Soal UAS Bahasa Indonesia Ganjil Kelas XI SMA BSI Palembang 2016 KTSP
1. Tuliskan pengertian surat kuasa, proposal, naskah berita!
2. Identitas buku:
Judul buku : Menata Negeri yang Hancur
Penulis : Desi Ibrahim
Tahun : 2009
Penerbit : Damai
Kota : Bandung
Halaman : 140
Berdasarkan sketsa identitas buku di atas, buatlah daftar pustaka dan catatan kaki!
3. Sebutkan unsur-unsur intrinsik pada cerpen!
4. Simaklah penggalan drama di bawah ini dengan seksama!
Di sebuah jalan, ketika Liza hendak mencuci ke sungai, ia melihat ada seorang pengemis tua yang sedang merintih kelaparan, lantas mendekatlah Liza kepada pengemis tua itu.
Liza : “Ibu belum makan?”
Pengemis : “Iya nak, ibu sudah 3 hari tidak makan.”
Liza : “Mengapa ibu tidak makan?”
Pengemis : “Saya tidak punya uang,nak.”
Liza : “Wah, kasihan sekali ibu.” (sambil membuka ikatan selendang). Ini buk, saya
ada uang sedikit. Semoga ibu bisa mempergunakannya untuk membeli
makanan.”
Pengemis : “Tapi, nak….”
Liza : “Sudahlah buk, ambil saja. Saya ikhlas kok.”
Siapakah tokoh dari penggalan drama di atas, dan bagaimana penokohan setiap tokohnya!
5. Dalam pementasan drama, kamu mengamati tokoh Malin Kundang sering melakukan blocking.
Berdasarkan analisismu itu, tuliskan sebuah komentar yang kamu tujukan kepada pemeran Malin
Kundang!
6. Gilang : “Pergi kau dari sini!”
Bagaimanakah gerakan yang tepat yang harus dilakukan oleh Gilang?
7. Buatlahcontohsuratkuasauntukmengambiltabungan di bank BNI karenapihak 1 sedang
dalamperawatandokter di rumahsakit!
8. Bacalah nukilan hikayat di bawah ini dengan seksama!
Ini hikayat cerita orang dahulu kala. Sekali peristiwa Allah SWT, menunjukan kekayaannya kepada hamba-Nya. Maka adalah seorang miskin laki-bini berjalan mencari rezekinya sekeliling negeri Antah berantah.
Adapun nama raja di dalam negeri itu Maharaja Indra Dewa namanya, terlalu amat besar kerajaan baginda itu. Beberapa raja-raja di tanah dewa itu takluk kepada baginda dan mengantar upeti kepada baginda pada tiap-tiap tahun.
Hatta maka pada suatu hari baginda sedang ramai dihadap oleh segala raja-raja menteri, hulubalang, rakyat sekalian ada di penghadapan. Maka si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya, maka orang banyak itu pun ramailah, ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu. Maka ditemparnyalah akan si Miskin itu kena tubuhnya pun berlumur dengan darah. Maka orang pun gemparlah. Maka titah baginda, apakah yang gempar di luar itu? Sembah segala raja-raja. Itu ya Tuanku Syah Alam, orang melempar si Miskin tuanku. Maka titah baginda, suruh usir jauh-jauh.
.....
Identifikasilah unsur intrinsik nukilan hikayat di atas pada unsur latar dan tema!
9. Bacalah cuplikan novel di bawah ini dengan seksama!
....
Pada suatu siang aku sedang menyelenggarakan rekaman siaran untuk malam harinya. Tiba-tiba dibagian lain kulihat Narti yang bercakap-cakap dengan penyelenggara tehnik. Keduanya memandang kepadaku. Aku menunjuk ke jam yang ada didinding. Narti mengangguk. Dia dengan tenang duduk disamping meja pengawas. Dan aku meneruskan siaranku. Ketika aku keluar, Narti segera memelukku.
“Kau tinggal berapa hari di Semarang?” tanyanya. Aku memandang kepadanya dengan pandang bertanya. Dia tahu bahwa aku pergi ke Semarang.
“Aku menelponmu waktu itu. Ada seorang kawanmu yang bilang bahwa ibu meninggal,” dia menerangkan.
“Tiga hari,” Aku menjawab.
Kami menuju ke warung untuk lebih bebas bercakap-cakap. Narti memesan air jeruk untuk kami berdua. Lalu kami mendapat tempat duduk yang agak menyendiri.
“Sakit apa?”
“Mungkin jantung,” aku ceritakan sedikit apa yang terjadi.
“Putro selalu menanyakan kau,” kata Narti kemudian.
“Putro?”
“Penerbang AURI yang kuajak ke sana dulu. Kau sudah lupa padanya?” aku tersenyum.
“Kau berpacaran dengan Mokar, lalu Saputro yang kau berikan padaku,” kataku perlahan.
“Aku tidak dengan Mokar, Cik. Tidak.” Tiba-tiba kulihat dia mengerutkan keningnya.
“Mengapa?”
“Dia Kristen, Katolik. Ibu tentu akan susah hatinya” dan sambil menarik napas dia meneruskan,
“Aku belum memikirkan perwakilan. Kini aku bekerja, dan aku menyukai pekerjaanku. Aku mau terbang sejauh mungkin dan selama mungkin.”
....
(dikutip dari novel “Pada Sebuah Kapal” karya Nh. Dini halaman 47-48)
Identifikasilah unsur instrinsik pada bagian alur dan sudut pandang pada cuplikan novel di atas!
10. Tuliskan minimal 5 (lima) baris ilustrasi sebuah resensi yang menjelaskan tentang kelemahan dan
kelebihan sebuah buku!
*** selamat mengerjakan!***
2. Identitas buku:
Judul buku : Menata Negeri yang Hancur
Penulis : Desi Ibrahim
Tahun : 2009
Penerbit : Damai
Kota : Bandung
Halaman : 140
Berdasarkan sketsa identitas buku di atas, buatlah daftar pustaka dan catatan kaki!
3. Sebutkan unsur-unsur intrinsik pada cerpen!
4. Simaklah penggalan drama di bawah ini dengan seksama!
Di sebuah jalan, ketika Liza hendak mencuci ke sungai, ia melihat ada seorang pengemis tua yang sedang merintih kelaparan, lantas mendekatlah Liza kepada pengemis tua itu.
Liza : “Ibu belum makan?”
Pengemis : “Iya nak, ibu sudah 3 hari tidak makan.”
Liza : “Mengapa ibu tidak makan?”
Pengemis : “Saya tidak punya uang,nak.”
Liza : “Wah, kasihan sekali ibu.” (sambil membuka ikatan selendang). Ini buk, saya
ada uang sedikit. Semoga ibu bisa mempergunakannya untuk membeli
makanan.”
Pengemis : “Tapi, nak….”
Liza : “Sudahlah buk, ambil saja. Saya ikhlas kok.”
Siapakah tokoh dari penggalan drama di atas, dan bagaimana penokohan setiap tokohnya!
5. Dalam pementasan drama, kamu mengamati tokoh Malin Kundang sering melakukan blocking.
Berdasarkan analisismu itu, tuliskan sebuah komentar yang kamu tujukan kepada pemeran Malin
Kundang!
6. Gilang : “Pergi kau dari sini!”
Bagaimanakah gerakan yang tepat yang harus dilakukan oleh Gilang?
7. Buatlahcontohsuratkuasauntukmengambiltabungan di bank BNI karenapihak 1 sedang
dalamperawatandokter di rumahsakit!
8. Bacalah nukilan hikayat di bawah ini dengan seksama!
Ini hikayat cerita orang dahulu kala. Sekali peristiwa Allah SWT, menunjukan kekayaannya kepada hamba-Nya. Maka adalah seorang miskin laki-bini berjalan mencari rezekinya sekeliling negeri Antah berantah.
Adapun nama raja di dalam negeri itu Maharaja Indra Dewa namanya, terlalu amat besar kerajaan baginda itu. Beberapa raja-raja di tanah dewa itu takluk kepada baginda dan mengantar upeti kepada baginda pada tiap-tiap tahun.
Hatta maka pada suatu hari baginda sedang ramai dihadap oleh segala raja-raja menteri, hulubalang, rakyat sekalian ada di penghadapan. Maka si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya, maka orang banyak itu pun ramailah, ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu. Maka ditemparnyalah akan si Miskin itu kena tubuhnya pun berlumur dengan darah. Maka orang pun gemparlah. Maka titah baginda, apakah yang gempar di luar itu? Sembah segala raja-raja. Itu ya Tuanku Syah Alam, orang melempar si Miskin tuanku. Maka titah baginda, suruh usir jauh-jauh.
.....
Identifikasilah unsur intrinsik nukilan hikayat di atas pada unsur latar dan tema!
9. Bacalah cuplikan novel di bawah ini dengan seksama!
....
Pada suatu siang aku sedang menyelenggarakan rekaman siaran untuk malam harinya. Tiba-tiba dibagian lain kulihat Narti yang bercakap-cakap dengan penyelenggara tehnik. Keduanya memandang kepadaku. Aku menunjuk ke jam yang ada didinding. Narti mengangguk. Dia dengan tenang duduk disamping meja pengawas. Dan aku meneruskan siaranku. Ketika aku keluar, Narti segera memelukku.
“Kau tinggal berapa hari di Semarang?” tanyanya. Aku memandang kepadanya dengan pandang bertanya. Dia tahu bahwa aku pergi ke Semarang.
“Aku menelponmu waktu itu. Ada seorang kawanmu yang bilang bahwa ibu meninggal,” dia menerangkan.
“Tiga hari,” Aku menjawab.
Kami menuju ke warung untuk lebih bebas bercakap-cakap. Narti memesan air jeruk untuk kami berdua. Lalu kami mendapat tempat duduk yang agak menyendiri.
“Sakit apa?”
“Mungkin jantung,” aku ceritakan sedikit apa yang terjadi.
“Putro selalu menanyakan kau,” kata Narti kemudian.
“Putro?”
“Penerbang AURI yang kuajak ke sana dulu. Kau sudah lupa padanya?” aku tersenyum.
“Kau berpacaran dengan Mokar, lalu Saputro yang kau berikan padaku,” kataku perlahan.
“Aku tidak dengan Mokar, Cik. Tidak.” Tiba-tiba kulihat dia mengerutkan keningnya.
“Mengapa?”
“Dia Kristen, Katolik. Ibu tentu akan susah hatinya” dan sambil menarik napas dia meneruskan,
“Aku belum memikirkan perwakilan. Kini aku bekerja, dan aku menyukai pekerjaanku. Aku mau terbang sejauh mungkin dan selama mungkin.”
....
(dikutip dari novel “Pada Sebuah Kapal” karya Nh. Dini halaman 47-48)
Identifikasilah unsur instrinsik pada bagian alur dan sudut pandang pada cuplikan novel di atas!
10. Tuliskan minimal 5 (lima) baris ilustrasi sebuah resensi yang menjelaskan tentang kelemahan dan
kelebihan sebuah buku!
*** selamat mengerjakan!***
Komentar
Posting Komentar