Mengembangkan Materi atau Bahan Ajar Oleh Alvian Kurniawan, S.Pd.
MENGEMBANGKAN MATERI ATAU BAHAN PEMBELAJARAN
(Makalah Mata Kuliah Pengembangan Desain Pembelajaran)
disusun oleh:
Alvian Kurniawan
NIM. 06012681519029
Prodi Magister Pendidikan Bahasa
Bidang Kajian Utama Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah swt yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah Pengembangan Desain Pembelajaran. Dalam proses penyusunan makalah, penulis menemukan berbagai hambatan. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nurhayati, M. Pd. dan Dr. Agus Saripudin, M. Ed. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Desain Pembelajaran Program Studi Magister Pendidikan Bahasa yang telah memberikan bimbingan;
2. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu, memberi inspirasi, dan memotivasi, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan untuk makalah selanjutnya.
Palembang, November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
Pendahuluan ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB IX Mengembangkan Materi atau Bahan Pembelajaran ..................................... 3
A. Materi atau Bahan Pembelajaran ...................................................................................
B. Pentingnya Pengembangan Sistem Pengiriman dan Penyeleksian Media .......................
C. Komponen Paket Pembelajaran .....................................................................................
D. Memilih Bahan Ajar yang Ada ......................................................................................
E. Peran Designer dalam Pengembangan Bahan dan Pengiriman Pembelajar ..................
F. Mengembangkan Bahan Ajar untuk Evaluasi Formatif ................................................
G. Bahan Pengembangan Alat dan Sumber Produksi ......................................................
H. Proses Pengembangan Awal .........................................................................................
I. Tahapan Intruksi Pengembangan Lanjutan ...................................................................
J. Studi Kasus: Kelompok Pelatihan Kepemimpinan .......................................................
Penutup ............................................................................................................................
Daftar Pustaka .................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di ruang kelas seorang instruktur melakukan banyak hal yang dapat kita gambarkan sebagai komponen dari strategi pembelajaran. Instruktur adalah motivator yang baik, presenter konten, pemimpin kegiatan praktek, dan evaluator. Instuktur membuat keputusan yang mempengaruhi seluruh kelompok serta individu peserta didik. Instruktur biasanya diperlukan untuk menggunakan strategi di mana mereka harus memindahkan seluruh kelas menjadi maju melalui urutan instruksi atau mempertahankan seluruh kelas pada titik tertentu dalam instruksi sampai mereka merasa bahwa keterampilan dan pengetahuan yang cukup telah dikembangkan dalam mayoritas kelompok.
Ciri dari instruksi individual adalah bahwa banyak peristiwa pembelajaran biasanya dilakukan oleh instruktur dengan sekelompok mahasiswa sekarang disajikan kepada siswa individual melalui bahan ajar. Hal ini bukan berarti bahwa perlu instruktur dihapus dari pengaturan pembelajaran. Peran instruktur itu berbeda, Instruktur masih sebagai motivator serta konselor, evaluator, dan pengambil keputusan; dan instruktur biasanya merasa tanggung jawab tambahan untuk setiap siswa dalam penguasaan tujuan.
Sebagai seorang instruktur, direkomendasikan bahwa instruktur harus memproduksi bahan pembelajaran. Bahan harus memungkinkan siswa untuk mempelajari informasi baru dan keterampilan tanpa intervensi dari instruktur sesama siswa. Sehingga, dalam makalah ini akan disajikan pembahasan tentang mengembangkan materi atau bahan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan materi atau bahan pembelajaran?
2. Bagaimanakah pentingnya pengembangan sistem pengiriman (Delivery System) dan
penyeleksian media?
3. Apa sajakah yang menjadi komponen paket pembelajaran?
4. Bagaimanakah cara memilih bahan ajar yang ada?
5. Bagaimanakah peranan desainer dalam pengembangan bahan pembelajaran?
6. Bagaimanakah mengembangkan bahan pembelajaran untuk evaluasi formatif?
7. Apa sajakah yang termasuk bahan pengembang alat dan sumber produksi?
8. Bagaimana proses pengembangan awal itu?
9. Bagaimana tahapan intruksi pengembanagan lanjutan itu?
10. Bagaimana studi kasus tentang kelompok pelatihan kepemimpinan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui materi atau bahan pembelajaran;
2. Untuk membahas pentingnya pengembangan sistem pengiriman (Delivery System) dan
penyeleksian media;
3. Untuk membahas komponen paket pembelajaran;
4. Untuk menjelskan cara memilih bahan ajar yang ada;
5. Untuk menjelaskan peranan desainer dalam pengembangan bahan pembelajaran;
6. Untuk memaparkan cara mengembangkan bahan pembelajaran untuk evaluasi formatif;
7. Untuk menjelaskan apa sajakah yang termasuk bahan pengembang alat dan sumber
produksi;
8. Untuk menjelaskan proses pengembangan awal;
9. Untuk memaparkan tahapan intruksi pengembanagan lanjutan itu;
10. Untuk menjelaskan studi kasus tentang kelompok pelatihan kepemimpinan.
BAB IX
MENGEMBANGKAN MATERI ATAU BAHAN PEMBELAJARAN
A. Materi atau Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran memiliki istilah yang berbeda-beda diberikan oleh para ahli. Istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain pembelajaran adalah instructional materials (Yaumi, 2013:270). Serangkaian bahan yang dipergunakan disebut dengan delivery system. Dick dan Carey (2013: 364) menjelaskan bahwa delivery system secara istilah dapat dimaksudkan sebagai penyebutan yang dipergunakan untuk menggambarkan sarana intruksi yang akan diberikan kepada peserta didik. Termasuk di dalamnya adalah intruksi yang diberikan atau dipimpin oleh seorang instruktur, pendidikan jarak jauh, dan bahan ajar sendiri.
Bahan pembelajaran di sini mencangkup banyak jenis, diantaranya adalah petunjuk bagi instruktur, modul peserta didik, overhead transparancies (OHP), video tapes, format multimedia berbasis komputer, dan web pages untuk jarak jauh (Dick dan Carey dalam Yaumi, 2013: 271).
B. Pentingnya Pengembangan Sistem Pengiriman (Delivery System) dan Penyeleksian
Media
Bahan ajar sangat penting untuk didesain dan dikembangkan. Karena salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran adalah tersedianya bahan pembelajaran. Secara teknis, bahan pembelajaran dapat didesain sebagai representasi penjelasan tenaga pengajar di depan kelas di samping berperan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran termasuk target dan sasaran yang hendak dicapai. Di samping itu, bahan pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Yaumi, 2013:273). Dalam proses desain pembelajaran ditentukan oleh sistem pengiriman (delivery system) dan strategi pengembangan pembelajaran, seperti: pengelompokan dan pengurutan, komponen belajar, pengelompokan-pengelompokan peserta didik, dan pemilihan media sementara. Jika desainer akan mengerjakan sistem pengiriman, maka berbagai pilihan akan terbatas pada pilihan media yang telah dibuat dengan cukup stabil. Salah satu caranya dengan membuat pilihan terbuka dari format media dan sistem pengiriman yang ideal. Namun, kemungkinan besar bahwa spesifikasi format tersebut akan direvisi selama pengembangan bahan dilakuk Intinya di sini adalah praktek yang dihubungkan secara teoritis akan berjalan dengan baik ke dalam sebuah realitas sebagai bagian alami dari proses pengembangan materi. Dalam hal ini, beberapa masalah yang muncul diharapkan dapat diatasi dengan cara mengomromikan pemecahan masalah yang dihasilkan untuk membantu memastikan produk pendidikan yang bisa diterapkan yang sesuai pembelajaran lingkungan hidup.
Ada tiga faktor yang dapat dikompromikan dalam memilih media dan sistem pengiriman, yaitu: (1) ketersediaan bahan ajar yang ada, (2) produksi dan kendala implementasi, dan (3) jumlah ketersediaan fasilitas instruktur yang ada pada kegiatan pembelajaran. Ketersediaan bahan ajar yang ada kadang-kadang menjadi alternatif yang menarik untuk melalui proses pengembangan dan produksi. Bahan yang ada bisa diganti sebagai bahan yang direncanakan pada skala mulai dari urutan motivasi tunggal dalam satu pelajaran ke seluruh kursus atau kurikulum.
Desainer pemula yang belum bekerja dengan media yang kompleks sering meremehkan biaya perekrutan produksi komersial, dan sama-sama meremehkan keahlian, infrastruktur, dan perekrutan waktu untuk rumah produksi. Kadang setelah pembangunan selesai, biaya duplikasi, distribusi, dan pemeliharaan bisa sama mahal dan memiliki biaya produksi tak terduga. Untuk mengantisipasi kendala tersebut dapat diatasi dengan uji kelayakan selama analisis konteks pembelajaran, dan untuk mempertahankan unsur keterbukaan, sudut pandang yang fleksibel ketika memasuki tahap produksi bahan. Ketika dihadapkan dengan dilema ini, strategi terbaik adalah untuk kembali ke format media sederhana dan menghasilkan format media dengan baik daripada menempel dengan format media yang kompleks dan memproduksi format media yang buruk.
Kita dapat menggunakan contoh Neighborhood Crime Watch lagi, jika itu menjadi kualitas yang nyata, web berbasis video streaming untuk di luar jangkauan akan lebih baik untuk turun kembali ke presentasi Power Point yang baik dikembangkan untuk pengiriman web daripada melakukan video amatir.
Jumlah fasilitasi instruktur dalam penerapan tehnologi baru biasanya mencoba untuk meniru fitur dari teknologi lama. Dengan demikian, kita mulai menggunakan ITV atau instruksi berbasis komputer atau instruksi berbasis web. Kita juga bisa mencoba untuk meniru fitur dari pengalaman kelas siswa kita. Fasilitasi instruktur adalah fitur khusus dari instruksi kelas yang memiliki implikasi untuk bagaimana kita mengembangkan bahan ajar. Kemudian dalam bab ini, kita akan membahas bagaimana faktor fasilitasi mempengaruhi perkembangan tatap muka instruksi, tetapi di sini kita juga akan melihat bagaimana hal itu mempengaruhi pelaksanaan jarak sistem pengiriman pembelajaran. Fasilitasi instruktur adalah titik di mana pembelajaran jarak jauh: filsafat kadang-kadang menyimpang antara program akademik, dan program pelatihan profesional dan teknis.
Ada beberapa implikasi pada Tabel 9.1 untuk pengembangan bahan pembelajaran dari kejauhan. Konsep jarak transaksional, termasuk dialog tingkat tinggi tentu dalam model akademik memberikan siswa persepsi dari pengalaman lebih pribadi dan perasaan afiliasi kelompok. Banyak partisipasi instruktur dari dialog ini melalui diskusi online dan praktek dengan umpan balik, dan umumnya tercermin dalam evaluasi siswa yang lebih positif dari kursus dan instruktur. Ini adalah fitur dari instruksi kelas yang model akademik mencoba untuk meniru dalam pembelajaran jarak jauh. Ketika diskusi dan umpan balik yang diberikan oleh instruktur, biaya pengembangan bahan awal yang rendah, namun, persiswa biaya yang tinggi dan tentu saja tidak dapat ditingkatkan dalam ukuran tanpa menyewa instruktur tambahan.
Model di Universitas terbuka menggunakan staf tertentu untuk membatasi biaya instruktur, mempertahankan kursus pribadi, dan memungkinkan penonton siswa besar. Namun, biaya yang per-siswa, masih bisa tinggi karena personil dan biaya adminisatratif. Model pelatihan profesional dan teknis pembelajaran jarak jauh memilih untuk biaya pengembangan awal yang lebih tinggi dengan menetapkan komponen pembelajaran untuk bahan pembelajaran daripada instruktur, dan kemudian hal itu bergantung pada distribusi untuk sejumlah besar siswa untuk menurunkan biaya per-siswa.
Tabel 9.1
Tingkat Fasilitasi Instruktur di Tiga Model Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem pengiriman
Tujuan
Fasilitasi instruktur
Mahasiswa
Akuntabilitas
Skalabilitas terbatas dan tinggi biaya per-siswa
Pengembangan dan implemen-tasi
Model akademik Belajar Jarak Jauh
Universitas Terbuka Model Belajar Jarak Jauh Pelatihan Model Profesional dan Teknis Belajar Jarak Jauh
Web, dua arah televisi interaktif,
konferensi video
Meniru pengalaman kelas
- Instruktur berpusat
- Belajar difasilitasi o-
leh partisipasi aktif
instruktur
Cocok untuk semua tingkat mahasiswa yang merdeka
- Hasil belajar siswa
- Sikap Mahasiswa
tentang kursus
- Peringkat Mahasis-
wa fakultas
- Skalabilitas terbatas
dan tinggi biaya per
siswa
- Menambahkan siswa
dengan menambahkan
fakultas tambahan
- Dimulai dengan bi-
aya rendah apabila
teknologi infrastuk-
tur ada di tempat
- Dapat dikembangkan
dan dikelola secara
mandiri oleh anggota
fakultas
Web, penyiaran televisi
Mereplikasi pengalam-an ruang kuliah yang besar
- Instruktur berpusat
atau bahan berpusat
- Belajar difasilitasi
oleh staf dibedakan
(e g., Proctor, be-
lajar staf pusat, a-
sisten, tambahan,
tutor)
Cocok untuk pelajar cukup merdeka
- Hasil belajar siswa
- Sikap Mahasiswa
tentang kursus
- Peringkat mahasiswa
instruktur dan beda
stafff
• Lebih scalable, se-
dang biaya tinggi
persiswa
• Tambahkan siswa
dengan menambah-
kan staf tambahan
- Dimulai dari yang
rendah ke yang
tinggi, tergantung
pada media dan
kecanggihan bahan
- Dapat memerlukan
tim produksi dan
akan membutuhkan
jaringan fasilitator
Web, pelatihan berbasis komputer
Mengganti pengalaman kelas
- Bahan dan berpusat
pada software
- Belajar bebas yang
dilengkapi dengan
perangkat lunak
cocok untuk pelajar yang sangat merdeka
- Hasil belajar siswa
- Sikap Mahasiswa
tentang kursus
-Peringkat supervisor
terhadap performansi
pekerjaan mahasiswa
- scalable , biaya per siswa tergantung pada ukuran penonton yang cukup untuk amortisasi biaya pengembangan
- - biaya startup tinggi untuk pengembangan dan evaluasi intensif
- Tim produksi , tetapi tugas manajemen utama setelah implementasi akuntabilitas
pilihan sistem pengiriman yang ideal dan media format yang sering terganggu saat desainer instruksional dihadapkan dengan pengembangan bahan pembelajaran jarak jauh dan pilihan biaya pengiriman yang didasarkan pada berbagai tingkat asilitasi instruktur. Keputusan mengenai peran instruktur dalam pengiriman instruksional perlu dipertimbangkan dan menegaskan sebelum memilih atau mengembangkan bahan.
Model universitas akademik dan terbuka pembelajaran online telah berhasil melampaui harapan, mengalami pertumbuhan eksponensial dalam beberapa tahun terakhir, tetapi ulasan dalam pelatihan dan pengembangan dunia telah dicampur mengenai keberhasilan pembelajaran online. Beberapa manajer pelatihan dan konsultan kinerja berspekulasi bahwa masalah dalam pembelajaran online telah muncul ketika konten dari instruktur/ pemimpin pelatihan dikonversi untuk pengiriman web tanpa pertimbangan mendalam tentang komponen pembelajaran yang instrukturnya telah bertanggung jawab dalam lingkungan belajar tatap muka. Itu berarti bahwa komponen seperti memotivasi peserta didik, mempromosikan prasyarat penarikan aktif, memberikan latihan dengan umpan balik perbaikan, dan mempromosikan pemindahan yang bisa hilang dari pengalaman belajar secara online. Satu respon telah menyediakan kehadiran instruktur di lingkungan online, dan respon lain terlihat dalam kecenderungan "pembelajaran terpadu" di mana pengalaman secara online sendiri mondar-mandir bergabung dengan kelas tatap muka, kamar atau kelompok kerja pengalaman. Terlepas dari media atau sistem pengiriman, yayasan desainer untuk menciptakan bahan ajar harus menjadi komponen belajar yang ditentukan dalam pengembangan strategi pembelajaran.
C. Komponen Paket Pembelajaran
Dengan strategi pembelajaran selesai di tangan Anda. Pada akhirnya, Anda siap mulai memilih bahan ajar yang ada, mengembangkan bahan sendiri, atau menulis spesifikasi untuk orang lain yang akan mengembangkan bahan. Sebelum Anda mulai, Anda harus menyadari beberapa komponen yang biasanya membuat paket pembelajaran, dan perhatikan bahwa dalam paket jangka kami mencakup semua formulir cetak dan bahan yang dimediasi.
1. Bahan Pembelajaran
Bahan ajar berisi konten baik tertulis, dimediasi, atau difasilitasi oleh instruktur bahwa seorang siswa akan menggunakan 1,3 pencapaian tujuan. Ini termasuk bahan-bahan untuk tujuan utama dan tujuan terminal, dan bahan-bahan untuk meningkatkan memori dan transfer. Bahan ajar mengacu pada setiap bahan yang sudah ada sebelumnya yang sedang tergabung, serta bahan-bahan yang akan dikembangkan secara khusus untuk hal yang bersifat objektif. Bahan-bahan juga dapat mencakup informasi bahwa peserta didik akan digunakan untuk memandu kemajuan mereka melalui instruksi. Template untuk bimbingan siswa seperti sekarang tersedia sebagai bagian dari pintu gerbang managemen kursus online berbasis web komersial seperti WebCT dan Blackboard. Workbook mahasiswa, panduan aktivitas, skenario permasalahan, simulasi komputer, studi kasus, daftar sumber daya, dan bahan lain seperti juga akan menjadi bagian dari bahan ajar.
2. Penilaian
Semua bahan ajar harus disertai dengan tes obyektif atau penilaian produk atau kinerja. Ini mungkin mencakup baik pretest dan posttest. Anda mungkin memutuskan bahwa Anda tidak ingin memiliki tes sebagai sebuah komponen tingkat dalam bahan, tetapi lebih memilih untuk memiliki mereka muncul sebagai bagian dari bahan instruktur sendiri sehingga mereka tidak tersedia untuk mahasiswa, namun kecuali jika Anda telah memasukkan setidaknya posttest dan penilaian lain yang diperlukan untuk menggunakan paket pembelajaran.
3. Kursus Manajemen Informasi
Sering menjadi gambaran umum dari sebuah paket, biasanya disebut panduan instruktur yang menyediakan instruktur dengan gambaran dari bahan dan menunjukkan bagaimana hal-hal pembelajaran dimasukkan ke urutan pembelajaran secara keseluruhan untuk siswa. Pengguna tes dan informasi lainnya menilai menjadi penting untuk melaksanakan kursus. Selain bimbingan, siswa template yang disediakan dikomersilkan melalui sistem manajemen pembelajaran berbasis web, ada juga kursus manajemen mendukung instruktur. Dukungan instruktur sering kali berisi daftar otomatis kelas, pelacakan siswa, pengujian online, pemantauan proyek, buku kelas, dan berbagai komunikasi dan mekanisme pesan. Di beberapa instansi yang telah mondar-mandir, belajar mandiri benar-benar ada saja buku manajemen yang dapat disesuaikan untuk aplikasi spesifik lokasi. Perhatian khusus harus diberikan kemudahan yang tentu saja dapat digunakan oleh instruktur atau kursus manajer untuk memperoleh managemen informasi, dan harus menjalani jenis yang sama dari evaluasi formatif seperti menguji dan memerintah .
D. Memilih Bahan Ajar yang Ada
Langkah selanjutnya yang dilakukan untuk mengikuti perkembangan strategi pembelajaran adalah menentukan apakah ada bahan yang ada yang sesuai dengan tujuan Anda. Di beberapa daerah konten Anda. Semua menemukan banyak bahan yang tersedia, baik dangkal atau sangat rinci, yang kerusuhan benar-benar diarahkan untuk populasi sasaran di mana Anda dapat menarik busur. Di sisi lain, kadang-kadang Anda mungkin dapat mengidentifikasi bahan-bahan yang akan melayani sebagian dari kebutuhan Anda. Ketika Anda mempertimbangkan biaya pengembangan video atau presentasi multimedia, itu jelas layak usaha untuk menghabiskan beberapa jam meneliti bahan yang ada untuk menentukan apakah mereka memenuhi kebutuhan Anda.
Sebuah perkembangan baru dalam memilih bahan ajar yang ada adalah sharable Konten Obyek Referensi Model (SCORM) yang merupakan satu set standar e-learning untuk pertukaran benda belajar. Sebuah objek belajar adalah apa yang mungkin telah tradisional disebut pelajaran atau modul yang akan mencakup pengelompokan konten dengan komponen pembelajaran yang diperlukan dari strategi pembelajaran. Jika objek pembelajaran adalah SCORM compliant, maka bisa "jatuh" ke dalam kursus shell SCORM-compliant dan shell akan mampu meluncurkan dan menampilkan objek, dan pelacakan dan mengelola siswa melalui objek. Teori SCORM adalah penghematan biaya yang dapat direalisasikan dengan mendistribusikan benda di lembaga yang mengajarkan hasil belajar dengan belajar; misalnya, banyak perusahaan mengajarkan karyawan baru tentang rencana pensiun, paling beberapa universitas mengajar peserta didik bagaimana untuk mengevaluasi dan mengutip halaman web untuk digunakan sebagai referensi dalam makalah penelitian, dan semua cabang militer mengajarkan polisi militer bagi mereka secara umum dengan prosedur taktis. Sebuah fitur menarik dari standar SCORM adalah bahwa pertukaran adalah virtual; yaitu, shell saja bisa pada komputer di departemen fisika di Georgia Tech dan obyek pembelajaran dapat berada di komputer di salah satu perguruan tinggi di Cambridge, England. Teorinya adalah menjanjikan dan menonton dengan mata telanjang, tapi praktek saat ini tertinggal jauh di belakang teori.
Untuk membantu perencanaan bahan evaluasi Anda, ingat dari Bab 7 tiga kategori kriteria untuk membuat penilaian, termasuk tujuan-berpusat semua harus berpusat pada peserta didik, dan berpusat pada kriteria konteks. Kami akan menggunakan semua ini dan menambahkan kriteria satu lagi kategori yaitu, belajar berpusat. Kriteria tujuan dipusatkan untuk mengevaluasi bahan ini. Kriteria kategori yang difokuskan pada isi dari instruksi, dan dokumen analisis pembelajaran Anda akan memberikan dasar untuk menentukan penerimaan konten dalam berbagai bahan pembelajaran. Kriteria khusus di daerah ini mencakup (1) kesesuaian antara isi dalam bahan dan terminal dan kinerja tujuan Anda, (2) kecukupan cakupan konten dan kelengkapan, (3) otoritas, (4) akurasi, (5) mata uang, dan (6) objektivitas.
Kriteria pelajar dipusatkan untuk mengevaluasi bahan wilayah kedua dengan mempertimbangkan kesesuaian bahan ajar untuk kelompok sasaran Anda. Pelajar dokumentasi analisis Anda harus menyediakan dasar untuk evaluasi ini. Kriteria tertentu termasuk kesesuaian bahan untuk belajar Anda harus dipusatkan kepada (1) kosa kata dan bahasa tingkat, (2) tingkat perkembangan, motivasi, dan minat, (3) latar belakang dan pengalaman, dan (4) bahasa khusus atau lainnya yang dibutuhkan. Kriteria pembelajar berpusat penting lainnya termasuk keanekaragaman dan jenis kelamin, budaya, usia, ras, atau bentuk lain muncul secara bias untuk hadir. Menggunakan kriteria ini untuk menilai bahan yang tersedia dapat membantu Anda menentukan kesesuaian bahan untuk kelompok sasaran spesifik Anda.
1. Kriteria belajar dipusatkan untuk Bahan Evaluasi
Bahan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan apakah bahan yang ada memadai seperti, atau apakah mereka perlu disesuaikan atau disempurnakan sebelum digunakan. Bahan dapat dievaluasi untuk menentukan apakah (1) bahan preinstructional termasuk (misalnya, tujuan performansi, informasi/kegiatan motivasi, keterampilan prasyarat); (2) sekuensing konten adalah benar dan presentasi selesai, saat ini, dan disesuaikan untuk pelajar; (3) partisipasi siswa dan latihan praktek ada kongruennya; (4) umpan balik yang memadai yang termasuk di dalamnya; (5) tersedianya penilaian yang tepat; (6) arah tindak lanjut yang memadai termasuk untuk meningkatkan memori dan mentransfer; (7) sistem pengiriman dan media format yang sesuai untuk jectives diamati dan konteks pembelajaran; dan (8) bimbingan belajar yang memadai disediakan untuk memindahkan siswa dari satu komponen atau kegiatan ke depan. Strategi pembelajaran harus digunakan untuk mengevaluasi setiap potensi sumber daya yang dimungkinkan untuk ketika beberapa sumber daya untuk menciptakan satu set lengkap bahan. Kekurangan satu atau lebih komponen seperti belajar diperlukan motivasi, keterampilan prasyarat, dan sebagainya mungkin menguntungkan secara ekonomi untuk membuat penyesuaian-penyesuaian, sehingga komponen yang hilang yang dibuat tersedia untuk digunakan oleh siswa. Hal ini juga mungkin masuk akal untuk "menyelesaikan" bahan yang ada dengan menulis penilaian dan panduan instruktur itu.
Kriteria konteks dipusatkan untuk mengevaluasi bahan kesesuaian bahan yang ada untuk pembelajaran dan kinerja konteks yang harus dievaluasi. Konteks pembelajaran dan kinerja analisis Anda dapat memberikan dasar untuk menilai apakah bahan yang ada dapat diadopsi seperti atau diadaptasi untuk pengaturan Anda. Kriteria dalam kategori konteks meliputi keaslian bahan untuk konteks dan peserta didik dan kelayakan bahan untuk pengaturan dan anggaran yang lebih spesifik dalam kategori kelayakan. Anda harus memeriksa kualitas teknis bahan yang ada, termasuk kemasan, desain grafis dan tipografi, daya tahan, keterbacaan, kualitas audio dan video, dan bila sesuai, desain interface, navigasi, dan fungsi.
Jika tidak ada bahan yang sesuai ditemukan yang dapat diadopsi atau diadaptasi untuk strategi pembelajaran Anda, Anda berada di bisnis pengembangan bahan ajar. Anda harus menentukan bagaimana Anda atau spesialis produksi media akan bergerak dari strategi yang untuk produk pembelajaran pada Anda dapat mempertimbangkan untuk evaluasi formatif.
E. Peran Designer dalam Pengembangan Bahan dan Pengiriman Pembelajar
1. Ketika Designer menjadi pengembang materi dan instruktur
Banyak pengaturan instruksional, orang yang merancang instruksi juga termasuk orang yang mengembangkan bahan dan mengajarkan siswa. Misalnya, manusia sumber generalis di sebuah perusahaan kecil dapat merancang, mengembangkan, dan memberikan semua orientasi kepada karyawan baru, pelatihan manfaat, dan "soft skill" pelatihan. Guru dan dosen melakukan rencana pelajaran dan silabus, bahan, dan instruksi mereka sendiri; dan profesional di semua bidang secara rutin merancang, mengembangkan, dan menyajikan workshop-workshop mereka sendiri dan pelatihan pelayanan. Instruktur tersebut mungkin terlibat pada tiga tingkatan berbeda dalam pengembangan dan pengiriman instruksi. Perbedaan antara tiga tingkat terletak pada peran instruktur memainkan dalam mengembangkan pembelajaran dan dalam pengiriman aktual dari instruksi untuk menargetkan peserta didik. Tabel 9.2 mencakup deskripsi peran instruktur dalam pengembangan bahan dan proses pengiriman
Ketika instruktur desain dan pegembang bahan individual, atau bahan yang dapat disampaikan independen instruktur, peran mereka dalam pengiriman pembelajaran adalah pasif, tetapi peran mereka sebagai fasilitator sangat aktif. Dalam hal ini, tugas mereka selama instruksi adalah untuk memantau dan membimbing kemajuan siswa melalui bahan. Siswa dapat berkembang pada mereka ownspeed melalui instruksi dengan instruktur memberikan bantuan tambahan bagi mereka yang tampaknya membutuhkannya, kecuali untuk pretest dan posttests, semua komponen pembelajaran termasuk dalam materi. Dalam beberapa bahan, bahkan test ini disertakan dan diserahkan ke dalam struktur hanya ketika peserta didik menyelesaikannya.
Dalam kasus kedua, di mana instruktur memilih dan beradaptasi dengan bahan yang sesuai dengan strategi pembelajaran mereka, besar kemungkinan bahwa instruktur akan memiliki peran yang meningkat dalam memberikan instruksi. Beberapa bahan yang tersedia mungkin dari kebebasan instruktur masing-masing, tetapi ketika tidak, instruktur harus memberikan instruksi yang ditentukan dalam strategi, tetapi tidak ditemukan dalam bahan. Ketika seorang instruktur menggunakan berbagai sumber daya instruksional, ia memainkan peran yang lebih besar dalam pengelolaan bahan. Dengan menyediakan panduan belajar untuk bahan yang tersedia, instruktur mungkin dapat meningkatkan kemandirian bahan dan membebaskan diri untuk memberikan bimbingan tambahan dan konsultasi bagi siswa yang membutuhkannya.
Jenis ketiga instruksi diilustrasikan pada Tabel 9.2 sangat tergantung pada instruktur. Instruktur memberikan semua instruksi sesuai dengan strategi pembelajaran yang telah dikembangkan. Ini biasanya terjadi di sekolah-sekolah umum atau dalam pengaturan lain di mana ada anggaran kecil untuk bahan atau di mana konten yang akan diajarkan dengan perubahan cepat. Instruktur menggunakan strategi pembelajaran sebagai panduan dalam memproduksi garis besar untuk catatan kuliah dan arah untuk latihan kelompok dan aktivitas-aktivitas penting. Dalam pelatihan profesional dan teknis, designer sering mengembangkan panduan instruktur formal yang menyediakan rinci pelajaran bimbingan rencana seperti untuk kuliah, diskusi, dan kegiatan peserta, sementara dalam pengaturan pendidikan silabus kursus melayani tujuan ini.
Jenis instruksi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan utama adalah bahwa instruktur terus dapat memperbarui dan meningkatkan instruksi sebagai perubahan yang terjadi dalam Instruktur konten menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam bentuk ceramah dan menyampaikan informasi kepada kelompok, meninggalkan sedikit waktu untuk membantu peserta didik individu menyelesaikan masalah. Kemajuan melalui pelajaran sulit karena ketika instruktur berhenti untuk menjawab pertanyaan untuk satu pelajar, kemajuan seluruh kelompok dihentikan.
Modus pengiriman ditujukan untuk instruksi adalah pertimbangan yang sangat penting dalam pengembangan bahan yang didasarkan pada strategi pembelajaran yang direncanakan. Jika instruksi ini dimaksudkan untuk menjadi instruktur-independen, maka bahan untuk memasukkan semua komponen pembelajaran dalam strategi. Instruktur tidak diharapkan berperan dalam memberikan instruksi pelayanan.
Tabel 9.2
Metode Menyampaikan Instruksi untuk Berbagai Pendekatan Instruksional
Peranan instruktur dalam merancang bahan materi Komponen Belajar dalam Strategi Pembelajaran
Menyaji-kan Aktivitas Menyaji-kan Informasi Partisipa-si Pelajar Melaksa-nakan Aktivitas Pretest/Postest dan Unit Motivasi
I
Desain instruktur bahan ajar individual
Bahan/
Materi
Bahan/
Materi
Bahan/
Materi
Bahan/
Materi
Instruktur/
Materi
II
Memilih instruktur dan menyesuaikan bahan yang ada sesuai dengan strategi pembelajaran
Materi dan atau instruktur
Materi dan atau instruktur
Materi dan atau instruktur
Materi dan atau instruktur
Instruktur/ Material
III
Instruktur tidak menggunakan bahan tetapi memberikan instruksi sesuai strategi pembelajaran
Instruktur
Instruktur
Instruktur
Instruktur
Instruktur/ Materi
Jika instruktur berencana untuk menggabungkan bahan yang tersedia, maka pengiriman pembelajaran akan menggabungkan bahan dan instruktur presentasi. Instruktur mungkin tidak diperlukan untuk mengembangkan bahan baru dalam mode ini, tapi mungkin diperlukan untuk memberikan beberapa hal yang diperlukan dalam pembelajaran. Jumlah bahan asli dikembangkan untuk jenis instruksi yang tergantung pada waktu yang tersedia, anggaran, dan staf untuk dukungan. Jika instruktur berencana untuk memberikan semua instruksi dengan bahan-bahan seperti catatan kuliah, proyektor data, dan papan tulis, maka mereka mungkin perlu untuk mengembangkan sedikit sedikit garis kuliah, presentasi elektronik, praktek lembar kerja atau latihan belajar aktif, dan formal tes.
Sebagai desainer pembelajaran Anda membuat keputusan tentang sistem pengiriman yang dimaksudkan dan format media dalam perencanaan strategi pembelajaran Anda. Sekarang, dalam kasus ketika Anda pengembang bahan dan juga instruktur, Anda mungkin perlu memodifikasi dan menyesuaikan keputusan asli Anda untuk mencerminkan bahan yang ada Anda telah menemukan, realitas pembangunan dan biaya produksi, dan perubahan dalam pemikiran Anda tentang peran Anda sebagai instruktur. Keputusan ini akan mempengaruhi kegiatan bahan pengembangan serta anggaran yang diperlukan dan staf.
Ketika desainer sebagai pengembang dan juga instruktur, seluruh proses pembangunan bahan informal, yaitu, banyak dari apa yang akan menjadi spesifikasi formal dan komunikasi antara desainer dan pengembang bahan tetap sebagai catatan mental atau catatan perencanaan informal. Pikiran itu juga cenderung berada di belakang pikiran desainer yang sebagai instruktur. "Aku akan mampu mengelola instruksi, beradaptasi dan menampung yang diperlukan dengan cepat”. Ini adalah pikiran hasil dalam keprihatinan kurang untuk rincian intisari dari pengembangan dan implementasi instruksi.
Ada pembagian yang biasa dilakukan dari tanggung jawab di mana designer juga berperan sebagai instruktur, tapi tidak bertanggung jawab untuk produksi bahan. Ini jarang terjadi di sekolah umum, namun dalam pendidikan tinggi, bisnis, pemerintah, dan pengaturan militer sering ada bantuan teknis tersedia untuk membuat media kompleks seperti video, web, dan multimedia. Desainer biasanya bekerja secara kolaboratif dengan spesialis produksi media di rumah daripada membalik spesifikasi, sehingga pembahasan sebelumnya umumnya berlaku untuk pembagian tanggung jawab.
Ketika designer bukan instruktur dalam perusahaan besar dengan pelatihan signifikan dan fungsi pengembangan, desainer instruksional dapat bekerja dengan tim yang bertanggung jawab untuk desain, pengembangan, dan penerapan pelatihan. Jenis yang sama dalam tim juga ada dalam desain instruksional (ID) perusahaan konsultan, pelatihan personil dan pengembangan perusahaan, dan dalam beberapa universitas. Fungsi diwakili tim seperti biasanya manajer, desainer pembelajaran, ahli materi pelajaran, bahan pengembang (atau koordinator), dan evaluator.
Dalam disain pembelajaran pengaturan yang lebih kecil, satu orang mungkin bertanggung jawab untuk lebih dari satu fungsi, sementara di 4 pengaturan yang lebih besar, beberapa individu dapat ditugaskan untuk setiap fungsi. Tim juga akan berinteraksi secara teratur dengan perwakilan dari klien internal atau eksternal dan kadang-kadang dengan instruktur atau manajer program instruksional. Dalam tim desain pembelajaran itu adalah umum untuk manajer untuk menjadi desainer instruksional tingkat senior, dan untuk desainer instruksional juga menjadi pengembang bahan atau setidaknya memiliki pengetahuan kerja tingkat berbagai format media. Kombinasi desain dan bahan pengembangan keterampilan instruksional adalah diinginkan, khususnya dalam pengembangan bahan berbasis web berbasis komputer dan karena tekanan untuk membawa "tepat waktu" produk pelatihan untuk pengguna secepat mungkin. Teks Michael Greer (1992) adalah sumber yang baik untuk menjelajahi berbasis tim posstest desain instruksional dan manajemen desain pengembangan proyek.
Sebelumnya dalam bab ini kita menyebutkan bahwa proses menentukan dan pengembangan bahan adalah informal ketika desainer juga menjadi bahan pengembang dan instruktur. Ketika desainer bukanlah pengembang maupun instruktur, bagaimanapun, premi ditempatkan pada spesifikasi presisi dan work¬ing dalam lingkungan tim membutuhkan komunikasi dan kolaborasi keterampilan. Tidak ada hal seperti prosedur operasi standar untuk komunikasi yang terjadi antara desainer dan pengembang bahan. Itu selalu kolaborasi unik yang ditentukan oleh perpaduan desain dan pengembangan keterampilan pos¬sessed oleh masing-masing peserta dan pembagian tanggung jawab dalam pengaturan tim. Sebagai contoh, seorang desainer pembelajaran kreatif dengan keterampilan produksi televisi yang baik dalam waktu untuk melakukannya, mungkin menyerahkan naskah produksi penuh dengan storyboarding untuk pengembangan bahan. Pada ekstrem yang lain, seorang desainer yang sibuk tanpa pengalaman produksi mungkin akan bertemu dengan pengembang, pergi dari konteks analisis, meninjau strategi pembelajaran, meminta ide produksi dari pengembang lain, dan kemudian bertemu nanti untuk meninjau storyboard dan naskah catatan disiapkan oleh pengembang. Cara terbaik desainer untuk membangun metode berkomunikasi spesifikasi media untuk bertemu dan belajar dari pengembang, karena bahan pengembang sudah akan memiliki perencanaan dan produksi alat yang mereka gunakan secara rutin dalam perdagangan media mereka. Desainer instruksional harus mengadopsi alat perencanaan dengan bahan pengembang yang nyaman di toko tertentu yang menyediakan bahan rujukan pengembang tersebut.
Alasan lain memperkenalkan ide dari tim desainer pembelajaran adalah untuk menunjukkan masalah umum dalam proses desain instruksional yang berasal dari hubungan, atau kekurangan antara desainer dan peserta didik. Ketika desainer juga menjadi instruktur dari himpunan pelajar, desainer-instruktur memiliki pemahaman yang baik tentang kepentingan dan motivasi peserta didik, preferensi dan harapan mereka, dan pengetahuan umum dan khusus mereka dari wilayah isi. Hal ini sering terjadi, namun dalam tim pengembangan pembelajaran menetapkan bahwa desainer tidak menjadi instruktur dan orang asing bagi pembelajar untuk siapa instruksi ini dimaksudkan dan mungkin memiliki sedikit atau tidak ada kontak langsung dengan mereka. Ketika situasi ini ada desainer dapat bergantung pada hati pelajar dalam konteks analisis, tetapi sebagai pengganti informasi yang baik, tergantung pada stereotip sendiri apa yang menjadi seperti pelajar. Asumsi tersebut dapat menghasilkan lebih banyak masalah daripada jika desainer tidak memiliki pengetahuan tentang peserta didik sama sekali .
F. Mengembangkan Bahan Ajar untuk Evaluasi Formatif
1. Bahan Draft Kasar
Kita semua tahu apa itu draft kasar, karena kita memiliki semua draft kasar tertulis dari kertas yang kemudian telah direvisi menjadi bentuk akhir. Draft kasar berarti tentang hal yang sama bila diterapkan untuk bahan pembelajaran, tetapi hal ini membawa makna tambahan bahwa produk alternatif sederhana yang dikembangkan, dengan format media yang lebih murah.
Tujuan untuk melakukan konsep dari bahan kasar adalah untuk menciptakan kecepatan, versi murah dari desain Anda, sehingga Anda akan memiliki sesuatu untuk membimbing produksi akhir dan sesuatu untuk memperhitungkan evaluasi formatif dan mencoba dengan ahli subjek-materi, beberapa peserta didik, atau sekelompok peserta didik. Yang harus ada dipikiran kita adalah waktu untuk menangkap masalah dengan bahan ajar adalah ketika mereka masih dapat direvisi tanpa mengeluarkan sejumlah waktu dan biaya yang besar. Model desain telah mengikuti seluruh buku ini dalam memiliki garis umpan balik yang mengatakan, "merevisi instruksi," dan konsep rancangan bahan kasar mengharuskan proses revisi.
Mungkin pikiran pada saat ini sangat merepotkan, "Bagaimana saya bisa menentukan apakah perencanaan pembelajaran dan bahan-bahan yang efektif dari versi draft kasar?" Penelitian belajar dari format media yang berbeda menunjukkan bahwa penguasaan sebenarnya adalah pengetahuan dan keterampilan yang bersangkutan, ada sedikit perbedaan antara konsep kasar dan produk jadi. Sebagai contoh, seorang siswa yang paling sering belajar dengan banyak menonton video, sebagian dari melihat kartu storyboard tangan ditarik dan mendengarkan seseorang membaca naskah. Sebagai salah satu harapkan, perhatian dan motivasi efek dari pengalaman akan berbeda, tapi rancangan ujicoba kasar digunakan secara rutin dalam evaluasi formatif kompleks, media mahal. Pengembang bahkan menggunakan ilustrator art atau seni yang dihasilkan komputer untuk menentukan apakah anak-anak akan suka dan mengidentifikasi dengan karakter kartun yang nantinya akan dibuat untuk film atau video. Tabel 9.3 daftar contoh kasar versi draft untuk beberapa format final media. Ketika Anda melihat format draft kasar disarankan mengingat bahwa tujuan untuk draft adalah cepat, dan produk murah untuk memperhitungkan ujicoba formatif.
Tabel 9.3
Contoh yang Disarankan pada Format Draft kasar
Jika Akhir Medium Akan: Kemudian yang Terjadi pada Rought Draft
- Teks yang diilustrasikan
- Buklet yang berlapis-lapis
- Transparansi bagian atas
- Pusat aktivitas dan pusat
belajar
- Presentasi program grafik,
seperti: power point
- Video
- Komputer Multimedia
berbasis pembelajaran
(seperti perangkat
menulis, gudang menulis,
direktur , hiper studio ,
ikon penulis , alat buku II)
- Instruksi berbasis web dan
multimedia berbasis
Kata diproses, lembaran lepas notebook dengan digambar tangan atau ilustrasi klip-art
8% hingga 11-inch persediaan kartu
Frame tangan berhuruf, kata diproses, atau PowerPoint dicetak pada 8% kertas hingga 1 inci
"Tipis" versi bahan yang, dalam bentuk akhir, akan perlu "tugas berat" untuk menolak memakai dan merobek
Storyboard digambar tangan dengan catatan kuliah; meskipun jika salah satu memiliki pengalaman yang cukup itu adalah yang paling mudah untuk membuat rancangan bahan kasar langsung dalam program presentasi dengan mempergunakan menggambar alat dan koleksi clip art yang baik, dan kemudian ketik catatan kuliah ke dalam "catatan melihat"
Kartu storyboard tangan digambar dengan catatan naskah atau script penuh; meskipun kemajuan teknologi seperti camcorder Mini DV dan user-friendly desktop video editing programs telah memungkinkan untuk rekaman murah dalam merancang rekaman dan dipotong kasar ke AVI atau Kapur format untuk ujicoba formatif.
Desain layar digambar tangan dengan flowchart dari poin keputusan, acara media, dan hyperlink; mock-up dengan fungsi terbatas sering dikembangkan untuk bukti konsep dan review formatif; maket kadang-kadang dikembangkan untuk pengujian di user-friendly programs low-tech (misalnya., draf dalam PowerPoint tapi versi final di perangkat menulis)
sama seperti di atas (semua program tersebut dapat porting untuk akses web)
Pertama kalinya draf bahan kasar dikembangkan. Ini mungkin tampak seperti mendapatkan kereta di depan kuda, tapi ingat bahwa prototipe cepat terjadi terutama pada teknologi tinggi, cepat mengubah konteks pembelajaran. Pikiran di sini adalah bahwa pelatih pendisainan mutakhir produk teknologi tidak akan tahu jawaban atas pertanyaan desain kritis, kecuali mereka juga terlibat dalam pengembangan produk dengan teknologi tersebut. Dalam tim pengaturan desain pembelajaran, ada premi yang tepat, komunikasi terus-menerus antara mereka yang bekerja di desain dan mereka yang bekerja dalam pengembangan bahan jika manfaat dari kegiatan simultan yang diwujudkan.
2. Mengetik Cepat
Siapapun yang cepat karena memiliki pengalaman dengan menulis di multimedia tahu bahwa waktu dan energi menjadi persyaratan untuk mengembangkan dan menguji instruksi berbasis komputer yang kompleks. Pikiran "melakukannya beberapa kali" demi evaluasi formatif adalah menakutkan; tapi itu adalah persis apa yang terjadi dalam proses pembangunan bahan pembelajaran disebut protot cepat (istilah ini dipinjam dari manufaktur, di mana desain [CAD] teknologi dibantu komputer telah memungkinkan reproduksi langsung dari model komputer 3-D ke prototipe fisik yang terbuat dari kayu, plastik, atau material lain untuk mengevaluasi spesifikasi desain). Dalam banyak konteks pembelajaran, teknologi dan kebutuhan pelatihan berubah sangat cepat sehingga desainer pembelajaran telah memikirkan kembali beberapa pendekatan tradisional untuk desain pembelajaran. Strategi pertama digunakan dalam mengetik cepat adalah pada cahaya tangga analisis awal model desain pembelajaran, bahan prototipe instruksional kemudian berkembang cepat, dan menggunakan siklus berulang cepat dengan evaluasi formatif dan revisi untuk membentuk bentuk akhir dari bahan. ditambahkan ke produk.
Proses Mengetik cepat dapat dianggap sebagai rangkaian informasi, aproksimasi. Penekanannya harus pada kata diinformasikan karena pendekatan pembangunan ini bergantung benar-benar informasi yang dikumpulkan selama ujicoba untuk memastikan keberhasilan produk akhir. Strategi kedua yang digunakan dalam mengetik cepat adalah desain simultan dan pengembangan; yaitu, banyak dari analisis pekerjaan paling depan dilakukan sementara.
Konsep menggunakan rancangan bahan kasar untuk ujicoba masih memegang cara mengetik cepat, dengan fokus perkiraan awal berada pada fungsi antarmuka pengguna, aliran program acara, navigasi pelajar melalui instruksi, dan penampilan peserta didik dalam iterasi kemudian sebagai instruksi mendekati bentuk akhirnya, karya seni mewah dan grafis. Mengetik cepat cukup kompleks dalam proyek-proyek besar yang melibatkan interaktif pengembangan pembelajaran, multimedia berbasis web dan berbasis komputer. Dalam upaya tersebut, banyak tahapan desain pembelajaran, pengembangan bahan, dan evaluasi formatif terjadi secara bersamaan. Misalnya, dalam produksi instruksi berbasis komputer, salah satu fitur bisa dalam tahap desain sementara yang lain sedang mengalami perkembangan dan satu lagi adalah dalam pengujian prototipe. Sangat mudah untuk jatuh ke dalam pola berpikir bahwa desain pembelajaran adalah proses ketat linear, tapi ini menyesatkan karena melacak aktivitas desain dan pengembangan akan
G. Bahan Pengembangan Alat dan Sumber Produksi
Materi-materi dimediasi membutuhkan seluruh rangkaian keterampilan, baik artistik dan teknis yang dapat berkisar dari pengolah kata sederhana untuk mengkonversi bahan pengiriman berbasis web jauh. Untuk mengembangkan keakraban dan keterampilan dengan bahan khas perencanaan dan alat-alat produksi, pembaca disebut sebagai daftar referensi dan direkomendasikan pembacaan pada akhir bab ini. Teks oleh Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino (2002) menyediakan format ikhtisar media pembelajaran saat ini, bersama dengan pedoman dan tips untuk perencanaan bahan, desain, dan pengembangan. Ada beberapa referensi di akhir bab ini pada audio digital dan video, dan multimedia berbasis web dan berbasis komputer. Alasannya adalah bahwa teknologi berubah begitu cepat, dan setiap daftar di buku ini akan segera usang; Namun, ada dua sumber yang baik untuk jenis informasi khusus. Sumber pertama adalah kertas literatur kembali tersedia di toko-toko komputer, toko buku, dan melalui penjaja berbasis web. Ini adalah "bagaimana-untuk" manual yang cepat mengikuti rilis baru dari aplikasi komputer, pemrograman, dan alat-alat menulis. Sumber lainnya adalah web itu sendiri. Untuk menemukan informasi terkini pada aplikasi komputer atau alat menulis yang Anda gunakan, cukup ketik nama merek ke indeks web atau mesin pencari, dan Anda mungkin akan menemukan situs web yang dikelola oleh penerbit dan pengguna lainnya serta referensi untuk grup baru USENET dan daftar pengguna mailing.
Contoh: dalam rangka untuk mempermudah pekerjaan Anda bagian contoh ini mensintesis langkah-langkah dalam proses pengembangan bahan ajar berdasarkan strategi pembelajaran.
H. Proses Pengembangan Awal
Sebelumnya dalam bab ini kita membahas keuntungan bagi desainer pembelajaran saat pertama kali mengembangkan bahan sendiri harus mondar-mandir daripada instruksi yang dihadirkan oleh instruktur. Dengan demikian, Anda akan dapat bekerja melalui pengembangan bahan untuk semua komponen pembelajaran dan strategi pembelajaran. Ini adalah nasihat yang baik jika target pemirsa Anda adalah siswa SD atas melalui orang dewasa, tetapi Anda mungkin akan ingin menyertakan guru sebagai bagian dari pengiriman pembelajaran Anda, jika Anda telah memilih pelajar muda sampai kelas kedua atau ketiga sebagai target audiens Anda. Jika Anda menggunakan guru, pastikan untuk memberikan rencana preskriptif untuk melaksanakan komponen pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian Anda akan dapat mengumpulkan data yang dapat digunakan selama ujicoba instruksi dan membuat revisi yang berarti setelah menyelesaikan evaluasi formatif.
Nasihat lain untuk desainer pemula adalah bahwa bahan pertama pengembangan menjadi format teks dalam gambar atau dalam format media sederhana. Ini adalah titik awal yang sangat alami karena menghindari masalah yang diperlukan untuk memiliki keterampilan pengembangan media kompleks. Peringatan ini mungkin tidak berlaku untuk mereka yang telah memiliki keterampilan berkembang dengan baik dalam produksi multimedia, tapi ingat bahwa hasil yang diinginkan adalah rancangan bahan kasar untuk siapapun yang melakukan evaluasi formatif dengan keterampilan pengolah kata layak yang dapat dengan cepat membuat draft kasar dari teks, baik menggambar dengan tangan atau elektronik, memasukkan gambar dan grafis ilustrasi, dan kebanyakan dari kita mengungkapkan urutan tumpang tindih, pola melingkar yang duplikat produk desain dan pengembangan proses berulang-ulang.
I. Tahapan Intruksi Pengembangan Lanjutan
Adapun tahapan instruksi pengembangan lanjutan adalah sebagai berikut.
1. Tinjau strategi pembelajaran untuk setiap tujuan di setiap pelajaran .
2. Survei literatur dan meminta ahli subjek - materi untuk menentukan apa bahan ajar yang
sudah tersedia .
3. Mempertimbangkan bagaimana Anda mungkin mengadopsi atau mengadaptasi bahan yang
tersedia .
4. Menentukan apakah bahan-bahan baru harus dirancang. Jika demikian, lanjutkan ke
langkah 5. jika tidak, mulai mengatur dan menyesuaikan bahan yang tersedia
menggunakan strategi pembelajaran sebagai panduan
5. Tinjau analisis Anda dari peserta didik dan untuk setiap pelajaran, mempertimbangkan
peran instruktur dalam memfasilitasi instruksi dan menentukan sejauh mana Anda ingin
instruksi untuk menjadi diri mondar-mandir atau grup mondar-mandir
6. Tinjau analisis Anda dari konteks pembelajaran dan asumsi Anda tentang sumber daya
yang tersedia untuk mengembangkan bahan. Mempertimbangkan kembali sistem
pengiriman dan media yang dipilih untuk menyajikan bahan, untuk memantau praktek
dan umpan balik, untuk mengevaluasi, dan untuk meningkatkan memori pelajar dan
transfer.
7. Merencanakan dan menulis bahan ajar berdasarkan strategi pembelajaran dalam bentuk
draf. Anda akan takjub melihat betapa ilustrasi kasar dapat membawa ide-ide Anda untuk
hidup pada sidang pertama. Dicetak, visual, atau bahan pendengaran dalam bentuk kasar
ini akan memungkinkan Anda untuk memeriksa urutan Anda, mengalirkan ide, ketepatan
ilustrasi ide, kelengkapan, kecepatan, dan sebagainya. Membuat satu set kasar bahan
selengkap mungkin cukup untuk setiap kegiatan pembelajaran .
8. Tinjau setiap pelajaran selesai atau pada saat sesi belajar untuk kejelasan dan mengalirkan
dari ide-ide
9. Menggunakan satu unit pembelajaran hingga selesai, menulis petunjuk yang menyertai
untuk membimbing siswa berpikir pada saat kegiatan berlangsung jika mereka
diperlukan.
10. Menggunakan bahan yang dikembangkan secara murah, draf pertama ini dimulai dari
kegiatan evaluasi .
11. Anda bisa mengembangkan bahan secara baik untuk panduan instruktur. Anda dapat
pergi bersama atau Anda dapat mengambil catatan seperti yang Anda mengembangkan
dan merevisi presentasi dan kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan catatan, Anda
dapat menulis panduan instruktur kemudian.
J. Studi Kasus: Kelompok Pelatihan Kepemimpinan
Bagian yang dipilih dari strategi pembelajaran untuk unit kepemimpinan kelompok akan digunakan untuk menggambarkan pengembangan bahan, meskipun ada banyak tujuan kinerja yang bisa digambarkan, kami telah memilih untuk menggambarkan hanya dua hal sebagai contoh. Ini termasuk 6.3.1 objektif, "Penamaan strategi yang mendorong dan menahan kerjasama anggota," dan obyektif 6.4.1, "strategi yang mendorong dan menahan kerjasama anggota Klasifikasi." Lihat Tabel 8.9 untuk daftar lengkap dari tujuan termasuk dalam Sesi 10.
Semua bahan digambarkan dalam skrip untuk instruksi berbasis web, jarak. Peserta didik akan belajar mandiri di rumah, datang ke pusat belajar hanya untuk partisipasi pertemuan interaktif dan kepemimpinan kelompok interaktif. Pertemuan-pertemuan di pusat hanya untuk tujuan 6.5.1, "Dalam simulasi NCW pertemuan dengan peserta didik bertindak sebagai pemimpin kelompok pemecahan masalah, melakukan tindakan untuk menimbulkan perilaku cooperatif antara anggota kelompok." Asumsi yang mendasari contoh rancangan bahan kasar dan pengembangan adalah bahwa desainer pembelajaran berbagi tanggung jawab pengembangan dengan spesialis produksi. Perancang ditentukan instruksi berbasis web dalam strategi pembelajaran dan sekarang telah menulis naskah apa yang akan muncul di halaman web. Untuk tujuan khusus yang digambarkan dalam contoh, produksi spesialis akan mengambil naskah dan membuat desain halaman web dan memasukkan karakter kartun dan panggilan keluar untuk mensimulasikan gaya buku komik. Dalam contoh berikut, komentar tentang mediasi termasuk sebagai setiap komponen dari strategi pembelajaran dijelaskan. Pembaca harus mencatat bahwa bahan yang ditentukan untuk pengiriman berbasis web dalam contoh ini adalah pelajaran bisa ditetapkan dengan efektivitas pembelajaran setara untuk siaran televisi dengan buku kerja, untuk teks diilustrasikan dengan kaset video, untuk instruksi kelas tradisional, atau untuk banyak sistem pengiriman lainnya. Satu pengecualian adalah bahwa setiap sistem pengiriman yang dipilih untuk unit seluruh pada kemampuan kepemimpinan kelompok harus melestarikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan berpartisipasi dalam interaksi kelompok kecil.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan pembelajaran memiliki istilah yang berbeda-beda diberikan oleh para ahli. Istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain pembelajaran adalah instructional materials (Yaumi, 2013:270). Serangkaian bahan yang dipergunakan disebut dengan delivery system. Secara teknis, bahan pembelajaran dapat didesain sebagai representasi penjelasan tenaga pengajar di depan kelas di samping berperan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran termasuk target dan sasaran yang hendak dicapai. Di samping itu, bahan pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Komponen paket pembelajaran meliputi: bahan pembelajaran, penilaian, kursus menejemen informasi. Kriteria tertentu untuk memilih bahan ajar dipusatkan kepada: kosa kata dan bahasa tingkat, tingkat perkembangan, motivasi, dan minat, latar belakang dan pengalaman, dan bahasa khusus atau lainnya yang dibutuhkan. Mengembangkan bahan ajar dapat berupa draft kasar dan proto mengetik cepat. Pengembangan alat dan sumber produksi bisa diperoleh dari web, ataupun toko-toko penyedia. Tahapan intruksi dimulai dari tinjauan strategi pembelajaran sampai dengan pengembangan panduan. Dalam studi kasus setiap sistem pengiriman yang dipilih untuk unit seluruh pada kemampuan kepemimpinan kelompok harus melestarikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan berpartisipasi dalam interaksi kelompok kecil.
B. Saran
Untuk lebih menguasai tentang pengembangan bahan ajar, pembaca dapat mempelajari dari sumber-sumber yang ada.
C. Penutup
Demikian makalah ini dimuat, semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Dick, Carey, dan Carey. 2005. The Systematic Design of Instruction. Boston: Pearson.
Yaumi, Muhamad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
(Makalah Mata Kuliah Pengembangan Desain Pembelajaran)
disusun oleh:
Alvian Kurniawan
NIM. 06012681519029
Prodi Magister Pendidikan Bahasa
Bidang Kajian Utama Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah swt yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah Pengembangan Desain Pembelajaran. Dalam proses penyusunan makalah, penulis menemukan berbagai hambatan. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nurhayati, M. Pd. dan Dr. Agus Saripudin, M. Ed. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Desain Pembelajaran Program Studi Magister Pendidikan Bahasa yang telah memberikan bimbingan;
2. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu, memberi inspirasi, dan memotivasi, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan untuk makalah selanjutnya.
Palembang, November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
Pendahuluan ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB IX Mengembangkan Materi atau Bahan Pembelajaran ..................................... 3
A. Materi atau Bahan Pembelajaran ...................................................................................
B. Pentingnya Pengembangan Sistem Pengiriman dan Penyeleksian Media .......................
C. Komponen Paket Pembelajaran .....................................................................................
D. Memilih Bahan Ajar yang Ada ......................................................................................
E. Peran Designer dalam Pengembangan Bahan dan Pengiriman Pembelajar ..................
F. Mengembangkan Bahan Ajar untuk Evaluasi Formatif ................................................
G. Bahan Pengembangan Alat dan Sumber Produksi ......................................................
H. Proses Pengembangan Awal .........................................................................................
I. Tahapan Intruksi Pengembangan Lanjutan ...................................................................
J. Studi Kasus: Kelompok Pelatihan Kepemimpinan .......................................................
Penutup ............................................................................................................................
Daftar Pustaka .................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di ruang kelas seorang instruktur melakukan banyak hal yang dapat kita gambarkan sebagai komponen dari strategi pembelajaran. Instruktur adalah motivator yang baik, presenter konten, pemimpin kegiatan praktek, dan evaluator. Instuktur membuat keputusan yang mempengaruhi seluruh kelompok serta individu peserta didik. Instruktur biasanya diperlukan untuk menggunakan strategi di mana mereka harus memindahkan seluruh kelas menjadi maju melalui urutan instruksi atau mempertahankan seluruh kelas pada titik tertentu dalam instruksi sampai mereka merasa bahwa keterampilan dan pengetahuan yang cukup telah dikembangkan dalam mayoritas kelompok.
Ciri dari instruksi individual adalah bahwa banyak peristiwa pembelajaran biasanya dilakukan oleh instruktur dengan sekelompok mahasiswa sekarang disajikan kepada siswa individual melalui bahan ajar. Hal ini bukan berarti bahwa perlu instruktur dihapus dari pengaturan pembelajaran. Peran instruktur itu berbeda, Instruktur masih sebagai motivator serta konselor, evaluator, dan pengambil keputusan; dan instruktur biasanya merasa tanggung jawab tambahan untuk setiap siswa dalam penguasaan tujuan.
Sebagai seorang instruktur, direkomendasikan bahwa instruktur harus memproduksi bahan pembelajaran. Bahan harus memungkinkan siswa untuk mempelajari informasi baru dan keterampilan tanpa intervensi dari instruktur sesama siswa. Sehingga, dalam makalah ini akan disajikan pembahasan tentang mengembangkan materi atau bahan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan materi atau bahan pembelajaran?
2. Bagaimanakah pentingnya pengembangan sistem pengiriman (Delivery System) dan
penyeleksian media?
3. Apa sajakah yang menjadi komponen paket pembelajaran?
4. Bagaimanakah cara memilih bahan ajar yang ada?
5. Bagaimanakah peranan desainer dalam pengembangan bahan pembelajaran?
6. Bagaimanakah mengembangkan bahan pembelajaran untuk evaluasi formatif?
7. Apa sajakah yang termasuk bahan pengembang alat dan sumber produksi?
8. Bagaimana proses pengembangan awal itu?
9. Bagaimana tahapan intruksi pengembanagan lanjutan itu?
10. Bagaimana studi kasus tentang kelompok pelatihan kepemimpinan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui materi atau bahan pembelajaran;
2. Untuk membahas pentingnya pengembangan sistem pengiriman (Delivery System) dan
penyeleksian media;
3. Untuk membahas komponen paket pembelajaran;
4. Untuk menjelskan cara memilih bahan ajar yang ada;
5. Untuk menjelaskan peranan desainer dalam pengembangan bahan pembelajaran;
6. Untuk memaparkan cara mengembangkan bahan pembelajaran untuk evaluasi formatif;
7. Untuk menjelaskan apa sajakah yang termasuk bahan pengembang alat dan sumber
produksi;
8. Untuk menjelaskan proses pengembangan awal;
9. Untuk memaparkan tahapan intruksi pengembanagan lanjutan itu;
10. Untuk menjelaskan studi kasus tentang kelompok pelatihan kepemimpinan.
BAB IX
MENGEMBANGKAN MATERI ATAU BAHAN PEMBELAJARAN
A. Materi atau Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran memiliki istilah yang berbeda-beda diberikan oleh para ahli. Istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain pembelajaran adalah instructional materials (Yaumi, 2013:270). Serangkaian bahan yang dipergunakan disebut dengan delivery system. Dick dan Carey (2013: 364) menjelaskan bahwa delivery system secara istilah dapat dimaksudkan sebagai penyebutan yang dipergunakan untuk menggambarkan sarana intruksi yang akan diberikan kepada peserta didik. Termasuk di dalamnya adalah intruksi yang diberikan atau dipimpin oleh seorang instruktur, pendidikan jarak jauh, dan bahan ajar sendiri.
Bahan pembelajaran di sini mencangkup banyak jenis, diantaranya adalah petunjuk bagi instruktur, modul peserta didik, overhead transparancies (OHP), video tapes, format multimedia berbasis komputer, dan web pages untuk jarak jauh (Dick dan Carey dalam Yaumi, 2013: 271).
B. Pentingnya Pengembangan Sistem Pengiriman (Delivery System) dan Penyeleksian
Media
Bahan ajar sangat penting untuk didesain dan dikembangkan. Karena salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran adalah tersedianya bahan pembelajaran. Secara teknis, bahan pembelajaran dapat didesain sebagai representasi penjelasan tenaga pengajar di depan kelas di samping berperan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran termasuk target dan sasaran yang hendak dicapai. Di samping itu, bahan pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Yaumi, 2013:273). Dalam proses desain pembelajaran ditentukan oleh sistem pengiriman (delivery system) dan strategi pengembangan pembelajaran, seperti: pengelompokan dan pengurutan, komponen belajar, pengelompokan-pengelompokan peserta didik, dan pemilihan media sementara. Jika desainer akan mengerjakan sistem pengiriman, maka berbagai pilihan akan terbatas pada pilihan media yang telah dibuat dengan cukup stabil. Salah satu caranya dengan membuat pilihan terbuka dari format media dan sistem pengiriman yang ideal. Namun, kemungkinan besar bahwa spesifikasi format tersebut akan direvisi selama pengembangan bahan dilakuk Intinya di sini adalah praktek yang dihubungkan secara teoritis akan berjalan dengan baik ke dalam sebuah realitas sebagai bagian alami dari proses pengembangan materi. Dalam hal ini, beberapa masalah yang muncul diharapkan dapat diatasi dengan cara mengomromikan pemecahan masalah yang dihasilkan untuk membantu memastikan produk pendidikan yang bisa diterapkan yang sesuai pembelajaran lingkungan hidup.
Ada tiga faktor yang dapat dikompromikan dalam memilih media dan sistem pengiriman, yaitu: (1) ketersediaan bahan ajar yang ada, (2) produksi dan kendala implementasi, dan (3) jumlah ketersediaan fasilitas instruktur yang ada pada kegiatan pembelajaran. Ketersediaan bahan ajar yang ada kadang-kadang menjadi alternatif yang menarik untuk melalui proses pengembangan dan produksi. Bahan yang ada bisa diganti sebagai bahan yang direncanakan pada skala mulai dari urutan motivasi tunggal dalam satu pelajaran ke seluruh kursus atau kurikulum.
Desainer pemula yang belum bekerja dengan media yang kompleks sering meremehkan biaya perekrutan produksi komersial, dan sama-sama meremehkan keahlian, infrastruktur, dan perekrutan waktu untuk rumah produksi. Kadang setelah pembangunan selesai, biaya duplikasi, distribusi, dan pemeliharaan bisa sama mahal dan memiliki biaya produksi tak terduga. Untuk mengantisipasi kendala tersebut dapat diatasi dengan uji kelayakan selama analisis konteks pembelajaran, dan untuk mempertahankan unsur keterbukaan, sudut pandang yang fleksibel ketika memasuki tahap produksi bahan. Ketika dihadapkan dengan dilema ini, strategi terbaik adalah untuk kembali ke format media sederhana dan menghasilkan format media dengan baik daripada menempel dengan format media yang kompleks dan memproduksi format media yang buruk.
Kita dapat menggunakan contoh Neighborhood Crime Watch lagi, jika itu menjadi kualitas yang nyata, web berbasis video streaming untuk di luar jangkauan akan lebih baik untuk turun kembali ke presentasi Power Point yang baik dikembangkan untuk pengiriman web daripada melakukan video amatir.
Jumlah fasilitasi instruktur dalam penerapan tehnologi baru biasanya mencoba untuk meniru fitur dari teknologi lama. Dengan demikian, kita mulai menggunakan ITV atau instruksi berbasis komputer atau instruksi berbasis web. Kita juga bisa mencoba untuk meniru fitur dari pengalaman kelas siswa kita. Fasilitasi instruktur adalah fitur khusus dari instruksi kelas yang memiliki implikasi untuk bagaimana kita mengembangkan bahan ajar. Kemudian dalam bab ini, kita akan membahas bagaimana faktor fasilitasi mempengaruhi perkembangan tatap muka instruksi, tetapi di sini kita juga akan melihat bagaimana hal itu mempengaruhi pelaksanaan jarak sistem pengiriman pembelajaran. Fasilitasi instruktur adalah titik di mana pembelajaran jarak jauh: filsafat kadang-kadang menyimpang antara program akademik, dan program pelatihan profesional dan teknis.
Ada beberapa implikasi pada Tabel 9.1 untuk pengembangan bahan pembelajaran dari kejauhan. Konsep jarak transaksional, termasuk dialog tingkat tinggi tentu dalam model akademik memberikan siswa persepsi dari pengalaman lebih pribadi dan perasaan afiliasi kelompok. Banyak partisipasi instruktur dari dialog ini melalui diskusi online dan praktek dengan umpan balik, dan umumnya tercermin dalam evaluasi siswa yang lebih positif dari kursus dan instruktur. Ini adalah fitur dari instruksi kelas yang model akademik mencoba untuk meniru dalam pembelajaran jarak jauh. Ketika diskusi dan umpan balik yang diberikan oleh instruktur, biaya pengembangan bahan awal yang rendah, namun, persiswa biaya yang tinggi dan tentu saja tidak dapat ditingkatkan dalam ukuran tanpa menyewa instruktur tambahan.
Model di Universitas terbuka menggunakan staf tertentu untuk membatasi biaya instruktur, mempertahankan kursus pribadi, dan memungkinkan penonton siswa besar. Namun, biaya yang per-siswa, masih bisa tinggi karena personil dan biaya adminisatratif. Model pelatihan profesional dan teknis pembelajaran jarak jauh memilih untuk biaya pengembangan awal yang lebih tinggi dengan menetapkan komponen pembelajaran untuk bahan pembelajaran daripada instruktur, dan kemudian hal itu bergantung pada distribusi untuk sejumlah besar siswa untuk menurunkan biaya per-siswa.
Tabel 9.1
Tingkat Fasilitasi Instruktur di Tiga Model Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem pengiriman
Tujuan
Fasilitasi instruktur
Mahasiswa
Akuntabilitas
Skalabilitas terbatas dan tinggi biaya per-siswa
Pengembangan dan implemen-tasi
Model akademik Belajar Jarak Jauh
Universitas Terbuka Model Belajar Jarak Jauh Pelatihan Model Profesional dan Teknis Belajar Jarak Jauh
Web, dua arah televisi interaktif,
konferensi video
Meniru pengalaman kelas
- Instruktur berpusat
- Belajar difasilitasi o-
leh partisipasi aktif
instruktur
Cocok untuk semua tingkat mahasiswa yang merdeka
- Hasil belajar siswa
- Sikap Mahasiswa
tentang kursus
- Peringkat Mahasis-
wa fakultas
- Skalabilitas terbatas
dan tinggi biaya per
siswa
- Menambahkan siswa
dengan menambahkan
fakultas tambahan
- Dimulai dengan bi-
aya rendah apabila
teknologi infrastuk-
tur ada di tempat
- Dapat dikembangkan
dan dikelola secara
mandiri oleh anggota
fakultas
Web, penyiaran televisi
Mereplikasi pengalam-an ruang kuliah yang besar
- Instruktur berpusat
atau bahan berpusat
- Belajar difasilitasi
oleh staf dibedakan
(e g., Proctor, be-
lajar staf pusat, a-
sisten, tambahan,
tutor)
Cocok untuk pelajar cukup merdeka
- Hasil belajar siswa
- Sikap Mahasiswa
tentang kursus
- Peringkat mahasiswa
instruktur dan beda
stafff
• Lebih scalable, se-
dang biaya tinggi
persiswa
• Tambahkan siswa
dengan menambah-
kan staf tambahan
- Dimulai dari yang
rendah ke yang
tinggi, tergantung
pada media dan
kecanggihan bahan
- Dapat memerlukan
tim produksi dan
akan membutuhkan
jaringan fasilitator
Web, pelatihan berbasis komputer
Mengganti pengalaman kelas
- Bahan dan berpusat
pada software
- Belajar bebas yang
dilengkapi dengan
perangkat lunak
cocok untuk pelajar yang sangat merdeka
- Hasil belajar siswa
- Sikap Mahasiswa
tentang kursus
-Peringkat supervisor
terhadap performansi
pekerjaan mahasiswa
- scalable , biaya per siswa tergantung pada ukuran penonton yang cukup untuk amortisasi biaya pengembangan
- - biaya startup tinggi untuk pengembangan dan evaluasi intensif
- Tim produksi , tetapi tugas manajemen utama setelah implementasi akuntabilitas
pilihan sistem pengiriman yang ideal dan media format yang sering terganggu saat desainer instruksional dihadapkan dengan pengembangan bahan pembelajaran jarak jauh dan pilihan biaya pengiriman yang didasarkan pada berbagai tingkat asilitasi instruktur. Keputusan mengenai peran instruktur dalam pengiriman instruksional perlu dipertimbangkan dan menegaskan sebelum memilih atau mengembangkan bahan.
Model universitas akademik dan terbuka pembelajaran online telah berhasil melampaui harapan, mengalami pertumbuhan eksponensial dalam beberapa tahun terakhir, tetapi ulasan dalam pelatihan dan pengembangan dunia telah dicampur mengenai keberhasilan pembelajaran online. Beberapa manajer pelatihan dan konsultan kinerja berspekulasi bahwa masalah dalam pembelajaran online telah muncul ketika konten dari instruktur/ pemimpin pelatihan dikonversi untuk pengiriman web tanpa pertimbangan mendalam tentang komponen pembelajaran yang instrukturnya telah bertanggung jawab dalam lingkungan belajar tatap muka. Itu berarti bahwa komponen seperti memotivasi peserta didik, mempromosikan prasyarat penarikan aktif, memberikan latihan dengan umpan balik perbaikan, dan mempromosikan pemindahan yang bisa hilang dari pengalaman belajar secara online. Satu respon telah menyediakan kehadiran instruktur di lingkungan online, dan respon lain terlihat dalam kecenderungan "pembelajaran terpadu" di mana pengalaman secara online sendiri mondar-mandir bergabung dengan kelas tatap muka, kamar atau kelompok kerja pengalaman. Terlepas dari media atau sistem pengiriman, yayasan desainer untuk menciptakan bahan ajar harus menjadi komponen belajar yang ditentukan dalam pengembangan strategi pembelajaran.
C. Komponen Paket Pembelajaran
Dengan strategi pembelajaran selesai di tangan Anda. Pada akhirnya, Anda siap mulai memilih bahan ajar yang ada, mengembangkan bahan sendiri, atau menulis spesifikasi untuk orang lain yang akan mengembangkan bahan. Sebelum Anda mulai, Anda harus menyadari beberapa komponen yang biasanya membuat paket pembelajaran, dan perhatikan bahwa dalam paket jangka kami mencakup semua formulir cetak dan bahan yang dimediasi.
1. Bahan Pembelajaran
Bahan ajar berisi konten baik tertulis, dimediasi, atau difasilitasi oleh instruktur bahwa seorang siswa akan menggunakan 1,3 pencapaian tujuan. Ini termasuk bahan-bahan untuk tujuan utama dan tujuan terminal, dan bahan-bahan untuk meningkatkan memori dan transfer. Bahan ajar mengacu pada setiap bahan yang sudah ada sebelumnya yang sedang tergabung, serta bahan-bahan yang akan dikembangkan secara khusus untuk hal yang bersifat objektif. Bahan-bahan juga dapat mencakup informasi bahwa peserta didik akan digunakan untuk memandu kemajuan mereka melalui instruksi. Template untuk bimbingan siswa seperti sekarang tersedia sebagai bagian dari pintu gerbang managemen kursus online berbasis web komersial seperti WebCT dan Blackboard. Workbook mahasiswa, panduan aktivitas, skenario permasalahan, simulasi komputer, studi kasus, daftar sumber daya, dan bahan lain seperti juga akan menjadi bagian dari bahan ajar.
2. Penilaian
Semua bahan ajar harus disertai dengan tes obyektif atau penilaian produk atau kinerja. Ini mungkin mencakup baik pretest dan posttest. Anda mungkin memutuskan bahwa Anda tidak ingin memiliki tes sebagai sebuah komponen tingkat dalam bahan, tetapi lebih memilih untuk memiliki mereka muncul sebagai bagian dari bahan instruktur sendiri sehingga mereka tidak tersedia untuk mahasiswa, namun kecuali jika Anda telah memasukkan setidaknya posttest dan penilaian lain yang diperlukan untuk menggunakan paket pembelajaran.
3. Kursus Manajemen Informasi
Sering menjadi gambaran umum dari sebuah paket, biasanya disebut panduan instruktur yang menyediakan instruktur dengan gambaran dari bahan dan menunjukkan bagaimana hal-hal pembelajaran dimasukkan ke urutan pembelajaran secara keseluruhan untuk siswa. Pengguna tes dan informasi lainnya menilai menjadi penting untuk melaksanakan kursus. Selain bimbingan, siswa template yang disediakan dikomersilkan melalui sistem manajemen pembelajaran berbasis web, ada juga kursus manajemen mendukung instruktur. Dukungan instruktur sering kali berisi daftar otomatis kelas, pelacakan siswa, pengujian online, pemantauan proyek, buku kelas, dan berbagai komunikasi dan mekanisme pesan. Di beberapa instansi yang telah mondar-mandir, belajar mandiri benar-benar ada saja buku manajemen yang dapat disesuaikan untuk aplikasi spesifik lokasi. Perhatian khusus harus diberikan kemudahan yang tentu saja dapat digunakan oleh instruktur atau kursus manajer untuk memperoleh managemen informasi, dan harus menjalani jenis yang sama dari evaluasi formatif seperti menguji dan memerintah .
D. Memilih Bahan Ajar yang Ada
Langkah selanjutnya yang dilakukan untuk mengikuti perkembangan strategi pembelajaran adalah menentukan apakah ada bahan yang ada yang sesuai dengan tujuan Anda. Di beberapa daerah konten Anda. Semua menemukan banyak bahan yang tersedia, baik dangkal atau sangat rinci, yang kerusuhan benar-benar diarahkan untuk populasi sasaran di mana Anda dapat menarik busur. Di sisi lain, kadang-kadang Anda mungkin dapat mengidentifikasi bahan-bahan yang akan melayani sebagian dari kebutuhan Anda. Ketika Anda mempertimbangkan biaya pengembangan video atau presentasi multimedia, itu jelas layak usaha untuk menghabiskan beberapa jam meneliti bahan yang ada untuk menentukan apakah mereka memenuhi kebutuhan Anda.
Sebuah perkembangan baru dalam memilih bahan ajar yang ada adalah sharable Konten Obyek Referensi Model (SCORM) yang merupakan satu set standar e-learning untuk pertukaran benda belajar. Sebuah objek belajar adalah apa yang mungkin telah tradisional disebut pelajaran atau modul yang akan mencakup pengelompokan konten dengan komponen pembelajaran yang diperlukan dari strategi pembelajaran. Jika objek pembelajaran adalah SCORM compliant, maka bisa "jatuh" ke dalam kursus shell SCORM-compliant dan shell akan mampu meluncurkan dan menampilkan objek, dan pelacakan dan mengelola siswa melalui objek. Teori SCORM adalah penghematan biaya yang dapat direalisasikan dengan mendistribusikan benda di lembaga yang mengajarkan hasil belajar dengan belajar; misalnya, banyak perusahaan mengajarkan karyawan baru tentang rencana pensiun, paling beberapa universitas mengajar peserta didik bagaimana untuk mengevaluasi dan mengutip halaman web untuk digunakan sebagai referensi dalam makalah penelitian, dan semua cabang militer mengajarkan polisi militer bagi mereka secara umum dengan prosedur taktis. Sebuah fitur menarik dari standar SCORM adalah bahwa pertukaran adalah virtual; yaitu, shell saja bisa pada komputer di departemen fisika di Georgia Tech dan obyek pembelajaran dapat berada di komputer di salah satu perguruan tinggi di Cambridge, England. Teorinya adalah menjanjikan dan menonton dengan mata telanjang, tapi praktek saat ini tertinggal jauh di belakang teori.
Untuk membantu perencanaan bahan evaluasi Anda, ingat dari Bab 7 tiga kategori kriteria untuk membuat penilaian, termasuk tujuan-berpusat semua harus berpusat pada peserta didik, dan berpusat pada kriteria konteks. Kami akan menggunakan semua ini dan menambahkan kriteria satu lagi kategori yaitu, belajar berpusat. Kriteria tujuan dipusatkan untuk mengevaluasi bahan ini. Kriteria kategori yang difokuskan pada isi dari instruksi, dan dokumen analisis pembelajaran Anda akan memberikan dasar untuk menentukan penerimaan konten dalam berbagai bahan pembelajaran. Kriteria khusus di daerah ini mencakup (1) kesesuaian antara isi dalam bahan dan terminal dan kinerja tujuan Anda, (2) kecukupan cakupan konten dan kelengkapan, (3) otoritas, (4) akurasi, (5) mata uang, dan (6) objektivitas.
Kriteria pelajar dipusatkan untuk mengevaluasi bahan wilayah kedua dengan mempertimbangkan kesesuaian bahan ajar untuk kelompok sasaran Anda. Pelajar dokumentasi analisis Anda harus menyediakan dasar untuk evaluasi ini. Kriteria tertentu termasuk kesesuaian bahan untuk belajar Anda harus dipusatkan kepada (1) kosa kata dan bahasa tingkat, (2) tingkat perkembangan, motivasi, dan minat, (3) latar belakang dan pengalaman, dan (4) bahasa khusus atau lainnya yang dibutuhkan. Kriteria pembelajar berpusat penting lainnya termasuk keanekaragaman dan jenis kelamin, budaya, usia, ras, atau bentuk lain muncul secara bias untuk hadir. Menggunakan kriteria ini untuk menilai bahan yang tersedia dapat membantu Anda menentukan kesesuaian bahan untuk kelompok sasaran spesifik Anda.
1. Kriteria belajar dipusatkan untuk Bahan Evaluasi
Bahan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan apakah bahan yang ada memadai seperti, atau apakah mereka perlu disesuaikan atau disempurnakan sebelum digunakan. Bahan dapat dievaluasi untuk menentukan apakah (1) bahan preinstructional termasuk (misalnya, tujuan performansi, informasi/kegiatan motivasi, keterampilan prasyarat); (2) sekuensing konten adalah benar dan presentasi selesai, saat ini, dan disesuaikan untuk pelajar; (3) partisipasi siswa dan latihan praktek ada kongruennya; (4) umpan balik yang memadai yang termasuk di dalamnya; (5) tersedianya penilaian yang tepat; (6) arah tindak lanjut yang memadai termasuk untuk meningkatkan memori dan mentransfer; (7) sistem pengiriman dan media format yang sesuai untuk jectives diamati dan konteks pembelajaran; dan (8) bimbingan belajar yang memadai disediakan untuk memindahkan siswa dari satu komponen atau kegiatan ke depan. Strategi pembelajaran harus digunakan untuk mengevaluasi setiap potensi sumber daya yang dimungkinkan untuk ketika beberapa sumber daya untuk menciptakan satu set lengkap bahan. Kekurangan satu atau lebih komponen seperti belajar diperlukan motivasi, keterampilan prasyarat, dan sebagainya mungkin menguntungkan secara ekonomi untuk membuat penyesuaian-penyesuaian, sehingga komponen yang hilang yang dibuat tersedia untuk digunakan oleh siswa. Hal ini juga mungkin masuk akal untuk "menyelesaikan" bahan yang ada dengan menulis penilaian dan panduan instruktur itu.
Kriteria konteks dipusatkan untuk mengevaluasi bahan kesesuaian bahan yang ada untuk pembelajaran dan kinerja konteks yang harus dievaluasi. Konteks pembelajaran dan kinerja analisis Anda dapat memberikan dasar untuk menilai apakah bahan yang ada dapat diadopsi seperti atau diadaptasi untuk pengaturan Anda. Kriteria dalam kategori konteks meliputi keaslian bahan untuk konteks dan peserta didik dan kelayakan bahan untuk pengaturan dan anggaran yang lebih spesifik dalam kategori kelayakan. Anda harus memeriksa kualitas teknis bahan yang ada, termasuk kemasan, desain grafis dan tipografi, daya tahan, keterbacaan, kualitas audio dan video, dan bila sesuai, desain interface, navigasi, dan fungsi.
Jika tidak ada bahan yang sesuai ditemukan yang dapat diadopsi atau diadaptasi untuk strategi pembelajaran Anda, Anda berada di bisnis pengembangan bahan ajar. Anda harus menentukan bagaimana Anda atau spesialis produksi media akan bergerak dari strategi yang untuk produk pembelajaran pada Anda dapat mempertimbangkan untuk evaluasi formatif.
E. Peran Designer dalam Pengembangan Bahan dan Pengiriman Pembelajar
1. Ketika Designer menjadi pengembang materi dan instruktur
Banyak pengaturan instruksional, orang yang merancang instruksi juga termasuk orang yang mengembangkan bahan dan mengajarkan siswa. Misalnya, manusia sumber generalis di sebuah perusahaan kecil dapat merancang, mengembangkan, dan memberikan semua orientasi kepada karyawan baru, pelatihan manfaat, dan "soft skill" pelatihan. Guru dan dosen melakukan rencana pelajaran dan silabus, bahan, dan instruksi mereka sendiri; dan profesional di semua bidang secara rutin merancang, mengembangkan, dan menyajikan workshop-workshop mereka sendiri dan pelatihan pelayanan. Instruktur tersebut mungkin terlibat pada tiga tingkatan berbeda dalam pengembangan dan pengiriman instruksi. Perbedaan antara tiga tingkat terletak pada peran instruktur memainkan dalam mengembangkan pembelajaran dan dalam pengiriman aktual dari instruksi untuk menargetkan peserta didik. Tabel 9.2 mencakup deskripsi peran instruktur dalam pengembangan bahan dan proses pengiriman
Ketika instruktur desain dan pegembang bahan individual, atau bahan yang dapat disampaikan independen instruktur, peran mereka dalam pengiriman pembelajaran adalah pasif, tetapi peran mereka sebagai fasilitator sangat aktif. Dalam hal ini, tugas mereka selama instruksi adalah untuk memantau dan membimbing kemajuan siswa melalui bahan. Siswa dapat berkembang pada mereka ownspeed melalui instruksi dengan instruktur memberikan bantuan tambahan bagi mereka yang tampaknya membutuhkannya, kecuali untuk pretest dan posttests, semua komponen pembelajaran termasuk dalam materi. Dalam beberapa bahan, bahkan test ini disertakan dan diserahkan ke dalam struktur hanya ketika peserta didik menyelesaikannya.
Dalam kasus kedua, di mana instruktur memilih dan beradaptasi dengan bahan yang sesuai dengan strategi pembelajaran mereka, besar kemungkinan bahwa instruktur akan memiliki peran yang meningkat dalam memberikan instruksi. Beberapa bahan yang tersedia mungkin dari kebebasan instruktur masing-masing, tetapi ketika tidak, instruktur harus memberikan instruksi yang ditentukan dalam strategi, tetapi tidak ditemukan dalam bahan. Ketika seorang instruktur menggunakan berbagai sumber daya instruksional, ia memainkan peran yang lebih besar dalam pengelolaan bahan. Dengan menyediakan panduan belajar untuk bahan yang tersedia, instruktur mungkin dapat meningkatkan kemandirian bahan dan membebaskan diri untuk memberikan bimbingan tambahan dan konsultasi bagi siswa yang membutuhkannya.
Jenis ketiga instruksi diilustrasikan pada Tabel 9.2 sangat tergantung pada instruktur. Instruktur memberikan semua instruksi sesuai dengan strategi pembelajaran yang telah dikembangkan. Ini biasanya terjadi di sekolah-sekolah umum atau dalam pengaturan lain di mana ada anggaran kecil untuk bahan atau di mana konten yang akan diajarkan dengan perubahan cepat. Instruktur menggunakan strategi pembelajaran sebagai panduan dalam memproduksi garis besar untuk catatan kuliah dan arah untuk latihan kelompok dan aktivitas-aktivitas penting. Dalam pelatihan profesional dan teknis, designer sering mengembangkan panduan instruktur formal yang menyediakan rinci pelajaran bimbingan rencana seperti untuk kuliah, diskusi, dan kegiatan peserta, sementara dalam pengaturan pendidikan silabus kursus melayani tujuan ini.
Jenis instruksi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan utama adalah bahwa instruktur terus dapat memperbarui dan meningkatkan instruksi sebagai perubahan yang terjadi dalam Instruktur konten menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam bentuk ceramah dan menyampaikan informasi kepada kelompok, meninggalkan sedikit waktu untuk membantu peserta didik individu menyelesaikan masalah. Kemajuan melalui pelajaran sulit karena ketika instruktur berhenti untuk menjawab pertanyaan untuk satu pelajar, kemajuan seluruh kelompok dihentikan.
Modus pengiriman ditujukan untuk instruksi adalah pertimbangan yang sangat penting dalam pengembangan bahan yang didasarkan pada strategi pembelajaran yang direncanakan. Jika instruksi ini dimaksudkan untuk menjadi instruktur-independen, maka bahan untuk memasukkan semua komponen pembelajaran dalam strategi. Instruktur tidak diharapkan berperan dalam memberikan instruksi pelayanan.
Tabel 9.2
Metode Menyampaikan Instruksi untuk Berbagai Pendekatan Instruksional
Peranan instruktur dalam merancang bahan materi Komponen Belajar dalam Strategi Pembelajaran
Menyaji-kan Aktivitas Menyaji-kan Informasi Partisipa-si Pelajar Melaksa-nakan Aktivitas Pretest/Postest dan Unit Motivasi
I
Desain instruktur bahan ajar individual
Bahan/
Materi
Bahan/
Materi
Bahan/
Materi
Bahan/
Materi
Instruktur/
Materi
II
Memilih instruktur dan menyesuaikan bahan yang ada sesuai dengan strategi pembelajaran
Materi dan atau instruktur
Materi dan atau instruktur
Materi dan atau instruktur
Materi dan atau instruktur
Instruktur/ Material
III
Instruktur tidak menggunakan bahan tetapi memberikan instruksi sesuai strategi pembelajaran
Instruktur
Instruktur
Instruktur
Instruktur
Instruktur/ Materi
Jika instruktur berencana untuk menggabungkan bahan yang tersedia, maka pengiriman pembelajaran akan menggabungkan bahan dan instruktur presentasi. Instruktur mungkin tidak diperlukan untuk mengembangkan bahan baru dalam mode ini, tapi mungkin diperlukan untuk memberikan beberapa hal yang diperlukan dalam pembelajaran. Jumlah bahan asli dikembangkan untuk jenis instruksi yang tergantung pada waktu yang tersedia, anggaran, dan staf untuk dukungan. Jika instruktur berencana untuk memberikan semua instruksi dengan bahan-bahan seperti catatan kuliah, proyektor data, dan papan tulis, maka mereka mungkin perlu untuk mengembangkan sedikit sedikit garis kuliah, presentasi elektronik, praktek lembar kerja atau latihan belajar aktif, dan formal tes.
Sebagai desainer pembelajaran Anda membuat keputusan tentang sistem pengiriman yang dimaksudkan dan format media dalam perencanaan strategi pembelajaran Anda. Sekarang, dalam kasus ketika Anda pengembang bahan dan juga instruktur, Anda mungkin perlu memodifikasi dan menyesuaikan keputusan asli Anda untuk mencerminkan bahan yang ada Anda telah menemukan, realitas pembangunan dan biaya produksi, dan perubahan dalam pemikiran Anda tentang peran Anda sebagai instruktur. Keputusan ini akan mempengaruhi kegiatan bahan pengembangan serta anggaran yang diperlukan dan staf.
Ketika desainer sebagai pengembang dan juga instruktur, seluruh proses pembangunan bahan informal, yaitu, banyak dari apa yang akan menjadi spesifikasi formal dan komunikasi antara desainer dan pengembang bahan tetap sebagai catatan mental atau catatan perencanaan informal. Pikiran itu juga cenderung berada di belakang pikiran desainer yang sebagai instruktur. "Aku akan mampu mengelola instruksi, beradaptasi dan menampung yang diperlukan dengan cepat”. Ini adalah pikiran hasil dalam keprihatinan kurang untuk rincian intisari dari pengembangan dan implementasi instruksi.
Ada pembagian yang biasa dilakukan dari tanggung jawab di mana designer juga berperan sebagai instruktur, tapi tidak bertanggung jawab untuk produksi bahan. Ini jarang terjadi di sekolah umum, namun dalam pendidikan tinggi, bisnis, pemerintah, dan pengaturan militer sering ada bantuan teknis tersedia untuk membuat media kompleks seperti video, web, dan multimedia. Desainer biasanya bekerja secara kolaboratif dengan spesialis produksi media di rumah daripada membalik spesifikasi, sehingga pembahasan sebelumnya umumnya berlaku untuk pembagian tanggung jawab.
Ketika designer bukan instruktur dalam perusahaan besar dengan pelatihan signifikan dan fungsi pengembangan, desainer instruksional dapat bekerja dengan tim yang bertanggung jawab untuk desain, pengembangan, dan penerapan pelatihan. Jenis yang sama dalam tim juga ada dalam desain instruksional (ID) perusahaan konsultan, pelatihan personil dan pengembangan perusahaan, dan dalam beberapa universitas. Fungsi diwakili tim seperti biasanya manajer, desainer pembelajaran, ahli materi pelajaran, bahan pengembang (atau koordinator), dan evaluator.
Dalam disain pembelajaran pengaturan yang lebih kecil, satu orang mungkin bertanggung jawab untuk lebih dari satu fungsi, sementara di 4 pengaturan yang lebih besar, beberapa individu dapat ditugaskan untuk setiap fungsi. Tim juga akan berinteraksi secara teratur dengan perwakilan dari klien internal atau eksternal dan kadang-kadang dengan instruktur atau manajer program instruksional. Dalam tim desain pembelajaran itu adalah umum untuk manajer untuk menjadi desainer instruksional tingkat senior, dan untuk desainer instruksional juga menjadi pengembang bahan atau setidaknya memiliki pengetahuan kerja tingkat berbagai format media. Kombinasi desain dan bahan pengembangan keterampilan instruksional adalah diinginkan, khususnya dalam pengembangan bahan berbasis web berbasis komputer dan karena tekanan untuk membawa "tepat waktu" produk pelatihan untuk pengguna secepat mungkin. Teks Michael Greer (1992) adalah sumber yang baik untuk menjelajahi berbasis tim posstest desain instruksional dan manajemen desain pengembangan proyek.
Sebelumnya dalam bab ini kita menyebutkan bahwa proses menentukan dan pengembangan bahan adalah informal ketika desainer juga menjadi bahan pengembang dan instruktur. Ketika desainer bukanlah pengembang maupun instruktur, bagaimanapun, premi ditempatkan pada spesifikasi presisi dan work¬ing dalam lingkungan tim membutuhkan komunikasi dan kolaborasi keterampilan. Tidak ada hal seperti prosedur operasi standar untuk komunikasi yang terjadi antara desainer dan pengembang bahan. Itu selalu kolaborasi unik yang ditentukan oleh perpaduan desain dan pengembangan keterampilan pos¬sessed oleh masing-masing peserta dan pembagian tanggung jawab dalam pengaturan tim. Sebagai contoh, seorang desainer pembelajaran kreatif dengan keterampilan produksi televisi yang baik dalam waktu untuk melakukannya, mungkin menyerahkan naskah produksi penuh dengan storyboarding untuk pengembangan bahan. Pada ekstrem yang lain, seorang desainer yang sibuk tanpa pengalaman produksi mungkin akan bertemu dengan pengembang, pergi dari konteks analisis, meninjau strategi pembelajaran, meminta ide produksi dari pengembang lain, dan kemudian bertemu nanti untuk meninjau storyboard dan naskah catatan disiapkan oleh pengembang. Cara terbaik desainer untuk membangun metode berkomunikasi spesifikasi media untuk bertemu dan belajar dari pengembang, karena bahan pengembang sudah akan memiliki perencanaan dan produksi alat yang mereka gunakan secara rutin dalam perdagangan media mereka. Desainer instruksional harus mengadopsi alat perencanaan dengan bahan pengembang yang nyaman di toko tertentu yang menyediakan bahan rujukan pengembang tersebut.
Alasan lain memperkenalkan ide dari tim desainer pembelajaran adalah untuk menunjukkan masalah umum dalam proses desain instruksional yang berasal dari hubungan, atau kekurangan antara desainer dan peserta didik. Ketika desainer juga menjadi instruktur dari himpunan pelajar, desainer-instruktur memiliki pemahaman yang baik tentang kepentingan dan motivasi peserta didik, preferensi dan harapan mereka, dan pengetahuan umum dan khusus mereka dari wilayah isi. Hal ini sering terjadi, namun dalam tim pengembangan pembelajaran menetapkan bahwa desainer tidak menjadi instruktur dan orang asing bagi pembelajar untuk siapa instruksi ini dimaksudkan dan mungkin memiliki sedikit atau tidak ada kontak langsung dengan mereka. Ketika situasi ini ada desainer dapat bergantung pada hati pelajar dalam konteks analisis, tetapi sebagai pengganti informasi yang baik, tergantung pada stereotip sendiri apa yang menjadi seperti pelajar. Asumsi tersebut dapat menghasilkan lebih banyak masalah daripada jika desainer tidak memiliki pengetahuan tentang peserta didik sama sekali .
F. Mengembangkan Bahan Ajar untuk Evaluasi Formatif
1. Bahan Draft Kasar
Kita semua tahu apa itu draft kasar, karena kita memiliki semua draft kasar tertulis dari kertas yang kemudian telah direvisi menjadi bentuk akhir. Draft kasar berarti tentang hal yang sama bila diterapkan untuk bahan pembelajaran, tetapi hal ini membawa makna tambahan bahwa produk alternatif sederhana yang dikembangkan, dengan format media yang lebih murah.
Tujuan untuk melakukan konsep dari bahan kasar adalah untuk menciptakan kecepatan, versi murah dari desain Anda, sehingga Anda akan memiliki sesuatu untuk membimbing produksi akhir dan sesuatu untuk memperhitungkan evaluasi formatif dan mencoba dengan ahli subjek-materi, beberapa peserta didik, atau sekelompok peserta didik. Yang harus ada dipikiran kita adalah waktu untuk menangkap masalah dengan bahan ajar adalah ketika mereka masih dapat direvisi tanpa mengeluarkan sejumlah waktu dan biaya yang besar. Model desain telah mengikuti seluruh buku ini dalam memiliki garis umpan balik yang mengatakan, "merevisi instruksi," dan konsep rancangan bahan kasar mengharuskan proses revisi.
Mungkin pikiran pada saat ini sangat merepotkan, "Bagaimana saya bisa menentukan apakah perencanaan pembelajaran dan bahan-bahan yang efektif dari versi draft kasar?" Penelitian belajar dari format media yang berbeda menunjukkan bahwa penguasaan sebenarnya adalah pengetahuan dan keterampilan yang bersangkutan, ada sedikit perbedaan antara konsep kasar dan produk jadi. Sebagai contoh, seorang siswa yang paling sering belajar dengan banyak menonton video, sebagian dari melihat kartu storyboard tangan ditarik dan mendengarkan seseorang membaca naskah. Sebagai salah satu harapkan, perhatian dan motivasi efek dari pengalaman akan berbeda, tapi rancangan ujicoba kasar digunakan secara rutin dalam evaluasi formatif kompleks, media mahal. Pengembang bahkan menggunakan ilustrator art atau seni yang dihasilkan komputer untuk menentukan apakah anak-anak akan suka dan mengidentifikasi dengan karakter kartun yang nantinya akan dibuat untuk film atau video. Tabel 9.3 daftar contoh kasar versi draft untuk beberapa format final media. Ketika Anda melihat format draft kasar disarankan mengingat bahwa tujuan untuk draft adalah cepat, dan produk murah untuk memperhitungkan ujicoba formatif.
Tabel 9.3
Contoh yang Disarankan pada Format Draft kasar
Jika Akhir Medium Akan: Kemudian yang Terjadi pada Rought Draft
- Teks yang diilustrasikan
- Buklet yang berlapis-lapis
- Transparansi bagian atas
- Pusat aktivitas dan pusat
belajar
- Presentasi program grafik,
seperti: power point
- Video
- Komputer Multimedia
berbasis pembelajaran
(seperti perangkat
menulis, gudang menulis,
direktur , hiper studio ,
ikon penulis , alat buku II)
- Instruksi berbasis web dan
multimedia berbasis
Kata diproses, lembaran lepas notebook dengan digambar tangan atau ilustrasi klip-art
8% hingga 11-inch persediaan kartu
Frame tangan berhuruf, kata diproses, atau PowerPoint dicetak pada 8% kertas hingga 1 inci
"Tipis" versi bahan yang, dalam bentuk akhir, akan perlu "tugas berat" untuk menolak memakai dan merobek
Storyboard digambar tangan dengan catatan kuliah; meskipun jika salah satu memiliki pengalaman yang cukup itu adalah yang paling mudah untuk membuat rancangan bahan kasar langsung dalam program presentasi dengan mempergunakan menggambar alat dan koleksi clip art yang baik, dan kemudian ketik catatan kuliah ke dalam "catatan melihat"
Kartu storyboard tangan digambar dengan catatan naskah atau script penuh; meskipun kemajuan teknologi seperti camcorder Mini DV dan user-friendly desktop video editing programs telah memungkinkan untuk rekaman murah dalam merancang rekaman dan dipotong kasar ke AVI atau Kapur format untuk ujicoba formatif.
Desain layar digambar tangan dengan flowchart dari poin keputusan, acara media, dan hyperlink; mock-up dengan fungsi terbatas sering dikembangkan untuk bukti konsep dan review formatif; maket kadang-kadang dikembangkan untuk pengujian di user-friendly programs low-tech (misalnya., draf dalam PowerPoint tapi versi final di perangkat menulis)
sama seperti di atas (semua program tersebut dapat porting untuk akses web)
Pertama kalinya draf bahan kasar dikembangkan. Ini mungkin tampak seperti mendapatkan kereta di depan kuda, tapi ingat bahwa prototipe cepat terjadi terutama pada teknologi tinggi, cepat mengubah konteks pembelajaran. Pikiran di sini adalah bahwa pelatih pendisainan mutakhir produk teknologi tidak akan tahu jawaban atas pertanyaan desain kritis, kecuali mereka juga terlibat dalam pengembangan produk dengan teknologi tersebut. Dalam tim pengaturan desain pembelajaran, ada premi yang tepat, komunikasi terus-menerus antara mereka yang bekerja di desain dan mereka yang bekerja dalam pengembangan bahan jika manfaat dari kegiatan simultan yang diwujudkan.
2. Mengetik Cepat
Siapapun yang cepat karena memiliki pengalaman dengan menulis di multimedia tahu bahwa waktu dan energi menjadi persyaratan untuk mengembangkan dan menguji instruksi berbasis komputer yang kompleks. Pikiran "melakukannya beberapa kali" demi evaluasi formatif adalah menakutkan; tapi itu adalah persis apa yang terjadi dalam proses pembangunan bahan pembelajaran disebut protot cepat (istilah ini dipinjam dari manufaktur, di mana desain [CAD] teknologi dibantu komputer telah memungkinkan reproduksi langsung dari model komputer 3-D ke prototipe fisik yang terbuat dari kayu, plastik, atau material lain untuk mengevaluasi spesifikasi desain). Dalam banyak konteks pembelajaran, teknologi dan kebutuhan pelatihan berubah sangat cepat sehingga desainer pembelajaran telah memikirkan kembali beberapa pendekatan tradisional untuk desain pembelajaran. Strategi pertama digunakan dalam mengetik cepat adalah pada cahaya tangga analisis awal model desain pembelajaran, bahan prototipe instruksional kemudian berkembang cepat, dan menggunakan siklus berulang cepat dengan evaluasi formatif dan revisi untuk membentuk bentuk akhir dari bahan. ditambahkan ke produk.
Proses Mengetik cepat dapat dianggap sebagai rangkaian informasi, aproksimasi. Penekanannya harus pada kata diinformasikan karena pendekatan pembangunan ini bergantung benar-benar informasi yang dikumpulkan selama ujicoba untuk memastikan keberhasilan produk akhir. Strategi kedua yang digunakan dalam mengetik cepat adalah desain simultan dan pengembangan; yaitu, banyak dari analisis pekerjaan paling depan dilakukan sementara.
Konsep menggunakan rancangan bahan kasar untuk ujicoba masih memegang cara mengetik cepat, dengan fokus perkiraan awal berada pada fungsi antarmuka pengguna, aliran program acara, navigasi pelajar melalui instruksi, dan penampilan peserta didik dalam iterasi kemudian sebagai instruksi mendekati bentuk akhirnya, karya seni mewah dan grafis. Mengetik cepat cukup kompleks dalam proyek-proyek besar yang melibatkan interaktif pengembangan pembelajaran, multimedia berbasis web dan berbasis komputer. Dalam upaya tersebut, banyak tahapan desain pembelajaran, pengembangan bahan, dan evaluasi formatif terjadi secara bersamaan. Misalnya, dalam produksi instruksi berbasis komputer, salah satu fitur bisa dalam tahap desain sementara yang lain sedang mengalami perkembangan dan satu lagi adalah dalam pengujian prototipe. Sangat mudah untuk jatuh ke dalam pola berpikir bahwa desain pembelajaran adalah proses ketat linear, tapi ini menyesatkan karena melacak aktivitas desain dan pengembangan akan
G. Bahan Pengembangan Alat dan Sumber Produksi
Materi-materi dimediasi membutuhkan seluruh rangkaian keterampilan, baik artistik dan teknis yang dapat berkisar dari pengolah kata sederhana untuk mengkonversi bahan pengiriman berbasis web jauh. Untuk mengembangkan keakraban dan keterampilan dengan bahan khas perencanaan dan alat-alat produksi, pembaca disebut sebagai daftar referensi dan direkomendasikan pembacaan pada akhir bab ini. Teks oleh Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino (2002) menyediakan format ikhtisar media pembelajaran saat ini, bersama dengan pedoman dan tips untuk perencanaan bahan, desain, dan pengembangan. Ada beberapa referensi di akhir bab ini pada audio digital dan video, dan multimedia berbasis web dan berbasis komputer. Alasannya adalah bahwa teknologi berubah begitu cepat, dan setiap daftar di buku ini akan segera usang; Namun, ada dua sumber yang baik untuk jenis informasi khusus. Sumber pertama adalah kertas literatur kembali tersedia di toko-toko komputer, toko buku, dan melalui penjaja berbasis web. Ini adalah "bagaimana-untuk" manual yang cepat mengikuti rilis baru dari aplikasi komputer, pemrograman, dan alat-alat menulis. Sumber lainnya adalah web itu sendiri. Untuk menemukan informasi terkini pada aplikasi komputer atau alat menulis yang Anda gunakan, cukup ketik nama merek ke indeks web atau mesin pencari, dan Anda mungkin akan menemukan situs web yang dikelola oleh penerbit dan pengguna lainnya serta referensi untuk grup baru USENET dan daftar pengguna mailing.
Contoh: dalam rangka untuk mempermudah pekerjaan Anda bagian contoh ini mensintesis langkah-langkah dalam proses pengembangan bahan ajar berdasarkan strategi pembelajaran.
H. Proses Pengembangan Awal
Sebelumnya dalam bab ini kita membahas keuntungan bagi desainer pembelajaran saat pertama kali mengembangkan bahan sendiri harus mondar-mandir daripada instruksi yang dihadirkan oleh instruktur. Dengan demikian, Anda akan dapat bekerja melalui pengembangan bahan untuk semua komponen pembelajaran dan strategi pembelajaran. Ini adalah nasihat yang baik jika target pemirsa Anda adalah siswa SD atas melalui orang dewasa, tetapi Anda mungkin akan ingin menyertakan guru sebagai bagian dari pengiriman pembelajaran Anda, jika Anda telah memilih pelajar muda sampai kelas kedua atau ketiga sebagai target audiens Anda. Jika Anda menggunakan guru, pastikan untuk memberikan rencana preskriptif untuk melaksanakan komponen pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian Anda akan dapat mengumpulkan data yang dapat digunakan selama ujicoba instruksi dan membuat revisi yang berarti setelah menyelesaikan evaluasi formatif.
Nasihat lain untuk desainer pemula adalah bahwa bahan pertama pengembangan menjadi format teks dalam gambar atau dalam format media sederhana. Ini adalah titik awal yang sangat alami karena menghindari masalah yang diperlukan untuk memiliki keterampilan pengembangan media kompleks. Peringatan ini mungkin tidak berlaku untuk mereka yang telah memiliki keterampilan berkembang dengan baik dalam produksi multimedia, tapi ingat bahwa hasil yang diinginkan adalah rancangan bahan kasar untuk siapapun yang melakukan evaluasi formatif dengan keterampilan pengolah kata layak yang dapat dengan cepat membuat draft kasar dari teks, baik menggambar dengan tangan atau elektronik, memasukkan gambar dan grafis ilustrasi, dan kebanyakan dari kita mengungkapkan urutan tumpang tindih, pola melingkar yang duplikat produk desain dan pengembangan proses berulang-ulang.
I. Tahapan Intruksi Pengembangan Lanjutan
Adapun tahapan instruksi pengembangan lanjutan adalah sebagai berikut.
1. Tinjau strategi pembelajaran untuk setiap tujuan di setiap pelajaran .
2. Survei literatur dan meminta ahli subjek - materi untuk menentukan apa bahan ajar yang
sudah tersedia .
3. Mempertimbangkan bagaimana Anda mungkin mengadopsi atau mengadaptasi bahan yang
tersedia .
4. Menentukan apakah bahan-bahan baru harus dirancang. Jika demikian, lanjutkan ke
langkah 5. jika tidak, mulai mengatur dan menyesuaikan bahan yang tersedia
menggunakan strategi pembelajaran sebagai panduan
5. Tinjau analisis Anda dari peserta didik dan untuk setiap pelajaran, mempertimbangkan
peran instruktur dalam memfasilitasi instruksi dan menentukan sejauh mana Anda ingin
instruksi untuk menjadi diri mondar-mandir atau grup mondar-mandir
6. Tinjau analisis Anda dari konteks pembelajaran dan asumsi Anda tentang sumber daya
yang tersedia untuk mengembangkan bahan. Mempertimbangkan kembali sistem
pengiriman dan media yang dipilih untuk menyajikan bahan, untuk memantau praktek
dan umpan balik, untuk mengevaluasi, dan untuk meningkatkan memori pelajar dan
transfer.
7. Merencanakan dan menulis bahan ajar berdasarkan strategi pembelajaran dalam bentuk
draf. Anda akan takjub melihat betapa ilustrasi kasar dapat membawa ide-ide Anda untuk
hidup pada sidang pertama. Dicetak, visual, atau bahan pendengaran dalam bentuk kasar
ini akan memungkinkan Anda untuk memeriksa urutan Anda, mengalirkan ide, ketepatan
ilustrasi ide, kelengkapan, kecepatan, dan sebagainya. Membuat satu set kasar bahan
selengkap mungkin cukup untuk setiap kegiatan pembelajaran .
8. Tinjau setiap pelajaran selesai atau pada saat sesi belajar untuk kejelasan dan mengalirkan
dari ide-ide
9. Menggunakan satu unit pembelajaran hingga selesai, menulis petunjuk yang menyertai
untuk membimbing siswa berpikir pada saat kegiatan berlangsung jika mereka
diperlukan.
10. Menggunakan bahan yang dikembangkan secara murah, draf pertama ini dimulai dari
kegiatan evaluasi .
11. Anda bisa mengembangkan bahan secara baik untuk panduan instruktur. Anda dapat
pergi bersama atau Anda dapat mengambil catatan seperti yang Anda mengembangkan
dan merevisi presentasi dan kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan catatan, Anda
dapat menulis panduan instruktur kemudian.
J. Studi Kasus: Kelompok Pelatihan Kepemimpinan
Bagian yang dipilih dari strategi pembelajaran untuk unit kepemimpinan kelompok akan digunakan untuk menggambarkan pengembangan bahan, meskipun ada banyak tujuan kinerja yang bisa digambarkan, kami telah memilih untuk menggambarkan hanya dua hal sebagai contoh. Ini termasuk 6.3.1 objektif, "Penamaan strategi yang mendorong dan menahan kerjasama anggota," dan obyektif 6.4.1, "strategi yang mendorong dan menahan kerjasama anggota Klasifikasi." Lihat Tabel 8.9 untuk daftar lengkap dari tujuan termasuk dalam Sesi 10.
Semua bahan digambarkan dalam skrip untuk instruksi berbasis web, jarak. Peserta didik akan belajar mandiri di rumah, datang ke pusat belajar hanya untuk partisipasi pertemuan interaktif dan kepemimpinan kelompok interaktif. Pertemuan-pertemuan di pusat hanya untuk tujuan 6.5.1, "Dalam simulasi NCW pertemuan dengan peserta didik bertindak sebagai pemimpin kelompok pemecahan masalah, melakukan tindakan untuk menimbulkan perilaku cooperatif antara anggota kelompok." Asumsi yang mendasari contoh rancangan bahan kasar dan pengembangan adalah bahwa desainer pembelajaran berbagi tanggung jawab pengembangan dengan spesialis produksi. Perancang ditentukan instruksi berbasis web dalam strategi pembelajaran dan sekarang telah menulis naskah apa yang akan muncul di halaman web. Untuk tujuan khusus yang digambarkan dalam contoh, produksi spesialis akan mengambil naskah dan membuat desain halaman web dan memasukkan karakter kartun dan panggilan keluar untuk mensimulasikan gaya buku komik. Dalam contoh berikut, komentar tentang mediasi termasuk sebagai setiap komponen dari strategi pembelajaran dijelaskan. Pembaca harus mencatat bahwa bahan yang ditentukan untuk pengiriman berbasis web dalam contoh ini adalah pelajaran bisa ditetapkan dengan efektivitas pembelajaran setara untuk siaran televisi dengan buku kerja, untuk teks diilustrasikan dengan kaset video, untuk instruksi kelas tradisional, atau untuk banyak sistem pengiriman lainnya. Satu pengecualian adalah bahwa setiap sistem pengiriman yang dipilih untuk unit seluruh pada kemampuan kepemimpinan kelompok harus melestarikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan berpartisipasi dalam interaksi kelompok kecil.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan pembelajaran memiliki istilah yang berbeda-beda diberikan oleh para ahli. Istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain pembelajaran adalah instructional materials (Yaumi, 2013:270). Serangkaian bahan yang dipergunakan disebut dengan delivery system. Secara teknis, bahan pembelajaran dapat didesain sebagai representasi penjelasan tenaga pengajar di depan kelas di samping berperan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran termasuk target dan sasaran yang hendak dicapai. Di samping itu, bahan pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Komponen paket pembelajaran meliputi: bahan pembelajaran, penilaian, kursus menejemen informasi. Kriteria tertentu untuk memilih bahan ajar dipusatkan kepada: kosa kata dan bahasa tingkat, tingkat perkembangan, motivasi, dan minat, latar belakang dan pengalaman, dan bahasa khusus atau lainnya yang dibutuhkan. Mengembangkan bahan ajar dapat berupa draft kasar dan proto mengetik cepat. Pengembangan alat dan sumber produksi bisa diperoleh dari web, ataupun toko-toko penyedia. Tahapan intruksi dimulai dari tinjauan strategi pembelajaran sampai dengan pengembangan panduan. Dalam studi kasus setiap sistem pengiriman yang dipilih untuk unit seluruh pada kemampuan kepemimpinan kelompok harus melestarikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan berpartisipasi dalam interaksi kelompok kecil.
B. Saran
Untuk lebih menguasai tentang pengembangan bahan ajar, pembaca dapat mempelajari dari sumber-sumber yang ada.
C. Penutup
Demikian makalah ini dimuat, semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Dick, Carey, dan Carey. 2005. The Systematic Design of Instruction. Boston: Pearson.
Yaumi, Muhamad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Komentar
Posting Komentar