A.
Contoh Kerangka Teks Editorial
Tema : Penyakit
Topik : Bahaya Rokok
Judul : Rokok Tambah Daftar Kematian Tiap Tahunnya
Struktur Tesis
Gagasan Utama :
Peredaran rokok
Gagasan Penjelas : 1. Data pengonsumsi rokok di Indonesia
2. Rokok dikonsumsi juga oleh anak-anak
3. Peredaran rokok semakin meluas
Struktur Argumentasi
Gagasan Utama : Pengaruh rokok dan larangan pengonsumsiannya
Gagasag Penjelas : 1. Beberapa dampak ringan yang ditimbulkan rokok
2.
Beberapa dampak berat dari rokok
3.
Rokok membahayakan bagi perokok pasif
4.
Pemerintah sudah mengeluarkan anjuran
5.
Larangan tidak digubris
Struktur
Reiterasi/Rekomendasi
Gagasan Utama : Usaha Mengurangi Konsumsi
Rokok
Gagasan Penjelas : 1. Mulai mematangkan niat
2. Lakukan hal positif
3. Ganti konsumsi buah-buahan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
B. Contoh Pengembangkan Kerangka dengan Cara
Parafrase
1. Mulai mematangkan niat
Parafrase : Hal
utama yang wajib dilakukan adalah mengawali dari diri sendiri untuk menjauhi
rokok.
2. Lakukan hal positif
Parafrase : Si
perokok juga bisa mengalihkan keinginan untuk merokok dengan melakukan hal
yang
bermanfaat, misalnya perbanyak olahraga dan lain sebagainya.
C. Contoh Teks Editorial Hasil Pengembangan
Kerangka
Rokok Tambah Daftar
Kematian Tiap Tahunnya
rokok, dan peredaran(n)ya
seolah menjadi isu yang selalu hangatt diperbincangkan. Padahal masalah ini
s(u)d(a)h lama sekali muncul, namun karena jumlah pengonsumsinya
masih banyak, sehingga isu ini masih layak untuk diperbincangkan. Perlu
diketahui, berdasarkan laporan Southeast Asia Tobacco
Control Alliance (SEATCA) pengonsumsi rokok di (spasi) Indonesia pada tahun 2019 tercatat sebanyak 65,19 juta orang. Angka ini
sungguh menakjubkan karena setara dengan kurang lebih 34% penduduk n(e)gara ini. Diperparah lagi bahwa pengguna rokok sudah mulai merebak ke (spasi) usia pelajar, baik SD, SMP, maupun SMA. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa peredaran rokok sendiri semakin lama justru makin meluas.
Berbicara mengenai pengaruh rokok
dan larangan pengonsumsiannya sepertinya sudah sangat banyak
artikel yang membahasnya. Dampak teringan dari rokok ini adalah menimbulkan
gejala batuk, polusi udara, dan lain-lain. Tetapi jangan salah, meski benda ini
kecil, namun dapat membunuh jutaan orang. Salah
satu yang berimbas buruk adalah perokok pasif. Kita jangan salah kaprah,
ternyata orang di sekitar kita justru lebih berpotensial terserang penyakit
saat menghirup asap rokok. Dalam hal ini, pemerintah
sudah mengeluarkan aturan untuk tidak mengonsumsi rokok, namun aturan itu
justru tidak diperhatikan.
Usaha mengurangi konsumsi rokok
sepertinya harus di(gabung) coba. Semua kembali kepada niat masing2. Salah satu caranya bisa mencoba mengisi dengan
kegiatan positif, misalnya berolahraga dan lain2
Selain itu, dapat pula dengan mengubah pola makan menjadi makanan yang
mengandung serat dan vitamin tinggi, seperti buah-buahan.
D. Contoh Hasil
Suntingan
Rokok Tambah Daftar Kematian Tiap
Tahunnya
Rokok dan peredarannya seolah menjadi isu yang selalu
hangat diperbincangkan. Padahal masalah ini sudah lama sekali muncul, namun
karena jumlah pengonsumsinya masih banyak, sehingga isu ini masih layak untuk
diperbincangkan. Perlu diketahui, berdasarkan laporan Southeast Asia
Tobacco Control Alliance (SEATCA) pengonsumsi rokok di Indonesia pada tahun
2019 tercatat sebanyak 65,19 juta orang. Angka ini sungguh menakjubkan karena
setara dengan kurang lebih 34% penduduk negara ini. Diperparah lagi bahwa
pengguna rokok sudah mulai merebak ke usia pelajar, baik SD, SMP, maupun SMA.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peredaran rokok sendiri semakin lama
justru makin meluas.
Berbicara mengenai pengaruh rokok
dan larangan pengonsumsiannya sepertinya sudah banyak artikel yang membahasnya.
Dampak teringan dari rokok ini adalah menimbulkan gejala batuk, polusi udara, dan
lain-lain. Tetapi jangan salah, meski benda ini kecil namun dapat membunuh
jutaan orang. Salah satu yang berimbas buruk adalah perokok pasif. Kita jangan
salah kaprah, ternyata orang di sekitar kita justru lebih berpotensial
terserang penyakit saat menghirup asap rokok. Dalam hal ini, pemerintah sudah mengeluarkan aturan untuk tidak
mengonsumsi rokok, namun aturan itu justru tidak diperhatikan.
Usaha mengurangi konsumsi rokok
sepertinya harus dicoba. Semua kembali kepada niat masing-masing. Salah satu
caranya bisa mencoba mengisi dengan kegiatan positif, misalnya berolahraga dan
lain-lain. Selain itu, dapat pula dengan mengubah pola makan menjadi makanan
yang mengandung serat dan vitamin tinggi, seperti buah-buahan.
Komentar
Posting Komentar