KTI: PEMEROLEHAN BAHASA PADA MUHAMMAD IRFAN DIMAS, OLEH: ALVIAN KURNIAWAN, S.Pd

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA MUHAMMAD IRFAN DIMAS

disusun oleh:

ALVIAN KURNIAWAN
Nomor Induk Mahasiswa 06012681519029
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa
Bidang Kajian Utama Pendidikan Bahasa Indonesia

Mata Kuliah : Pemerolehan Bahasa Kedua
Dosen Pengasuh: 1. Dr. Subadiyono, M.Pd.
2. Dr. Agus Saripudin, S.Pd., M.Ed.





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurahkan atas kehadirat Allah swt karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penelitian pemerolehan bahasa pertama pada Muhammad Irfan Dimas ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai tugas akhir perkuliahan mata kuliah pemerolehan bahasa kedua pada semester satu program studi magister pendidikan bahasa dengan bidang kajian utama pendidikan bahasa Indonesia di Universitas Sriwijaya Palembang.
Penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Subadiyono, M.Pd dan Dr. Agus Saripudin, S.Pd., M.Ed selaku dosen pengajar mata kuliah ini, serta semua pihak yang telah membantu memberikan memotivasi, sehingga tugas ini dapat diselesaikan.
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah selanjutnya.

Palembang, November 2015









DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

Pendahuluan ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

Pembahasan ................................................................................................................. 3
A. Pemerolehan Bahasa Pertama Muhammad Irfan Dimas pada Bidang Fonologi 3
B. Pemerolehan Bahasa Pertama Muhammad Irfan Dimas pada Bidang Sintaksis 4
C. Pemerolehan Bahasa Pertama Muhammad Irfan Dimas pada Bidang Semantik 5
D. Pemerolehan Bahasa Pertama Muhammad Irfan Dimas pada Bidang Morfologi 6

Penutup ............................................................................................................................ 7
A. Simpulan ................................................................................................................ 7
B. Saran ....................................................................................................................... 7

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 8

Lampiran ....................................................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerolehan (aquisition) merupakan proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa anak adalah proses bagi anak saat mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal. Dalam hal ini, pemerolehan bahasa pertama dapat terjadi jika anak yang sebelumnya lahir tanpa bahasa, kini telah memperoleh satu bahasa.
Anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi dari pada bentuk bahasanya pada saat ia memperoleh bahasa. Pemerolehan bahasa anak cukup kesinambungan, memiliki rangkaian yang satu dan bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.
Pemerolehan bahasa pertama anak tentunya berbeda-beda. Untuk melihat perbedaan itu, tidak serta merta hanya diperoleh melalui teori-teori saja. Dalam hal ini diperlukan adanya pengamatan khusus terhadap anak-anak. Sehingga, peneliti menggangap perlu untuk mengadakan penelitian terhadap pemerolehan bahasa pertama pada seorang anak berusia dua tahun yang bernama Muhammad Irfan Dimas.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang fonologi?
2. Bagaimanakah pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang sintaksis?
3. Bagaimanakah pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang semantik?
4. Bagaimanakah pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang morfologi?




C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengalisis dan mendeskripsikan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang fonologi.
2. Untuk mengalisis dan mendeskripsikan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang sintaksis.
3. Untuk mengalisis dan mendeskripsikan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang semantik.
4. Untuk mengalisis dan mendeskripsikan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang morfologi.




BAB II
PEMBAHASAN
PEMEROLEHAN BAHASA PADA MUHAMMAD IRFAN DIMAS

A. Pemerolehan Bahasa Pertama Muhammad Irfan Dimas pada Bidang Fonologi
Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang fonologi, diperoleh data sebagai berikut.
1. Pola Fonem “Konsonan-Vokal” dan “Vokal-Konsonan”
Kata-kata yang diucapkan Dimas berdasarkan pola fonemnya, pada umumnya dimulai dengan fonem konsonan yang kemudian diikuti fonem vokal, seperti kata “ma”, “pa”, dan lain-lain. Demikian pula sebaliknya, ada beberapa kata yang didahului dengan fonem vokal baru kemudian fonem konsonan, seperti kata “om”, “adek” dan lain-lain.

2. Mucul Fonem Vokal Rangkap dalam Satu Kata
Peneliti juga memperoleh data bahwa ada beberapa kata yang diucapkan oleh Dimas yang menggunakan dua fonem vokal yang sama dan berurutan, misalnya kata “oom”, “eek”, dan lain-lain. Meskipun juga terdapat kata-kata yang dua fonemnya berbeda, namun berurutan, seperti kata “aek”. Namun, proporsi fonem vokal yang sama dan berurutan itu lebih banyak diucapkan Dimas, dibandingkan yang berbeda fonem vokal. Bahkan ketika mengucapkan vokal yang berbeda tersebut, suara tidak terlampau jelas terdengar pada fonem kedua. Sedangkan, kata yang vokalnya sama terdengar dengan jelas dan tepat pemenggalannya.

3. Hilangnya Beberapa Konsonan Hambat di Awal Kata
Konsonan hambat pada umumnya menghambat pengucapan ketika udara keluar dari paru-paru. Konsonan di awal kata seperti /p/, /b/, /k/, /t/ dan /d/ sering sekali hilang pada saat diucapkan oleh Dimas. Dalam pengamatan peneliti, Dimas sering mengucapkan kata “asah” dari kata “basah”, “ucuk” dari kata “busuk” yang berarti menghilangkan konsonan “b” di awal kata; selain itu terdengar pula kata “aket” dari kata “sakit”, “ano” dari kata “sano” yang berarti menghilangkan konsonan “s” di awal kata. Selain itu, tidak munculnya konsonan “t”, pada kata “empat” yang berarti “tempat”, “angkap” dari kata “tangkap”. Sedangkan, pada fonem “k” selain hilang, terkadang juga berubah fonem, misal: “kau” menjadi “au”, “kakak” menjadi “tatak”, dan lain-lain.

4. Sulit Menyebutkan Suku Kata Awal yang Dimatikan dengan Konsonan Nasal “N”
Konsonan nasal adalah konsonan yang dihasilkan oleh udara yang keluar dari paru-paru melalui hidung. Beberapa kata yang suku katanya dimatikan dengan konsonan “n” terdengar tidak ada. Konsonan “n” tersebut justru terdengar bergabung dengan suku kata setelahnya. Misalkan kata “gendong” hanya terdengar “ndong”; kata “kencing” terdengar “nceng”; “minta” terdengar “ntak”; kata “bunda” menjadi “nda”, dan lain-lain.

5. Berubahnya Fonem “S” menjadi “C”
Fonem “s” sering terdengar menjadi “c”, hal ini terjadi pada sebagian kata yang fonem “s” nya terletak di awal kata dan di tengah. Contoh: kata “susu” menjadi “cucu”; “satu” menjadi “catu”, dan lain-lain.


B. Pemerolehan Bahasa Pertama Muhammad Irfan Dimas pada Bidang Sintaksis
Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang sintaksis, diperoleh data sebagai berikut.
1. Mampu Menyebutkan Satu Kata (Holophrase) dan Frasa
Dalam pengamatan yang dilakukan, Dimas telah mampu menyebutkan berbagai macam kata, seperti: nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan lain-lain. Dimas juga mampu mengucapkan frasa yang terdiri atas dua sampai tiga kata, seperti: “Mbah Emas” maksudnya “Simbah Dimas”; “gi awe” maksudnya “pergi begawe”, dan lain-lain.

2. Inversi Kata
Predikat sering diucapkan di awal subyek oleh Dimas. Data yang tercatat menyatakan bahwa Dimas pernah mengatakan “otong aek” (motor naik); “eek Emas” (eek Dimas); “mpak tatak Ado” (campak kakak Aldo), dan lain-lain.

3. Elipsis Fungsi Kalimat
Beberapa fungsi kalimat sering hilang atau tidak terdengar dalam ucapan Dimas. Secara dominan, fungsi predikat sering ditiadakan. Hal ini ditemukan pada ucapan “Oom awe” (Om gawe) dalam ucapan ini, tidak ditemukan predikat “pergi”; selain itu “Mbah emen” (Simbah permen) dalam hal ini tidak ditemukan predikat “beli”, dan lain-lain.

4. Mampu Menyebutkan Kalimat Tunggal
Meskipun tidak semua ucapan mampu berbentuk kalimat tunggal dengan fungsi kalimat yang kompleks, namun dari beberapa data, Dimas sudah terdengar mampu menyebutkan kata-kata yang terdiri dari tiga kata dengan fungsi subyek, predikat, dan objek dengan sempurna. Contoh: “Emas num cucu.” (Dimas minum susu.); “Atas num pi.” (Akas minum kopi.), dan lain-lain.


C. Pemerolehan Bahasa Pertama Muhammad Irfan Dimas pada Bidang Semantik
Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang semantik, diperoleh data sebagai berikut.
1. Menyebutkan Sesuatu Hal Berdasarkan Kata Umumnya
Sewaktu berada di kamar mandi, Dimas melihat ada ikan tempalo di dalam bak. Responsif yang dilakukan adalah mengatakan kata “tu ikan”. Secara pemaknaan, bisa jadi Dimas menginformasikan bahwa di situ ada ikan, ikan itu bergerak, dan lain-lain.
Hanya saja kata yang dirujuknya lebih bersifat umum. Ia tidak menyebutkan kata “tempalo” dengan cara pengucapannya. Sama juga ketika ada teman peneliti saat berkunjung di rumah peneliti. Dimas memanggilnya dengan kata “Oom” padahal peneliti sempat menginformasikan namanya adalah Om Ridho.

2. Mengolaborasikan Ujaran dengan Kinestetik
Ucapan Dimas kadang dapat dipahami dari gerakan yang dilakukannya untuk melengkapi ujaran yang disampaikannya. Suatu ketika, Dimas mengatakan “mama aket” (mama sakit) sambil menunjuk kakinya sendiri. Dari kinesik yang dilakukan, secara tidak langsung peneliti menangkap bahwa Dimas hendak menginormasikan bahwa kaki mamanya sakit.
Selain itu, Dimas pernah menangis saat di rumah peneliti sambil berkata “alek” (balik) dengan menunjuk ke arah rumah mamanya yang terletak di depan rumah peneliti. Dari ujaran dan kinestetik tersebut, Dimas mungkin menyampaikan maksud secara verbal dan nonverbal yaitu “Ayo pulang ke rumah mama!”

D. Pemerolehan Bahasa Pertama Muhammad Irfan Dimas pada Bidang Morfologi
Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang morologi, diperoleh data sebagai berikut.
1. Menyebutkan Beberapa Bentuk Kata Dasar atau Kata Asal Antara 1-2 Suku Kata
Kata dasar atau kata asal adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk (kata yang bentuknya masih sederhana). Ditinjau dari jumlah suku katanya, Dimas mampu memperoleh kosa kata dasar yang jumlahnya berkisaran antara satu hingga dua suku kata. Sebagai contoh satu suku kata adalah kata “mam”, “mbah”, “om”, dan lain-lain; Contoh untuk dua suku kata misalnya “ta-tak”, “mo-bing”, “pa-pa”, “a-no”, dan lain-lain;

2. Predikat Berbentuk Kata Dasar
Sangat jarang ditemukan kata afiks (kata berimbuhan) pada predikat, baik berbentuk prefiks, infiks ataupun sufiks. Dimas baru mampu menyebutkan predikat dalam bentuk kata dasar saja. Contoh: “Emas kan emen.”
Kata “memakan” disebutnya “kan” atau “makan”.

3. Mampu Menyebutkan Jenis Kata Benda, Sifat, Kerja, Keterangan, dan Seru
Kata benda (nomina) sering sekali terdengar dari ucapan Dimas. Ia mampu menyebutkan kata benda berbentuk abstrak, seperti kendaraan, hewan, dan lain-lain. Selain kata benda, ia juga mampu menyebutkan kata kerja, keterangan, dan kata seru (interjeksi).



BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Adapun simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada
bidang fonologi, diperoleh data bahwa pola fonem ujaran “konsonan-vokal” dan “vokal-
konsonan”; Mucul fonem vokal rangkap dalam satu kata; Hilangnya beberapa konsonan
hambat di awal kata; Sulit menyebutkan suku kata awal yang dimatikan dengan konsonan nasal “n”, dan berubahnya fonem “s” menjadi “c”
2. Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang sintaksis, diperoleh data bahwa mampu menyebutkan satu kata (Holophrase) dan frasa; sering menginversi kata; Terdapat elipsis fungsi kalimat, dan mampu menyebutkan kalimat tunggal
3. Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada bidang semantik, diperoleh data bahwa dapat menyebutkan sesuatu hal berdasarkan kata umumnya, dan mengolaborasikan ujaran dengan kinestetik
4. Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa pertama Muhammad Irfan Dimas pada
bidang morologi, diperoleh data bahwa dapat menyebutkan beberapa bentuk kata
dasar atau kata asal antara 1-2 suku kata; Memiliki predikat berbentuk kata dasar;
Mampu menyebutkan jenis kata benda, sifat, kerja, keterangan, dan seru.

B. Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat menggali lagi penelitian serupa, dan membaca lebih lanjut mengenai pemerolehan bahasa dari berbagai sumber untuk memperkaya pengetahuan tentang pemerolehan bahasa itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA




Lampiran:

Mengenal Lebih Dekat Muhammad Irfan Dimas

Muhammad Irfan Dimas atau Dimas merupakan Putra kedua pasangan Ibu Rina Aprina dan Bapak Muhammad Iwan. Ia dilahirkan di Palembang, 1 November 2013 yang beralamatkan di Jalan Bungaran 5 RT 14 RW 03 Kelurahan 8 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang 30252. Dimas berasal dari kalangan keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Meskipun kedua orang tuanya hanya memiliki tempat usaha kecil, namun setidaknya kehidupannya dapat dikategorikan berkecukupan.
Kedua orang tua Dimas sama-sama berasal dari kota Palembang. Untuk itu, bahasa pertama yang seharusnya diperoleh Dimas adalah bahasa Palembang. Hanya saja, Dimas sering sekali diasuh dengan orang tua peneliti yang notabennya berasal dari Sleman, Yogyakarta dan OKU, Sumatera Selatan yang telah menetap di Palembang selama lima belas tahun. Jadi, selain memperoleh bahasa Palembang, Dimas juga memperoleh bahasa Jawa dan bahasa Komering.
Pada usiannya yang kedua tahun ini, peneliti melakukan penelitian terhadap pemerolehan bahasa pertama Dimas. Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama empat bulan setelah memperoleh tugas untuk mengamati pemerolehan bahasa pada anak oleh dosen pengasuh mata kuliah Pemerolehan Bahasa Kedua pada bulan Agustus 2015 yang lalu hingga November 2015.
Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan langsung kepada sang anak yang kemudian dicatat dalam sebuah buku. Penelitian dilakukan secara berkala, meski tidak setiap hari, namun sesekali apabila peneliti menemukan adanya kosa kata baru yang diucapkan Dimas, maka peneliti akan mencatatnya. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan ibu peneliti yang kesehariannya lebih sering menghabiskan waktu berinteraksi dengan anak tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Ulasan Artikel Jurnal Penelitian

Contoh Proposal Kegiatan Bulan Bahasa di Sekolah

Ringkasan dan contoh soal Materi Bertelepon dengan kalimat yang sopan dan efektif, Modul Bahasa Indonesia Kelas 7SMP Semester 2 Budiwijaya Karangan Alvian Kurniawan