MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) OLEH ALVIAN KURNIAWAN, S.Pd.

MAKALAH PRESENTASI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa : Alvian Kurniawan
Nomor Induk Mahasiswa : 06012681519029
Kelas/Semester : I/Ganjil
Nama Mata Kuliah : Model-Model Pembelajaran
Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.Pd.
Dr. Sungkowo Soetopo, S.Pd., M.Sn.




Bidang Kajian Utama Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurahkan atas kehadirat Allah swt karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah presentasi model-model pembelajaran ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk membahas tentang model pembelajaran kooperatif.
Terima kasih kepada Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.Pd dan Dr. Sungkowo Soetopo, M.Pd., M.Sn selaku dosen pengajar mata kuliah ini, serta semua pihak yang telah membantu memberikan memotivasi, sehingga tugas ini dapat diselesaikan.
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah selanjutnya.

Palembang, November 2015



DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

Pendahuluan ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

Pembahasan ................................................................................................................. 3
A. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 3
B. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif ......................................... 4
C. Pengelolaan Kelas Berdasarkan Pembelajaran Kooperatif .............................. 5
D. Model-Model Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 6
E. Model Evaluasi Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 10

Simpulan, Saran dan Penutup ................................................................................... 12

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 13





PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. dalam konteks ini, guru dituntut untuk membentuk suatu perencanaan kegiatan pembelajaran sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang saat itu digunakan.
Pada pelaksanaannya dilapangan, proses pembelajaran yang ada masih banyak menerapkan metode konvensional dengan menggunakan ceramah dalam menyampaikan materi. Sehingga dengan metode ini siswa hanya akan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Dapat dikatakan siswa menjadi individu yang pasif. Sementara itu, kurikulum yang ada saat ini (KTSP) menuntut siswa yang berperan aktif dalam membangun konsep dalam diri. Jadi menurut KTSP kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas menjadi hidup.
Oleh karena itu, guru perlu mengetahui serta memahami suatu model pembelajaran lain yang sesuai digunakan pada kurikulum yang ada sekarang ini (KTSP). Salah satu model tersebut adalah model pembelajaran cooperative learning yang akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah hakekat model pembelajaran kooperatif?
2. Bagaimanakah langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif?
3. Bagaimana pengelolaan kelas berdasarkan pembelajaran kooperatif?
4. Apa saja model-model pembelajaran kooperatif?
5. Bagaimana model evaluasi belajar kooperatif?

C .Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menjelaskan hakekat model pembelajaran kooperatif?
2. Untuk menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif?
3. Untuk menjelaskan pengelolaan kelas berdasarkan pembelajaran kooperatif?
4. Untuk menjelaskan model-model pembelajaran kooperatif?
5. Untuk menjelaskan model evaluasi belajar kooperatif?




MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Secara definisi pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2012: 202). Heterogen dimaksudkan bahwa pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa berbagai tingkat kemampuan. Dalam hal ini, Rusman (2012:204) menyatakan bahwa penggolongan siswa ditentukan berdasarkan: (1) minat dan bakat, (2) latar belakang kemampuan, (3) perpaduan antara minat dan bakat siswa dan latar kemampuan siswa.
Dalam hal ini, siswa sama-sama melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan, tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua Siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial. Sani (2013:131) menambahkan tujuan model pembelajaran ini adalah untuk melatih keterampilan sosial seperti tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain, berani mempertahankan pikiran yang logis, dan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk menjalin hubungan interpersonal.
Prinsip model pembelajaran kooperatif yaitu (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok (Lie dikutip Diany, 2013). Dengan prinsip tersebut, model pembelajaran ini diharapkan memiliki berbagai macam manfaat. Adapun manfaat dari cooperative learning antara lain: meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan, mengembang-kan keterampilan sosial siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.
Model pembelajaran kooperatif memiliki basis pada teori psikologi kognitif dan teori pembelajaran sosial. Fokus pembelajaran kooperatif tidak saja tertumpu pada apa yang dilakukan peserta didik, tetapi juga pada apa yang dipikirkan peserta didik selama aktivitas belajar berlangsung. Informasi yang ada pada kurikulum tidak ditransfer begitu saja oleh guru kepada peserta didik, tetapi peserta didik difasilitasi dan dimotivasi untuk berinteraksi dengan peserta didik lain dalam kelompok, dengan guru dan dengan bahan ajar secara optimal agar ia mampu mengonstruksi pengetahuannya sendiri. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator, penyedia sumber belajar bagi peserta didik, pembimbing peserta didik dalam belajar kelompok, pemberi motivasi peserta didik dalam memecahkan masalah, dan sebagai pelatih peserta didik agar memiliki ketrampilan kooperatif.

B. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif dapat dituliskan dalam tabel sebagai berikut.
Langkah Indikator Tindakan Guru
Langkah 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
Langkah 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa.
Langkah 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menginformasikan pengelompokan siswa
Langkah 4 Membimbing kelompok belajar Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompokkelompok belajar
Langkah 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan
Langkah 6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.

C. Pengelolaan Kelas Menurut Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengelompokan
a. Kelompok homogen (ability grouping) adalah praktik memasukkan beberapa siswa dengan kemampuan yang setara dalam kelompok yang sama.
b. Pengelompokan heterogenitas (kemacam-ragaman), dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosio ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.

2. Semangat gotong-royong
Dalam proses pembelajaran ini, agar berjalan secara efektif, maka semua anggota kelompok hendaknya mempunyai semangat bergotong royong, yaitu dengan cara membina niat dan semangat dalam bekerja sama yaitu dengan beberapa cara, seperti: kesamaan kelompok, identitas kelompok, sapaan dan sorak kelompok.

3. Penataan ruang kelas
Dalam hal ini keputusan guru dalam penataan ruang disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah kurangnya ruang kelas, jumlah siswa, tingkat kedewasaan siswa, pengalaman guru dan siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran gotong royong.

D. Model-Model Pembelajaran Kooperatif
Deskripsi rinci mengenai model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
1. Student team- acheivment divisions (STAD)
Pembelajaran tipe STAD memadukan antara metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Model ini dapat diterapkan untuk mata pelajaran matematika, sains, bahasa, dan ilmu pengetahuan sosial. Prosedurnya sebagai berikut.
a. Bentuk kelompok dengan jumlah orang berkisar 4 sampai 5.
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Peserta yang sudah paham dapat menjelaskan kepada yang belum paham.
d. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis,
para siswa tidak boleh saling membantu.
e. Guru memberikan evaluasi.
f. Guru memberikan penghargaan.

2. Teams-Games-Tournament (TGT)
Model ini dikembangkan oleh Deveries dan Slavin dengan menugaskan kelompok untuk bekerja atau berdiskusi mengenai pemahaman informasi dan latihan sebelum berkompetisi dengan kelompok lainnya dalam turnamen. Prosedur model ini adalah sebagai berikut.
a. Guru memilih topik pembelajaran dan menyajikannya kepada peserta didik.
b. Guru mengembangkan daftar pertanyaan, memberikan nomor, dan mengguntingnya
menjadi potongan kecil.
c. Guru mengelompokan peserta didik secara heterogen bergantung pada kemampuannya
dalam beberapa kelompok.
d. Guru menempatkan peserta didik dalam beberapa kelompok pertandingan, di mana
anggota kelompok yang baru tersebut memiliki kompetensi yang sama (homogen).
e. Peserta didik kembali ke meja kelompoknya, dan melaporkan pemerolehan nilainya.
Guru mengakumulasikan nilai dan memberikan penghargaan pada kelompok
pemenang.
f. Peserta didik mengikuti ujian.

3. Jingsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif di mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends dikutip Diany, 2008)
Kelompok Asal

Kelompok Ahli
Gambar. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Sani (2013:127) menjelaskan prosedur pembelajaran jigsaw sebagai berikut.
a. Siswa dikelompokan dalam tim-tim yang terdiri atas beberapa siswa.
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab.
e. Setelah selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan begantian mengejar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g. Guru memberikan evaluasi.
h. Penutup.

4. Investigasi Berkelompok (Group Investigation)
Model ini dikembangkan berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Sharan dan Lazarowitz yang fokus pada upaya penyelesaian masalah secara berkelompok. Peserta didik memperoleh informasi, menganalisis informasi, memberikan ide, dan secara bersama menyelesaikan masalah atau menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan oleh satu kelompok mungkin berbeda dengan kelompok yang lain. Setiap kelompok menyajikan hasil temuannya di depan kelas. Jumlah anggota kelompok bisa terdiri dari dua sampai enam peserta didik dan menilai penyajian kelompok.
Sani (2013:138) menjelaskan prosedur pembelajaran meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang diberikan secara kooperatiff yang bersifat penemuan.
e. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.
g. Guru melakukan evaluasi melalui beberapa teknik, misalnya: penilaian diri peserta didik, penilaian teman sejahwat, lembar pengamatan, dan sebagainya.

E. Model Evaluasi Pembelajaran Kooperatif
Dalam model pembelajaran cooperative learning terdapat tiga model evaluasi, ketiga model evaluasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Model Evaluasi Kompetisi
Pada sistem peringkat jelas menanamkan jiwa kompetitif, karena sejak masa awal pendidikan formal, siswa dipacu agar bisa menjadi lebih baik dari teman-teman sekelas, sehingga siswa yang jauh melebihi kebanyakan siswa yang dianggap berprestasi yang kemampuannya berada di bawah rata-rata kelas dianggap gagal atau tidak berprestasi.

2. Model Evaluasi Individual
Dalam sistem ini, sistem siswa belajar dengan pendekatan dan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Anak didik tak bersaing dengan siapa-siapa, kecuali bersaing dengan diri mereka sendiri. Teman-teman satu kelas dianggap tidak ada karena jarang interaksi antar siswa di kelas. Berbeda dengan sistem penilaian peringkat, dalam penyajian individual guru menetapkan standar untuk setiap murid.
3. Model Evaluasi Cooperative Learning
Sistem ini menganut pemahaman homohomini soclus. Falsafah ini menekankan saling ketergantungan antar makhluk hidup. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Prosedur sistem penilaian Cooperative Learning diantaranya adalah tanggung jawab pribadi dan kelompok. Jadi siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok. Sistem pengelolaannya pun didasari oleh pengelompokan, semangat gotong royong, dan pengelolaan kelas.




SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam model pembelajaran ini, langkah-langkah yang dapat dilakukan secara umum adalah (1) menyampaikan tujuan dan motivasi; (2) menyajikan informasi; (3) mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; (4) membimbing kelompok belajar; (5) evaluasi, dan (6) memberikan penghargaan. Adapun model-model dalam pembelajaran kooperatif learning meliputi: (1) Student team- acheivment divisions (STAD); (2) Teams-Games-Tournament (TGT); (3) Jingsaw; (4) Investigasi Berkelompok (Group Investigation). Model evaluasinya juga meliputi tiga model, yaitu: (1) model evaluasi kompetisi; (2) model evaluasi individual; dan (3) model evaluasi cooperative learning.

B. Saran
Untuk menguasai teknik tentang pembelajaran kooperati, diharapkan agar lebih banyak mempelajari di berbagai sumber, lalu mengaplikasikannya.

C. Penutup
Demikian makalah ilmiah ini dibuat, semoga bermanfaat.



DAFTAR PUSTAKA

Diany, Emilda Novi. 2008. Cooperative Learning Teknik Jigsaw. https://akhmadsudrajat.
wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/. (diakses tanggal 9
November 2015).

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Edisi Ke-2. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Ulasan Artikel Jurnal Penelitian

Contoh Proposal Kegiatan Bulan Bahasa di Sekolah

Novelet "“NOVELETE KETIKA AKU HARUS …” Oleh: Alvian Kurniawan