No.1 terdapat 11 sajak, yaitu: a) sajak berdasarkan bunyinya yang meliputi: sempurna/mutlak, asonansi/paruh, aliterasi/pangkal, disonansi/rangka; b) sajak berdasarkan letaknya dalam baris yang meliputi: depan/awal, tengah, dan akhir; c) sajak berdasarkan letaknya dalam bait yang meliputi: silang, berpeluk/genggang/bertaut, sama/terus/rangkai/lurus, berpasangan/kembar, dan patah/putus. Hasil penelitian mengenai sajak syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No Klasifikasi Sajak atau Rima Jenis Sajak atau Rima Jumlah
1) Sajak atau rima berdasarkan bunyinya a) Sajak sempurna/mutlak
b) Sajak asonansi/paruh
c) Sajak aliterasi/pangkal
d) Sajak disonansi/rangka 4
1
8
0
2) Sajak atau rima berdasarkan letaknya dalam baris a) Sajak depan/awal
b) Sajak tengah
c) Sajak akhir 6
2
2
3. Sajak atau Rima berdasarkan letaknya dalam bait a) Sajak silang
b) Sajak berpeluk/genggang/bertaut
c) Sajak sama/terus/rangkai/lurus
d) Sajak berpasangan/kembar
e) Sajak patah/putus 2
1
6
2
6

Penulis menginterpretasikan bahwa sajak yang dominan atau paling banyak digunakan pada syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 adalah sajak atau rima aliterasi/pangkal yang muncul sebanyak 8 kali. Sajak aliterasi/pangkal adalah sajak yang sebuah lariknya diawali oleh kata-kata dengan fonem konsonan yang sama. Sajak tersebut terdapat pada contoh sebagai berikut.
1) Terlanjur cinta, terlanjur aku inginkan cinta (9)
Tergila-gila memuja (10)
Tanpa batas waktu (11)
(“Tanpa Batas Waktu” bait ke-2, larik ke-9, 10 dan 11)
2) Tanpamu tiada berarti (9)
Tak mampu lagi berdiri (10)
(“Terima Kasih Cinta” baik ke-3, larik ke-9 dan 10)

3) Ceritakanlah apa saja (1)
Ciptakan alasan berbeda (2)
(“Klise” bait ke-1, larik ke-1 dan 2)
4) Ku tahu, kau selingkuh (1)
Kau duakan cintaku yang tulus (2)
Kau tahu, diriku (3)
(“Entah” bait ke-1, larik ke-1, 2 dan 3)
5) Setiap saat (4)
(“Betapa Aku Cinta Padamu” bait ke-1, larik ke-4)
6) Hingga kau sadari sesungguhnya yang kau punya (13)
Hanya aku tempatmu kembali (14)
(“Sadis” bait ke-3, larik ke-13 dan 14)
7) Bawalah aku, dalam mimpi-mimpi indahmu (7)
Biar abadi cinta di hati (8)
(“Shanty Lussy” bait ke-2, larik ke-7 dan 8)
8) Tak jarangnya dirimu (3)
Tiada ku rasakan bahagia (4)
(“Hilang Rasa” bait ke-1, larik ke-3 dan 4)



SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut. Pada syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 terdapat empat klasifikasi gaya bahasa, yaitu: a) gaya bahasa perbandingan yang meliputi: personifikasi, metafora, dan perumpamaan/ asosiasi; b) gaya bahasa perulangan/penegasan yang meliputi: pararelisme anapora, pararelisme epipora, tautologi/tautotes, dan gaya enomerasio/enumerasi; c) gaya bahasa pertentangan yang meliputi: hiperbola, sinisme, paradoks, dan gaya antitesis; serta d) gaya bahasa pertautan yang meliputi: sinekdoke pras prototo, sinekdoke totem proparte, elipsis inverse/anastrof. Dari keempat klasifikasi gaya bahasa tersebut, klasifikasi gaya bahasa yang dominan muncul adalah gaya bahasa pertautan, dan jenis gaya bahasa yang dominan muncul adalah gaya bahasa elipsis. Selain itu, pada syair lagu-lagu Afgan dalam album Conffension No.1 juga terdapat tiga klasifikasi jenis sajak, yaitu: a) klasifikasi sajak berdasarkan bunyinya yang meliputi: sempurna/mutlak, asonansi/paruh, dan sajak aliterasi/pangkal; b) klasifikasi sajak berdasarkan letaknya dalam baris yang meliputi: sajak depan/awal, tengah, dan akhir; serta c) klasifikasi sajak berdasarkan letaknya dalam bait yang meliputi: silang, berpeluk/genggang/bertaut, sama/terus/rangkai/lurus, berpasangan/kembar dan patah/putus. Dari ketiga klasifikasi sajak tersebut, jenis klasifikasi sajak yang dominan muncul adalah sajak berdasarkan letaknya dalam baris, dan jenis sajak yang dominan muncul adalah sajak aliterasi/pangkal.

Saran
Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis menampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada 1) akademis, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan dalam disiplin ilmu bahasa dan sastra, seperti: ilmu semantik, teori dan kajian puisi, khususnya tentang gaya bahasa dan persajakan; 2) untuk mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi mahasiswa yang berminat menganalisis jenis gaya bahasa dan persajakan dalam penelitian yang serupa serta memberi konstribusi bagi pemahaman dan pengembangan tentang pemakaian gaya bahasa dan persajakan; 3) untuk dosen dan guru, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum dan petunjuk metode pratikum ketika menganalisis unsur bahasa dan sastra dengan mempergunakan media elektronik yang disesuaikan dengan perkembangan iptek.

DAFTAR RUJUKAN
Amirin, Tri dan Agus Hartanto. 2006. Lembar Kerja Siswa Wajar. Jakarta: Graha
Pustaka.

Azhari, Muhammad dan Muhammad Nasir. 2011. Kaya Dengan Menulis Karya Sastra.
Palembang: Dramata Kreasi Media.

Keraf, Gorys. 2001. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Muda, A.K. Ahmad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher.

Pradopo, Rachmat Djoko dkk. 1990. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT Manindita Graha Widya.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Salsabila, Neyla Ulhaq. 2011. Buku Pintar Peribahasa Indonesia Lengkap dan Terpopuler. Jakarta: Blue Shop Media.

Semi, M Atar. 2001. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Tamara, Yunita. 2008. “Analisis Hakikat dan Metode Kumpulan Puisi Parewa Karya Rusly Marzuki Saria”. Skripsi S1 (belum diterbitkan). Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia.

Tjahjono, Liberatus Tengsoe. 1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Jakarta: Nusa Indah.

Verly, Anita dan Alex Suryanto. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTS Kelas VIII. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Yunita, Fera. 2008. “Gaya Bahasa Dalam Syair-Syair Lagu Letto”. Skripsi S1 (belum diterbitkan). Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Ulasan Artikel Jurnal Penelitian

Contoh Proposal Kegiatan Bulan Bahasa di Sekolah

Ringkasan dan contoh soal Materi Bertelepon dengan kalimat yang sopan dan efektif, Modul Bahasa Indonesia Kelas 7SMP Semester 2 Budiwijaya Karangan Alvian Kurniawan