Contoh rancangan penelitian sastra oleh Alvian Kurniawan
RANCANGAN PENELITIAN KAJIAN STRATA BUNYI PUISI BERDARAH KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI
1. Latar Belakang
Mempelajari puisi adalah suatu hal yang menjadi kegiatan yang menarik. Karena didalam puisi itu sendiri banyak hal yang menjadi keindahan didalamnya. Dalam Dunia Perpuisian banyak sekali hal-hal yang patut dikaji didalam suatu puisi tersebut. Tentunya Para penyair yang membuat suatu puisi tersebut mempunyai banyak sekali unsur-unsur yang dapat memberikan ruh kepada puisi yang dibacanya tersebut. Didalam puisi tersebut ada beberapa strata atau lapisan yang dapat dikaji berdasarkan aspek-aspeknya.
Mengingat uraian diatas, tentunya akan menjadi hal yang menarik apabila kita dapat mengkaji dari kekayaan hasil bunyi yang terdapat disebuah puisi.Apalagi didalam puisi banyak hal-hal yang unik dalam pembagian warna suara atau bunyi yang dihasilkan.
Terkait dengan itu, Puisi-puisi karya Sutardji Calzoum Bachri dapat mencuri perhatian kita bersama. Apalagi dengan kredonya yang berkaitan dengan alirannya yang akan mengembalikan kata-kata yang terbelenggu oleh aturan-aturan pokok kepada mantra.tentunya ini akan menjadi sorotan yang menarik dalam pengkajian bunyinya.
2. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengkajian strata bunyi
puisi Berdarah karya Sutardji Calzoum Bachri ?
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengkajian ini adalah untuk mendeskripsikan strata bunyi pada puisi Berdarah karya Sutardji Calzoum Bachri.
4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
4.1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan konstribusi pengenalan bunyi
serta mampu menciptakan kreatifitas tersendiri.
4.2. Bagi Pecinta Puisi, diharapkan dapat memberi motivasi kegairahan apresiasi
yang lebih mendalam lagi dari sebelumnya serta lebih dapat mengenal bunyi-
bunyi lebih dalam lagi.
4.3. Bagi Mahasiswa, diharapkan dapat memberi konstribusi referensi tambahan
bagi yang tertarik akan mengkaji mengenai kajian strata bunyi puisi.
5. Tinjauan Pustaka
5.1 Kajian Literatur
5.1.1 Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif. Disusun dengan mengkonsentrasikan bahasa, struktur fisik dan struktur batin ( Waluyo; 2000 : 25)
Puisi adalah bentuk karya sastra yang bahasanya terikat oleh matra, Irama, rima serta penyusunan larik dan bait. (KLBI ;2006 :432). Jadi dapat kita simpulkan bahwasannya puisi adalah Karya sastra yang terikat oleh konvensionalan struktur fisik / bunyi serta batin / bentuk puisi itu sendiri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Puisi adalah Karya sastra yang bahasa dan penyusunannya terikat selain itu juga mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif.
Berdarah
Hari ini aku berdarah,
Kapak hitam menakik almanakku
Pecahlah rabuku.. mengalirlah…
Pecahlah selasaku… mengalirlah
Pecahlah Jumatku mengalirlah..
Darah mengalir dalam denyut dalam debar.
Darah nyerbu dalam kamus diriku
Dalam rongga pustakaku
Segalanya terdedah untuk darah.
Segalanya terbuka untuk luka
Badan tangan jalan bintang Zarah kalian berdarah
Hari ini aku berdarah
tapi tak satupun
Sampai tahu nyeriku
Aku berteriak lenggang yang menjawab
Aku bercakap sepi yang mengucap
Aku bertanya duri yang menganga
Aku bernyanyi sunyi yang menari
Kau kirim anak-anak kesekolah
Kau kirim mereka bertahun-tahun dalam kelas
Sampai tumbuh janggutnuya
Sampai panjang misainya
Sampai lebat jembutnya
Siapa dapat menterjemahkan perih?
Siapa kamus yang tahu arus?
Tak hijau tak kuning
tak biru tak merah tak warna darah
mencemplung dalam diriku
membikin laut dan aku ikan dari pedih lautan
Karang kerang tripang udang penyelam kita dari dalam yang sama
Dari pedih yang sama
Apa ya Aku berteriak koyak
Aku menggumam demam
Aku mengigau risau
Aku sangat darah
Bahkan Kalau hanya bayangku menyentuh tanah kan menggumpal darah
Pedihku Pedih kalian pedih kita Kita dari pedih yang sama
Apa yang tersayat dalamku ada dalam kalian.
Hari ini aku berjalan lewat almanakku
Tapi mungkin kalian tak tahu. Masih tak
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
5.2. Pengertian Kajian Strata Bunyi
Kajian diambil dari kata dasar kaji yang berarti penyelidikan tentang sesuatu (KLBI : 2008). Jadi, Kajian bisa diartikan sebagai hasil mengkaji .sedangkan strata berarti lapisan atau tingkatan yang menjadi ukuran dalam suatu penilaian (KLBI : 2008),Sedangkan Bunyi adalah rangkaian yang menyuarakan lambing-lambang bahasa yang di timbulkan dari alat ucap / getaran (KLBI : 2008). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kajian Strata bunyi adalah penyelidikan suatu lapisan atau tingkatan yang dihasilkan oleh getaran benda atau alat ucap.
6. Faktor- Faktor Ketatabahasaan
Dimana saat kita menyimak pembacaan puisi yang di bacakan oleh Orang lain kesan norma pertama atau yang menjadi starting point penilaian adalah lapisan bunyi. Jadi sesuatu yang di dengar itu akan di batasi jeda pendek, agak panjang, dan panjang. intonasi yang tinggi, agak tinggi dan rendah, Artikulasi yang jelas, agak jelas dan kurang jelas dan teknik bunyi lainnya yang di hasilkan.Tetapi, suara itu di sesuaikan dengan konvensi bahasa, disusun dengan begitu akan menimbulkan arti yang menarik.
Bunyi bersifat estetik atau punya unsur keindahan didalamnya dan kekuatan ekspresif. Ditinjau dari hasil bunyi yang dikeluarkan bunyi tersebut kuat hubungannya dengan musikalisasi seperti lagu, melodi, irama dan sebagainya. Bunyi berfungsi sebagai hiasan dalam puisi tetapi juga untuk mempertajam ucapan, menimbulkan rasa dan menimbulkan bayangan imajinatif / khayalan yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya.
Pentingnya peranan bunyi ini dalam kesusastraan, maka bunyi ini pernah menjadi unsur kepuitisan yang utama dalam sastra romantic, yang timbul sekitar abad ke-18, 19 di Eropa barat (Slametmuljana, 1956:56). Lebih-lebih lagi aliran simbolisme yang dipelopori oleh Charles Baudelaire (1821-1867). Salah seorang simbolis, Paul Verlaine (1844-1896) berkata bahwa musiklah yang paling utama dalam puisi. Para penyair romantik dan simbolis ingin menciptakan puisi yang mendekati musik bahkan mereka menginginkan agar kata-kata puisi adalah suara belaka. sajak-sajak penyair simbolis kebanyakan karena mementingkan suara, irama, maka kata-katanya sudah melepaskan tugasnya sebagai tanda yang memiliki pengertian (Slametmuljana. 1956:60)
Adapun kajian bunyi yang dapat dikaji dalam puisi itu adalah sebagai berikut :
6.1. Rima/ Persajakan
Adalah pengulangan bunyi dalam puisi atau dalam Kata adalah paduan bunyi. Rima berdasarkan letaknya pada larik puisi dibedakan menjadi :
6.1.2. Rima tegak/ Vertikal : terletak secara tegak dari atas kebawah pada larik
puisi dalam suatu bait. Rima tegak dapat dibedakan menjadi :
- Rima Awal : terletak pada awal larik puisi.
- Rima tengah : terletak ditengah-tengah larik puisi
- Rima akhir : terletak pada akhir larik-larik puisi,
6.1.3. Rima akhir dapat dibedakan menjadi
- Rima Sama/lurus/ terus : Terdapat pada akhir larik puisi yang bunyinya sama
- Rima Silang : Memiliki bunyi yang sama secara bersilang
- Rima Pasangan : Bunyi yang sama dan berpasang-pasang
- Rima bertaut : berpola abba
- Rima Putus : memiliki pola bunyi yang berbeda-beda
6.1.4. Rima mendatar Horizontal : Terletak secara mendatar pada sebuah larik puisi
- Rima Pangkal : Terdapat dalam kata-kata dalam sebuah larik puisi
yang diawali dengan fonem yang sama.
-Rima Rangka : Terdapat pada kata-kata yang memiliki konsonan sama
Pada sebuah larik puisi.Rima juga dibedakan
berdasarkan bunyi yang diulang, Seperti :
- Rima Sempurna : Terdapat pada kata akhir yang bunyi dan bentuknya
sama
- Rima Penuh : Terdapat pada suku kata akhir yang bunyi dan
bentuknya sama.
- Rima Paruh : Terdapat pada sukukata akhir yang bunyinya sama
tetapi bentuknya berbeda.
Dalam rima juga terdapat :
- Onomatape : Tiruan terhadap bunyi-bunyi yang ada.
- Bentuk interen pola bunyi, seperti ariterasi/ perulangan konsonan, asonansi/
vokal
-Perulangan kata atau ungkapan
7. Kajian yang Relevan
Melihat kajian yang relevan, penelitian tentang kajian Strata bunyi puisi yang
sudah pernah dilakukan. Penelitian tentang Kajian Strata bunyi puisi pernah dilakukan oleh Reni Anjawati Mahasiswa Unsri (2004) dengan judul skripsi “Kajian Puisi Aku Karya Chairil Anwar di tinjau dari Bunyinya”. Penelitian itu ditujukan kepada fonem, irama dan rima.
Dari penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut, terdapat persamaan dengan judul skripsi yang diteliti oleh penulis, yaitu sama-sama meneliti tentang kajian bunyi-bunyi pada bagian irama dan rima. Sedangakan perbedaan dari judul yang diteliti penulis yaitu, penulis meneliti bagian bunyi pada rima, irama dan efek-efek bunyi seperti onomatape, asonansi dan lain sebagainya. Selain itu perbedaannya terletak pada sample puisi dan tempat penelitian.
8. Metode Penelitian
“Metode adalah cara utama yang dipakai atau digunakan untuk mencapai suatu tujuan” Surakmad (1989;131). Metode yang digunakan sebagai landasan kajian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. “Metode deskriptif adalah metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data, dan mengklasifikasikan.” (Arikunto, 2002: 147).
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menganalisis, mengkaji, menelaah, dan mendeskripsikan analisis kesalahan penggunaan bahasa daerah kota Palembang dalam tindak tutur berdasarkan sintaksis , Pragmatik,dan Semantik sehingga dapat diperoleh data yang objektif dan akurat sesuai dengan tujuan penelitian.
9. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam hal ini adalah pendekatan yang berhubungan dengan pengarang (Pendekatan Ekspresif), dan pendekatan yang berhubungan dengan resepsi pembaca terhadap teks sastra (Pendekatan pragmatik).
10.Langkah Analisis Data
Adapun Langkah yang dipergunakan dalam mengkaji kajian puisi ini adalah :
1.) Membaca Keseluruhan puisi dalam hati,
2.) Membaca keseluruhan dengan bersuara,
3.) Mencari kata-kata yang dapat dikaji bunyinya
4.) Menentukan rima, irama, dan lainnya.
5.) Menulis hasil pengamatan
11. Langkah Kerja
11.1 Langkah Kerja
11.1.1 Tahap Persiapan
1.) Pengajuan Judul dan persetujuan dosen pembimbing dan ketua progam studi
Bahasa dan Sastra Indonesia.
2.) Studi Pustaka
3.) Pembuatan rancangan Penelitian
11.1.2 Tahap Pengumpulan Data
1.) Pengumpulan data dari sumber
2.) Pemewrikasaan data yang terkumpul
3.) Penyusunan hasil pemeriksaan data yang terkumpul
11.1.3 Tahap Pengolahan Data
1.) Pemerikasaan ulang data yang terkumpul
2.) Pengklarifikasian data lebih lanjut
3.) Pendeskripsian penganalisaan data
4.) Penafsiran dan Pengumpulan data yang ada
11.1.4 Tahap Penyusunan Laporan
1.) Penyusunan naskah dari awal sampai akhir
2.) Memperbanyak naskah laporan
12. Jadwal Penelitian
No
Kegiatan Bulan / Minggu
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4. Persiapan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
X X X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
*
13. Daftar Pustaka (Sementara)
A. K Muda Ahmad. 2008.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta ; Reality
Publisher.
Pradopo, Rahmad Djoko. 1995. Pengkajian Puisi.Yogyakarta ; Pustaka Pelajar.
Tim. 2005. LKS Wajar Kelas VII semester 1. Jakarta : Graha Pustaka.
Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi. Jakarta: Erlangga.
http : // WWW.Google.com
1. Latar Belakang
Mempelajari puisi adalah suatu hal yang menjadi kegiatan yang menarik. Karena didalam puisi itu sendiri banyak hal yang menjadi keindahan didalamnya. Dalam Dunia Perpuisian banyak sekali hal-hal yang patut dikaji didalam suatu puisi tersebut. Tentunya Para penyair yang membuat suatu puisi tersebut mempunyai banyak sekali unsur-unsur yang dapat memberikan ruh kepada puisi yang dibacanya tersebut. Didalam puisi tersebut ada beberapa strata atau lapisan yang dapat dikaji berdasarkan aspek-aspeknya.
Mengingat uraian diatas, tentunya akan menjadi hal yang menarik apabila kita dapat mengkaji dari kekayaan hasil bunyi yang terdapat disebuah puisi.Apalagi didalam puisi banyak hal-hal yang unik dalam pembagian warna suara atau bunyi yang dihasilkan.
Terkait dengan itu, Puisi-puisi karya Sutardji Calzoum Bachri dapat mencuri perhatian kita bersama. Apalagi dengan kredonya yang berkaitan dengan alirannya yang akan mengembalikan kata-kata yang terbelenggu oleh aturan-aturan pokok kepada mantra.tentunya ini akan menjadi sorotan yang menarik dalam pengkajian bunyinya.
2. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengkajian strata bunyi
puisi Berdarah karya Sutardji Calzoum Bachri ?
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengkajian ini adalah untuk mendeskripsikan strata bunyi pada puisi Berdarah karya Sutardji Calzoum Bachri.
4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
4.1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan konstribusi pengenalan bunyi
serta mampu menciptakan kreatifitas tersendiri.
4.2. Bagi Pecinta Puisi, diharapkan dapat memberi motivasi kegairahan apresiasi
yang lebih mendalam lagi dari sebelumnya serta lebih dapat mengenal bunyi-
bunyi lebih dalam lagi.
4.3. Bagi Mahasiswa, diharapkan dapat memberi konstribusi referensi tambahan
bagi yang tertarik akan mengkaji mengenai kajian strata bunyi puisi.
5. Tinjauan Pustaka
5.1 Kajian Literatur
5.1.1 Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif. Disusun dengan mengkonsentrasikan bahasa, struktur fisik dan struktur batin ( Waluyo; 2000 : 25)
Puisi adalah bentuk karya sastra yang bahasanya terikat oleh matra, Irama, rima serta penyusunan larik dan bait. (KLBI ;2006 :432). Jadi dapat kita simpulkan bahwasannya puisi adalah Karya sastra yang terikat oleh konvensionalan struktur fisik / bunyi serta batin / bentuk puisi itu sendiri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Puisi adalah Karya sastra yang bahasa dan penyusunannya terikat selain itu juga mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif.
Berdarah
Hari ini aku berdarah,
Kapak hitam menakik almanakku
Pecahlah rabuku.. mengalirlah…
Pecahlah selasaku… mengalirlah
Pecahlah Jumatku mengalirlah..
Darah mengalir dalam denyut dalam debar.
Darah nyerbu dalam kamus diriku
Dalam rongga pustakaku
Segalanya terdedah untuk darah.
Segalanya terbuka untuk luka
Badan tangan jalan bintang Zarah kalian berdarah
Hari ini aku berdarah
tapi tak satupun
Sampai tahu nyeriku
Aku berteriak lenggang yang menjawab
Aku bercakap sepi yang mengucap
Aku bertanya duri yang menganga
Aku bernyanyi sunyi yang menari
Kau kirim anak-anak kesekolah
Kau kirim mereka bertahun-tahun dalam kelas
Sampai tumbuh janggutnuya
Sampai panjang misainya
Sampai lebat jembutnya
Siapa dapat menterjemahkan perih?
Siapa kamus yang tahu arus?
Tak hijau tak kuning
tak biru tak merah tak warna darah
mencemplung dalam diriku
membikin laut dan aku ikan dari pedih lautan
Karang kerang tripang udang penyelam kita dari dalam yang sama
Dari pedih yang sama
Apa ya Aku berteriak koyak
Aku menggumam demam
Aku mengigau risau
Aku sangat darah
Bahkan Kalau hanya bayangku menyentuh tanah kan menggumpal darah
Pedihku Pedih kalian pedih kita Kita dari pedih yang sama
Apa yang tersayat dalamku ada dalam kalian.
Hari ini aku berjalan lewat almanakku
Tapi mungkin kalian tak tahu. Masih tak
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
5.2. Pengertian Kajian Strata Bunyi
Kajian diambil dari kata dasar kaji yang berarti penyelidikan tentang sesuatu (KLBI : 2008). Jadi, Kajian bisa diartikan sebagai hasil mengkaji .sedangkan strata berarti lapisan atau tingkatan yang menjadi ukuran dalam suatu penilaian (KLBI : 2008),Sedangkan Bunyi adalah rangkaian yang menyuarakan lambing-lambang bahasa yang di timbulkan dari alat ucap / getaran (KLBI : 2008). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kajian Strata bunyi adalah penyelidikan suatu lapisan atau tingkatan yang dihasilkan oleh getaran benda atau alat ucap.
6. Faktor- Faktor Ketatabahasaan
Dimana saat kita menyimak pembacaan puisi yang di bacakan oleh Orang lain kesan norma pertama atau yang menjadi starting point penilaian adalah lapisan bunyi. Jadi sesuatu yang di dengar itu akan di batasi jeda pendek, agak panjang, dan panjang. intonasi yang tinggi, agak tinggi dan rendah, Artikulasi yang jelas, agak jelas dan kurang jelas dan teknik bunyi lainnya yang di hasilkan.Tetapi, suara itu di sesuaikan dengan konvensi bahasa, disusun dengan begitu akan menimbulkan arti yang menarik.
Bunyi bersifat estetik atau punya unsur keindahan didalamnya dan kekuatan ekspresif. Ditinjau dari hasil bunyi yang dikeluarkan bunyi tersebut kuat hubungannya dengan musikalisasi seperti lagu, melodi, irama dan sebagainya. Bunyi berfungsi sebagai hiasan dalam puisi tetapi juga untuk mempertajam ucapan, menimbulkan rasa dan menimbulkan bayangan imajinatif / khayalan yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya.
Pentingnya peranan bunyi ini dalam kesusastraan, maka bunyi ini pernah menjadi unsur kepuitisan yang utama dalam sastra romantic, yang timbul sekitar abad ke-18, 19 di Eropa barat (Slametmuljana, 1956:56). Lebih-lebih lagi aliran simbolisme yang dipelopori oleh Charles Baudelaire (1821-1867). Salah seorang simbolis, Paul Verlaine (1844-1896) berkata bahwa musiklah yang paling utama dalam puisi. Para penyair romantik dan simbolis ingin menciptakan puisi yang mendekati musik bahkan mereka menginginkan agar kata-kata puisi adalah suara belaka. sajak-sajak penyair simbolis kebanyakan karena mementingkan suara, irama, maka kata-katanya sudah melepaskan tugasnya sebagai tanda yang memiliki pengertian (Slametmuljana. 1956:60)
Adapun kajian bunyi yang dapat dikaji dalam puisi itu adalah sebagai berikut :
6.1. Rima/ Persajakan
Adalah pengulangan bunyi dalam puisi atau dalam Kata adalah paduan bunyi. Rima berdasarkan letaknya pada larik puisi dibedakan menjadi :
6.1.2. Rima tegak/ Vertikal : terletak secara tegak dari atas kebawah pada larik
puisi dalam suatu bait. Rima tegak dapat dibedakan menjadi :
- Rima Awal : terletak pada awal larik puisi.
- Rima tengah : terletak ditengah-tengah larik puisi
- Rima akhir : terletak pada akhir larik-larik puisi,
6.1.3. Rima akhir dapat dibedakan menjadi
- Rima Sama/lurus/ terus : Terdapat pada akhir larik puisi yang bunyinya sama
- Rima Silang : Memiliki bunyi yang sama secara bersilang
- Rima Pasangan : Bunyi yang sama dan berpasang-pasang
- Rima bertaut : berpola abba
- Rima Putus : memiliki pola bunyi yang berbeda-beda
6.1.4. Rima mendatar Horizontal : Terletak secara mendatar pada sebuah larik puisi
- Rima Pangkal : Terdapat dalam kata-kata dalam sebuah larik puisi
yang diawali dengan fonem yang sama.
-Rima Rangka : Terdapat pada kata-kata yang memiliki konsonan sama
Pada sebuah larik puisi.Rima juga dibedakan
berdasarkan bunyi yang diulang, Seperti :
- Rima Sempurna : Terdapat pada kata akhir yang bunyi dan bentuknya
sama
- Rima Penuh : Terdapat pada suku kata akhir yang bunyi dan
bentuknya sama.
- Rima Paruh : Terdapat pada sukukata akhir yang bunyinya sama
tetapi bentuknya berbeda.
Dalam rima juga terdapat :
- Onomatape : Tiruan terhadap bunyi-bunyi yang ada.
- Bentuk interen pola bunyi, seperti ariterasi/ perulangan konsonan, asonansi/
vokal
-Perulangan kata atau ungkapan
7. Kajian yang Relevan
Melihat kajian yang relevan, penelitian tentang kajian Strata bunyi puisi yang
sudah pernah dilakukan. Penelitian tentang Kajian Strata bunyi puisi pernah dilakukan oleh Reni Anjawati Mahasiswa Unsri (2004) dengan judul skripsi “Kajian Puisi Aku Karya Chairil Anwar di tinjau dari Bunyinya”. Penelitian itu ditujukan kepada fonem, irama dan rima.
Dari penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut, terdapat persamaan dengan judul skripsi yang diteliti oleh penulis, yaitu sama-sama meneliti tentang kajian bunyi-bunyi pada bagian irama dan rima. Sedangakan perbedaan dari judul yang diteliti penulis yaitu, penulis meneliti bagian bunyi pada rima, irama dan efek-efek bunyi seperti onomatape, asonansi dan lain sebagainya. Selain itu perbedaannya terletak pada sample puisi dan tempat penelitian.
8. Metode Penelitian
“Metode adalah cara utama yang dipakai atau digunakan untuk mencapai suatu tujuan” Surakmad (1989;131). Metode yang digunakan sebagai landasan kajian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. “Metode deskriptif adalah metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data, dan mengklasifikasikan.” (Arikunto, 2002: 147).
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menganalisis, mengkaji, menelaah, dan mendeskripsikan analisis kesalahan penggunaan bahasa daerah kota Palembang dalam tindak tutur berdasarkan sintaksis , Pragmatik,dan Semantik sehingga dapat diperoleh data yang objektif dan akurat sesuai dengan tujuan penelitian.
9. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam hal ini adalah pendekatan yang berhubungan dengan pengarang (Pendekatan Ekspresif), dan pendekatan yang berhubungan dengan resepsi pembaca terhadap teks sastra (Pendekatan pragmatik).
10.Langkah Analisis Data
Adapun Langkah yang dipergunakan dalam mengkaji kajian puisi ini adalah :
1.) Membaca Keseluruhan puisi dalam hati,
2.) Membaca keseluruhan dengan bersuara,
3.) Mencari kata-kata yang dapat dikaji bunyinya
4.) Menentukan rima, irama, dan lainnya.
5.) Menulis hasil pengamatan
11. Langkah Kerja
11.1 Langkah Kerja
11.1.1 Tahap Persiapan
1.) Pengajuan Judul dan persetujuan dosen pembimbing dan ketua progam studi
Bahasa dan Sastra Indonesia.
2.) Studi Pustaka
3.) Pembuatan rancangan Penelitian
11.1.2 Tahap Pengumpulan Data
1.) Pengumpulan data dari sumber
2.) Pemewrikasaan data yang terkumpul
3.) Penyusunan hasil pemeriksaan data yang terkumpul
11.1.3 Tahap Pengolahan Data
1.) Pemerikasaan ulang data yang terkumpul
2.) Pengklarifikasian data lebih lanjut
3.) Pendeskripsian penganalisaan data
4.) Penafsiran dan Pengumpulan data yang ada
11.1.4 Tahap Penyusunan Laporan
1.) Penyusunan naskah dari awal sampai akhir
2.) Memperbanyak naskah laporan
12. Jadwal Penelitian
No
Kegiatan Bulan / Minggu
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4. Persiapan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
X X X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
*
13. Daftar Pustaka (Sementara)
A. K Muda Ahmad. 2008.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta ; Reality
Publisher.
Pradopo, Rahmad Djoko. 1995. Pengkajian Puisi.Yogyakarta ; Pustaka Pelajar.
Tim. 2005. LKS Wajar Kelas VII semester 1. Jakarta : Graha Pustaka.
Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi. Jakarta: Erlangga.
http : // WWW.Google.com
Komentar
Posting Komentar