SOAL PAS KELAS X BAHASA INDONESIA SEMESTER GANJIL
Bacalah teks
anekdot di bawah ini dengan saksama!
Masuk Hutan Terlarang
Seorang suami sedang duduk di depan rumah. Ia
memandangi istrinya yang sedang menyapu sambil tersenyum. Kemudian sang istri
bertanya heran kepada sang suami, “Wahai suamiku, mengapa engkau tersenyum
padaku?”. Sang suami pun menjawab, “Istriku, dulu sewaktu aku belum menikah
denganmu, aku pernah masuk ke hutan terlarang di ujung desa ini. Katanya,
kalau saya tidak menginjak kotoran ayam di hutan itu, maka saya akan
mendapatkan istri yang cantik. Kebetulan saya tidak menginjak kotoran ayam
itu,” jawab sang suami. Ia sengaja bercerita demikian agar sang istri merasa
senang atas pujiannya. Namun, aneh yang dilihat sang suami, ia mendapati sang
istri malah menangis. Semakin sang suami mendiamkan sang istri, semakin keras
tangisan sang istri. Lantas sang suami bertanya, “Duhai istri cantikku.
Apakah gerangan yang menyebabkan engkau menangis. Padahal aku menceritakan
cerita yang baik untukmu?”. Dengan menahan isak air mata, sang istri
menjawab, “Suamiku, dulu sebelum aku menikah denganmu, aku juga masuk hutan
terlarang itu. Kemudian aku menginjak kotoran ayam. Ternyata ini sebabnya aku
menikah denganmu”. Sang suami pun terdiam seketika mendengar kejujuran dari
sang istri yang amat ia cintai.
|
1) Di dalam teks anekdot di atas, terdapat penggalan
percakapan yang berbunyi, “Suamiku, dulu sebelum aku menikah denganmu, aku juga
masuk hutan terlarang itu. Kemudian aku menginjak kotoran ayam. Ternyata ini
sebabnya aku menikah denganmu”. Apakah makna tersirat dari ucapan sang istri?
2) Dalam
mengontruksi makna sebuah teks anekdot, kita dapat menganalisis aspek: ide
cerita, isi, dan fungsi komunikasi. Menurut analisismu, apakah fungsi
komunikasi pada teks anekdot tersebut?
3) Tuliskan
penggalan kalimat pada teks anekdot tersebut yang menandakan struktur
orientasi!
4) Salah satu ciri
kebahasaan teks anekdot adalah mengandung verba material. Tuliskan minimal
empat kata yang termasuk verba material pada teks anekdot di atas!
5) Konversikanlah
bentuk cerita anekdot di atas ke dalam bentuk dialog percakapan utuh!
Bacalah
teks hikayat di bawah ini dengan saksama!
Hikayat Abu Nawas
“Botol Ajaib”
Hatta di sebuah negeri. Tidak ada hentinya, Baginda raja bertitah
memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaannya atau tugas
yang tidak masuk diakal. Syahdan kala itu pun Abu Nawas turut dipanggil ke
istana. Usai tiba di istana, Sang Baginda Raja menyambutnya dengan senyum
merekah.
“Akhir-akhir ini aku sering mendapat
gangguan perut. Terang tabib pribadiku, ini serangan angin,” ungkap Baginda
maha perkasa.
“Ampun Tuanku, sekiranya apa yang
bisa hamba bhaktikan hingga Baginda memanggil hamba?” Tanya Abu Nawas.
“Aku hanya ingin engkau menangkap
angin yang menyerangku dan memenjarakannya!” Titah Baginda.
Abu Nawas pulang dan membawa
pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun, sudah dua hari ini Abu Nawas belum
memperoleh ide untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Di sela
kepasrahannya, dirinya teringat akan Aladin dan lampu wasiat.
“Bukankah jin itu tidak terlihat?”,
gumam Abu Nawas. Ia pun berlari pulang dengan girangnya. Sesampainya di rumah,
secepat mungkin Ia menyiapkan segala yang diperlukan, kemudian menuju istana.
Di pintu gerbang istana, Abu Nawas dipersilahkan masuk oleh pengawal yang
sudah mengenalnya sejak lama. Apalagi Baginda Raja sudah menunggunya sejak
lama.
Dengan tergesa Sang Baginda bertanya
kepada Abu Nawas, “Sudahkah kau memenjarakan angin Abu Nawas?”.
“Sudah Baginda,“ jawab Abu Nawas
dengan lantang. Dengan muka berseri sambil mengeluarkan botol yang sudah
disumbat. Abu Nawas menyerahkan botol tersebut pada sang Raja. Baginda
melihat dan memperhatikan botol dengan seksama.
“Mana angin itu, hai Abu Nawas?”
Tanya Baginda.
“Di dalam Tuanku Yang Mulia.”
“Aku tak tampak apapun,” kata Baginda
lagi.
“Ampun Tuanku, memang angin tidak
bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu angin, tutup botol itu boleh
dibuka!” Kata Abu Nawas.
Setelah tutup botol dibuka sang
Baginda mencium bau kentut yang amat busuk.
“Bau apa ini, hai Abu Nawas?” Tanya Baginda.
“Ampun Tuanku, hamba tadi buang angin
dan memasukan angin ke dalam botol agar tidak lagi menyerang. Maka hamba
memenjarakannya dalam botol,” jawab Abu Nawas sambil ketakutan.
Dikutip dari: https://dosenbahasa.com › hikayat
|
Bacalah teks cerpen di bawah ini dengan saksama!
Membantu Seorang Sahabat
Tiyas memiliki seorang sahabat yang sangat setia menemaninya dalam
menghadapi lika liku kehidupan. Tidak jauh dari rumahnya, Dwi sahabat tiyas
tinggal di kampung dekat rumah Tiyas, hanya saja dipisahkan oleh RT saja.
Namun sudah hampir dua minggu Dwi tidak mengunjungi Tiyas di rumahnya.
“Hmmm Dwi kemana ya mah, Biasanya hampir setiap hari Dwi main kesini.
Tapi ini sudah hampir lewat dua minggu Dwi tidak datang lagi.” Ujar Tiyas.
“Mungkin Dwi sedang sakit!” jawab Mama Tiyas.
Sudah lima
kali Tiyas mengetuk pintu rumah Dwi. Karena menunggu lama tidak kunjung
dibuka akhirnya Tiyas memberanikan diri untuk bertanya kepada tetangga
tentang menghilangnya Dwi. Benar saja, Ternyata sudah dua minggu Dwi ikut
orang tuanya pulang ke desa. Sebab ayahnya habis kena PHK. Akhirnya keluarga
Dwi memutuskan untuk kembali ke desa dan memilih menjadi petani.
“Oh, kasihan sekali Dwi,” ujarnya didalam hati,
Di rumahnya, Tyas tampak melamun sambil
memikirkan nasib sahabat setianya itu.
“Ada apa
Yas? Kok kamu nggak seperti biasanya, malah tampak lesu dan kurang semangat?”
Papa bertanya sambil menegur.
“Dwi, Pa.” Jawab Tiyas
“Memangnya ada apa dengan Dwi sehingga membuatmu
muram,, apa dia sedang sakit?” Tyas menggeleng kepada ayah.
“Lantas kenapa?” Papa menjadi penasaran.
“Sekarang Dwi sudah pindah rumah. Kata tetangga
sebelah rumahnya Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya
habis di PHK dan memilih untuk menjadi petani”. Sambil menatap Tiyas papa termenung memikirkan
ucapan tiyas dengan rasa setengah tidak percaya.
“Kalau Papa tidak langsung percaya, Coba tanya deh,
sama Pak RT atau ke tetangga lain!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Dwi!”
“Maksudmu?”
“Aku pengen Dwi bisa disini lagi” Tyas memohon dengan agak mendesak.
“Baik kalau itu bisa bikin kamu seneng. Tapi, kamu
harus bisa mencari alamat rumah Dwi yang di desa!” kata Papa. Berkat bantuan pemilik kontrakan bekas rumah Dwi
akhirnya tiga hari kemudian Tiyas berhasil memperoleh alamat rumah Dwi yang
berada di desa. Ia merasa sangat senang. Kemudian Papa bersama dengan Tiyas
datang ke rumah Dwi di sebuah desa terpencil dan lokasi rumahnya masih masuk
ke dalam lagi. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan
kami disambut orang tua Dwi dan Dwi sendiri. Betapa gembira hati Dwi ketika
bertemu dengan Tiyas. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu.
|
6) Tuliskan pengertian hikayat dengan kalimat
pemahamanmu sendiri!
7) Identifikasilah satu nilai dan isi kandungan
teks hikayat Abunawas “Botol Ajaib”!
8) Tuliskan kembali cerita teks hikayat Abunawas
“Botol Ajaib” dengan kalimatmu sendiri,
minimal 5 baris!
minimal 5 baris!
9) Identifikasilah satu persamaan dan satu
perbedaan nilai yang terdapat pada
hikayat “Abu
Nawas” dan cerpen “Membantu Seorang Sahabat”!
Nawas” dan cerpen “Membantu Seorang Sahabat”!
10)
Identifikasilah satu persamaan dan satu perbedaan kebahasaan yang terdapat pada hikayat
“Abu Nawas” dan cerpen “Membantu Seorang Sahabat”!
“Abu Nawas” dan cerpen “Membantu Seorang Sahabat”!
selamat mengerjakan
Komentar
Posting Komentar