Puisi "Jeruji Bimbang" Oleh Alvian Kurniawan
Jeruji Bimbang
(Atheis)
Jalang terhunus dalam langkah yang salah,
Perpundak klise hidup yang berangan senang
Aku pendatang dalam langkah yang linglung
Antara kanan dikiri…
Kiri dikanan tiada terbesit pengetahuan yang utuh…
Kadang intuisi tak dapat dihandal
Ketika hati berkacamatakan hitam tanpa sudut pandang
Hanya kotor,nista,dan aniaya terhujam nilai.
Ah..
Apa benar salah ini takdir?
Lalu kenapa semua dikata sengaja
Padahal aku adalah tokoh
Yang sekedar memainkan sknarionya.
Lalu kenapa aku harus taat kepadanya?
Padahal aku tlah tercatatkan bangkang sebelumnya.
Hem..
Rasional tak tertusuk hasil,
Tak pula terupaya dititik pencarian jawab
Aku hanya duduk diam yang terhimpit
Antara yang benar di yang salah
Dan yang salah di yang benar..
Sekali lagi ku tak angkat kaki dari kursi perenungan
Hanya diam..
Diam..
Hening.. dan
Kembali diam.
Saat meski detik ditinggal menit..
Dan menitpun tertinggal jam.
Dimensipun seakan tetap mengoda
Antara yang ini dan yang itu
Antara mana yang sungguh benar dan
Mana yang hanya dibenarkan dalam tuntutan keyakinan
Karena jika tidak diri akan tersiksa.
Mengapa semua membingungkan?
Aku butuh bukti analogi
Bukan teoritas yang harus terisak dongeng.
Aku juga bukan bocah lagi
Yang sering tertipu lewat ninabobo,
Terbuai pada hakikat nyaman,
Dan tak mengerti apa yang didengar.
Apakah aku benar-benar salah?
Apakah aku patut dikata pemberani?
Jika tetap aku bertahan pada pemikiran ini.
Tapi mengapa tak ada kebenaran
Yang datang tuk liuk salahku..
Menepuk pundakku,
Berbisik salah lalu berkata
Ini yang seharusnya benar.
Namun pula mengapa tak ada nada tangan
Yang membenarkan cara fikirku
Yang mungkin cukup terlalu berani tuk diperjuangkan
Meski orang tak dominant pada ini.
Hakikat tiada semata…
Menjelang ajal baru terasa seribu.
Aku terdiam seorang diri sampai hari ini.
Mungkinkah aku Jeruji yang terhantam itu?
Oleh Alvian Kurniawan
Fb : Vyan_aziz@yahoo.com
(Atheis)
Jalang terhunus dalam langkah yang salah,
Perpundak klise hidup yang berangan senang
Aku pendatang dalam langkah yang linglung
Antara kanan dikiri…
Kiri dikanan tiada terbesit pengetahuan yang utuh…
Kadang intuisi tak dapat dihandal
Ketika hati berkacamatakan hitam tanpa sudut pandang
Hanya kotor,nista,dan aniaya terhujam nilai.
Ah..
Apa benar salah ini takdir?
Lalu kenapa semua dikata sengaja
Padahal aku adalah tokoh
Yang sekedar memainkan sknarionya.
Lalu kenapa aku harus taat kepadanya?
Padahal aku tlah tercatatkan bangkang sebelumnya.
Hem..
Rasional tak tertusuk hasil,
Tak pula terupaya dititik pencarian jawab
Aku hanya duduk diam yang terhimpit
Antara yang benar di yang salah
Dan yang salah di yang benar..
Sekali lagi ku tak angkat kaki dari kursi perenungan
Hanya diam..
Diam..
Hening.. dan
Kembali diam.
Saat meski detik ditinggal menit..
Dan menitpun tertinggal jam.
Dimensipun seakan tetap mengoda
Antara yang ini dan yang itu
Antara mana yang sungguh benar dan
Mana yang hanya dibenarkan dalam tuntutan keyakinan
Karena jika tidak diri akan tersiksa.
Mengapa semua membingungkan?
Aku butuh bukti analogi
Bukan teoritas yang harus terisak dongeng.
Aku juga bukan bocah lagi
Yang sering tertipu lewat ninabobo,
Terbuai pada hakikat nyaman,
Dan tak mengerti apa yang didengar.
Apakah aku benar-benar salah?
Apakah aku patut dikata pemberani?
Jika tetap aku bertahan pada pemikiran ini.
Tapi mengapa tak ada kebenaran
Yang datang tuk liuk salahku..
Menepuk pundakku,
Berbisik salah lalu berkata
Ini yang seharusnya benar.
Namun pula mengapa tak ada nada tangan
Yang membenarkan cara fikirku
Yang mungkin cukup terlalu berani tuk diperjuangkan
Meski orang tak dominant pada ini.
Hakikat tiada semata…
Menjelang ajal baru terasa seribu.
Aku terdiam seorang diri sampai hari ini.
Mungkinkah aku Jeruji yang terhantam itu?
Oleh Alvian Kurniawan
Fb : Vyan_aziz@yahoo.com
Komentar
Posting Komentar