Teori Menulis Teks Berita Feature
A. Mengenal Berita Berkala (Softnews)
JB Wahyudi (dalam Baksin, 2009:95) menjelaskan bahwa berita berkala adalah berita yang menguraikan fakta dan pendapat yang nilai beritanya kurang kuat, sehingga penyajian kepada pemirsa tidak terikat pada waktu dan unsur aktualitas. Berita ini diuraikan secara lurus (linear) dan berdasarkan penjelajahan di lapangan (eksploratif). Berita berkala sering disebut juga dengan softnews.
Pada pembelajaran 1 telah dijelaskan bahwa berita berkala memiliki beragam jenis, seperti laporan eksploratif, laporan khas (feature), human interest, dan majalah udara. Namun, pada pelajaran kali ini kita akan memfokuskan kepada kegiatan memproduksi teks berita berkala berjenis laporan khas (feature).
B. Laporan Khas (Feature) Sebagai Salah Satu Jenis Teks Berita Berkala
Suhandang (2016:117) menjelaskan bahwa feature adalah berita khusus dan istimewa untuk menarik perhatian atau dinikmati pemirsa. Ditambahkan pula Baksin (2009:97) yang menjelaskan bahwa laporan khas (feature) adalah uraian fakta yang bersifat unik atau khas.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa feature adalah berita unik dan khas untuk menarik perhatian pemirsa. Junaedi (2009:7) mengemukakan bahwa beberapa peristiwa yang bisa di-klasifikasikan dalam berita jenis ini antara lain: penemuan ilmiah, kuliner, tips, kisah sukses, dan kisah tragis.
C. Jenis-Jenis Laporan Khas (Feature)
Nasir dan Bangun (2013:34) menjelaskan bahwa terdapat beragam jenis laporan khas (feature), diantaranya sebagai berikut.
1) Profile feature, yaitu laporan atau berita yang menceritakan perjalanan hidup seseorang, bisa pula hanya menggambarkan sepak terjang orang tersebut pada suatu kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Profile feature tidak hanya menceritakan cerita sukses saja, tetapi juga cerita kegagalan seseorang. Tujuannya agar pembaca dapat bercermin lewat kehidupan orang lain.
2) How to do it feature, yaitu laporan atau berita yang menjelaskan sesuatu hal yang dapat dilakukan seseorang. Informasi yang disampaikan berupa petunjuk yang dipandang penting bagi pemirsa. Misalnya: petunjuk berwisata ke Pulau Bali. Dalam tayangan tersebut disampaikan beberapa tips praktis rute perjalanan (darat, laut, udara), lokasi wisata, rumah makan dan penginapan, perkiraan biaya, kualitas jalan, keamanan, dan lain-lain.
3) Sciene feature, yaitu laporan atau berita yang berisi ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pembahasan yang mendalam serta menggu-nakan data dan informasi yang mewadahi.
4) Human interest features yaitu laporan yang menonjolkan hal-hal yang menyentuh perasaaan sebagai hal yang menarik, termasuk di dalam-nya adalah hobi dan kesenangan. Misalnya, orang yang selamat dari kecelakaan pesawat terbang dan hidup di hutan selama dua minggu.
D. Langkah-Langkah dan Sumber Memproduksi Laporan Khas (Feature)
Sama halnya dengan langkah-langkah memproduksi teks warta berita, memproduksi feature dapat dilakukan melalui langkah-langkah, seperti: 1) menentukan tema; 2) mencari bahan berita; 3) menyusun kerangka; 4) mengembangkan kerangka; dan 5) menentukan judul berita yang menarik.
Nasir dan Bangun (2013:40—49) menjelaskan bahwa sumber berita feature dapat diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut.
1) Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ataupun tidak langsung.
2) Wawancara, yaitu proses pencarian data melalui tanya jawab antar pewawancara dengan narasumber untuk mendapatkan data tentang sebuah fenomena.
3) Peristiwa, yaitu sesuatu yang terjadi. Dalam hal ini, peristiwa ini harus mengandung nilai human interesting.
4) Mengalami sendri, yaitu sesuatu yang dialami sendiri oleh wartawan, hanya saja wartawan tidak menjadi korban dalam hal ini.
5) Watching, yaitu proses pengumpulan data melalui proses melihat. Hal-hal yang dapat kalian lihat seperti tetangga kalian yang rumahnya roboh dan mengalami kesulitan untuk membangunnya kembali, hal tersebut dapat kalian jadikan bahan berita feature.
6) Investigasi, yaitu penelusuran atau pengungkapan fakta atau peristiwa melalui penyelidikan atau penelitian terlebih dahulu. Biasanya dila-kukan secara mendalam dan serius. Dibentuk tim khusus dalam pencariannya.
7) Data dan dokumentasi, yaitu hasil-hasil penelitian atau pengamatan yang disimpan dapat dijadikan rujukan untuk memperoleh informasi.
E. Penyusunan Teks Laporan Khas (Feature)
Berbeda dengan warta berita, penyusunan feature tidak selalu menuntut terpenuhinya syarat 5 W & 1 H. Selain itu, jika warta berita mengkhendaki bentuk piramida terbalik, feature justru mengkhendaki bentuk lurus atau persegi empat, yaitu bentuk penyajian dengan penyebaran bagian penting di seluruh bagian tulisan. Berikut ini gambar penyajian ilustrasi bentuk berita lurus/segi empat.
Gambar 3.1
Struktur Berita Berbentuk Segi Empat/Lurus
Sumber: Nasir dan Bangun (2013:65)
F. Memproduksi Judul Laporan Khas (Feature)
Sama halnya dengan judul pada warta berita, judul (headline) pada laporan khas (feature) pada berita televisi tidak terlampau penting, namun tetap harus dimuat di dalam berita ini. Judul pada feature juga muncul setelah pembawa berita (anchor) menyampaikan teras (lead in) berita dan setelah gambar muncul beberapa detik.
Djuroto (2003:65) menjelaskan bahwa sebagai nama dari berita yang disajikan, maka judul jangan ditulis terlalu panjang. Penulis feature dapat menulis judul 5 sampai 7 kata saja. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh judul feature berikut ini!
Judul feature di atas terdiri atas tujuh kata. Dari judul di atas, kita dapat menerka isinya yang membahas tentang keberhasilan mantan penjual mie ayam yang kemudian menjadi seorang manager hotel. Judul tersebut merupakan salah satu judul yang tepat dalam sebuah feature.
G. Memproduksi Teras Berita Laporan Khas (Feature)
Nasir dan Bangun (2013:75—79) menjelaskan bahwa teras (lead in) berita merupakan pembuka jalan dalam feature. Kegagalan dalam membuat teras berita, akan menghilangkan daya tarik bagi pemirsa. Bahasa teras berita pada feature harus rapi dan bagus.
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh teras lead in dalam feature.
1) Teras ringkasan. Teras ini hampir sama dengan berita biasa karena yang ditulis adalah inti ceritanya saja, misalnya: MESKIPUN HANYA MENGANTONGI IJAZAH SMP/ NAMUN TIDAK MENYURUTKAN LANGKAH KUSRI (32) SEORANG MANTAN PENJUAL MIE AYAM INI UNTUK TERUS BERKARIR// ...
2) Teras bercerita. Teras ini menciptakan suatu suasana dan melibatkan pembaca seolah menjadi tokoh dalam kisah tersebut, misalnya: SUASANA PAGI ITU SANGAT CERAH/ BANYAK ORANG TERLIHAT MENGENAKAN BAJU TERBAIK MEREKA PAGI ITU// SELURUH SISI RUANG PERTEMUAN HOTEL NAMPAK DIPADATI DENGAN ORANG-ORANG YANG TERLIHAT CERDAS// DUDUK DI SUDUT MEJA DEPAN/ SEORANG MANAGER HOTEL BERNAMA KUSRI (32) ...
3) Teras deskriptif. Teras ini menceritakan gambaran kepada pemirsa tentang suatu tokoh atau kejadian// Biasanya disenangi oleh penulis yang hendak menulis profil seseorang/ misalnya: SUASANA PAGI ITU NAMPAK BIASA// TIDAK ADA YANG TERLIHAT ISTIMEWA SAMA SEKALI// DI RUANG RAPAT YANG SERBA MEWAH DAN LUAS ITU DIPADATI PARA PESERTA RAPAT PRIA YANG DUDUK RAPI DENGAN BAJU KEMEJA BERDASI DAN BARISAN WANITA-WANITA YANG TERCIUM AROMA SEMERBAK DARI PARFUM MEREKA//
4) Teras kutipan. Teras ini bisa menarik jika kutipannya harus memu-satkan diri pada inti cerita berikutnya, misalnya: “SAYA ADALAH SEORANG MANTAN PENJUAL MIE AYAM YANG MENGANTONGI IJAZAH SMP/” KATA KUSRI (32)/ SEORANG MANAGER HOTEL MATAHARI YANG MERUPAKAN HOTEL BER-BINTANG LIMA DI KOTA PALEMBANG//
5) Teras pertanyaan. Teras ini menantang rasa ingin tahu pembaca, asal dipergunakan dengan tepat dan pertanyaannya wajar saja. Teras seperti ini sebaiknya ditulis dalam satu alinea dan satu kalimat, misalnya: APAKAH JABATAN YANG TINGGI HANYA BERLAKU UNTUK KALANGAN ORANG-ORANG DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN TINGGI SAJA? APAKAH SEORANG MANTAN PENJUAL MIE AYAM SEPERI KUSRI (32) TIDAK BERHAK MENDAPATKAN AMANAH SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN?
6) Teras menuding. Teras ini berusaha berkomunikasi langsung dengan pemirsa dengan ciri-cirinya yaitu kata “Anda” atau “Pemirsa”. Misal: JIKA PEMIRSA ADALAH SEORANG YANG SUKA MENGINAP DI HOTEL/ MUNGKIN PEMIRSA SUDAH TIDAK ASING LAGI DENGAN HOTEL MATAHARI YANG TERLETAK DI KAWASAN JALAN BATU ASAM ...
7) Teras nyentrik. Teras ini bisa berbentuk puisi atau sepotong kata-kata pendek, misalnya: HIDUP PAK KUSRI! PROK PROK PROK// SUARA TERIAKAN DIIRINGI TEPUK TANGAN MERIAH BERGEMURUH DI RUANG RAPAT HOTEL MATAHARI YANG TERLETAK DI KAWASAN JALAN BATU ASAM ...
Beberapa teras (lead in) berita di atas ternyata dapat kita gabungkan menjadi sebuah teras (lead in) berita gabungan. Berikut ini contoh teras berita gabungan.
H. Memproduksi Badan Berita Laporan Khas (Feature)
Setelah mengetahui teras (lead in) berita yang baik untuk feature, tiba saatnya kamu melanjutkan kegiatan menulis kisah pada bagian badan (body) berita. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah fokus cerita. Jangan sampai fokus cerita tersebut terlalu menyimpang. Buatlah kronologis cerita yang berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek!
Dalam feature, kalian dituntut lebih banyak menjelaskan profil tokoh yang diberitakan. Selain itu, kalian perlu mendeskripsikan suasana ataupun orang sebagai pemanis yang mutlak harus ada di dalam feature.
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah pengembangan badan (body) berita berikut ini!
I. Memproduksi Penutup Badan Berita pada Laporan Khas (Feature)
Jika teras (lead in) berita sudah selesai ditulis, maka langkah selanjutnya adalah membuat penutup pada badan berita. Nasir dan Bangun (2013:81—82) membagi penutup feature menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Penutup ringkasan, yaitu penutup yang sifatnya merangkum kembali cerita-cerita yang lepas untuk mengacu kembali ke intro awal atau teras berita, misalnya: DEMIKIAN PERJALANAN PANJANG PAK KUSRI (32)/ SEORANG TAMATAN SMP DAN MANTAN PENJUAL MIE AYAM KELILING YANG JUSTRU MENJADI SOSOK MANAGER PANUTAN DI HOTEL BERBINTANG LIMA DI KOTA PALEMBANG INI///
2) Penutup penyengat, yaitu penutup yang sifatnya memberi kejutan karena sama sekali tidak terduga, misalnya: PEMIRSA/ SAYANGNYA PERJALANAN SINGKAT KESUKSESAN PAK KUSRI INI HARUS BERHENTI SAMPAI DI SINI// AKHIR FEBRUARI 2017 YANG LALU/ IA HARUS TUTUP USIA KARENA PENYAKIT JANTUNG///
3) Penutup klimak, yaitu penutup yang sifatnya memiliki akhiran yang jelas. Penutup seperti ini biasanya dikarenakan cerita yang disusun sudah berurutan/kronologis. Jenis penutup seperti ini sering ditemukan pada feature di masa-masa lalu. Untuk masa sekarang, penutup seperti ini sudah mulai ditinggalkan. Biasanya hanya diakhiri dengan satu atau dua kata saja, seperti: SEMOGA///
4) Penutup tanpa penyelesaian, yaitu penutup yang diakhiri dengan cerita yang mengambang. Hal ini dapat dijadikan taktik bagi si penulis agar pemirsa merenung dan mengambil kesimpulan sendiri. Selain itu, bisa juga masalah yang ditulis masih menggantung dan akan terdapat kelanjutan yang belum pasti kapan akan disiarkan.
Agar lebih jelasnya, perhatikan contoh penutup berikut ini!
Penutup di atas bersifat tanpa penyelesaian. Berita tersebut hanya menutup dengan peristiwa pembekalan kepemimpinan yang diberikan kepada Pak Kusri. Kelanjutan berita menjadi tugas pemirsa untuk menyimpulkan sendiri.
JB Wahyudi (dalam Baksin, 2009:95) menjelaskan bahwa berita berkala adalah berita yang menguraikan fakta dan pendapat yang nilai beritanya kurang kuat, sehingga penyajian kepada pemirsa tidak terikat pada waktu dan unsur aktualitas. Berita ini diuraikan secara lurus (linear) dan berdasarkan penjelajahan di lapangan (eksploratif). Berita berkala sering disebut juga dengan softnews.
Pada pembelajaran 1 telah dijelaskan bahwa berita berkala memiliki beragam jenis, seperti laporan eksploratif, laporan khas (feature), human interest, dan majalah udara. Namun, pada pelajaran kali ini kita akan memfokuskan kepada kegiatan memproduksi teks berita berkala berjenis laporan khas (feature).
B. Laporan Khas (Feature) Sebagai Salah Satu Jenis Teks Berita Berkala
Suhandang (2016:117) menjelaskan bahwa feature adalah berita khusus dan istimewa untuk menarik perhatian atau dinikmati pemirsa. Ditambahkan pula Baksin (2009:97) yang menjelaskan bahwa laporan khas (feature) adalah uraian fakta yang bersifat unik atau khas.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa feature adalah berita unik dan khas untuk menarik perhatian pemirsa. Junaedi (2009:7) mengemukakan bahwa beberapa peristiwa yang bisa di-klasifikasikan dalam berita jenis ini antara lain: penemuan ilmiah, kuliner, tips, kisah sukses, dan kisah tragis.
C. Jenis-Jenis Laporan Khas (Feature)
Nasir dan Bangun (2013:34) menjelaskan bahwa terdapat beragam jenis laporan khas (feature), diantaranya sebagai berikut.
1) Profile feature, yaitu laporan atau berita yang menceritakan perjalanan hidup seseorang, bisa pula hanya menggambarkan sepak terjang orang tersebut pada suatu kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Profile feature tidak hanya menceritakan cerita sukses saja, tetapi juga cerita kegagalan seseorang. Tujuannya agar pembaca dapat bercermin lewat kehidupan orang lain.
2) How to do it feature, yaitu laporan atau berita yang menjelaskan sesuatu hal yang dapat dilakukan seseorang. Informasi yang disampaikan berupa petunjuk yang dipandang penting bagi pemirsa. Misalnya: petunjuk berwisata ke Pulau Bali. Dalam tayangan tersebut disampaikan beberapa tips praktis rute perjalanan (darat, laut, udara), lokasi wisata, rumah makan dan penginapan, perkiraan biaya, kualitas jalan, keamanan, dan lain-lain.
3) Sciene feature, yaitu laporan atau berita yang berisi ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pembahasan yang mendalam serta menggu-nakan data dan informasi yang mewadahi.
4) Human interest features yaitu laporan yang menonjolkan hal-hal yang menyentuh perasaaan sebagai hal yang menarik, termasuk di dalam-nya adalah hobi dan kesenangan. Misalnya, orang yang selamat dari kecelakaan pesawat terbang dan hidup di hutan selama dua minggu.
D. Langkah-Langkah dan Sumber Memproduksi Laporan Khas (Feature)
Sama halnya dengan langkah-langkah memproduksi teks warta berita, memproduksi feature dapat dilakukan melalui langkah-langkah, seperti: 1) menentukan tema; 2) mencari bahan berita; 3) menyusun kerangka; 4) mengembangkan kerangka; dan 5) menentukan judul berita yang menarik.
Nasir dan Bangun (2013:40—49) menjelaskan bahwa sumber berita feature dapat diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut.
1) Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ataupun tidak langsung.
2) Wawancara, yaitu proses pencarian data melalui tanya jawab antar pewawancara dengan narasumber untuk mendapatkan data tentang sebuah fenomena.
3) Peristiwa, yaitu sesuatu yang terjadi. Dalam hal ini, peristiwa ini harus mengandung nilai human interesting.
4) Mengalami sendri, yaitu sesuatu yang dialami sendiri oleh wartawan, hanya saja wartawan tidak menjadi korban dalam hal ini.
5) Watching, yaitu proses pengumpulan data melalui proses melihat. Hal-hal yang dapat kalian lihat seperti tetangga kalian yang rumahnya roboh dan mengalami kesulitan untuk membangunnya kembali, hal tersebut dapat kalian jadikan bahan berita feature.
6) Investigasi, yaitu penelusuran atau pengungkapan fakta atau peristiwa melalui penyelidikan atau penelitian terlebih dahulu. Biasanya dila-kukan secara mendalam dan serius. Dibentuk tim khusus dalam pencariannya.
7) Data dan dokumentasi, yaitu hasil-hasil penelitian atau pengamatan yang disimpan dapat dijadikan rujukan untuk memperoleh informasi.
E. Penyusunan Teks Laporan Khas (Feature)
Berbeda dengan warta berita, penyusunan feature tidak selalu menuntut terpenuhinya syarat 5 W & 1 H. Selain itu, jika warta berita mengkhendaki bentuk piramida terbalik, feature justru mengkhendaki bentuk lurus atau persegi empat, yaitu bentuk penyajian dengan penyebaran bagian penting di seluruh bagian tulisan. Berikut ini gambar penyajian ilustrasi bentuk berita lurus/segi empat.
Gambar 3.1
Struktur Berita Berbentuk Segi Empat/Lurus
Sumber: Nasir dan Bangun (2013:65)
F. Memproduksi Judul Laporan Khas (Feature)
Sama halnya dengan judul pada warta berita, judul (headline) pada laporan khas (feature) pada berita televisi tidak terlampau penting, namun tetap harus dimuat di dalam berita ini. Judul pada feature juga muncul setelah pembawa berita (anchor) menyampaikan teras (lead in) berita dan setelah gambar muncul beberapa detik.
Djuroto (2003:65) menjelaskan bahwa sebagai nama dari berita yang disajikan, maka judul jangan ditulis terlalu panjang. Penulis feature dapat menulis judul 5 sampai 7 kata saja. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh judul feature berikut ini!
Judul feature di atas terdiri atas tujuh kata. Dari judul di atas, kita dapat menerka isinya yang membahas tentang keberhasilan mantan penjual mie ayam yang kemudian menjadi seorang manager hotel. Judul tersebut merupakan salah satu judul yang tepat dalam sebuah feature.
G. Memproduksi Teras Berita Laporan Khas (Feature)
Nasir dan Bangun (2013:75—79) menjelaskan bahwa teras (lead in) berita merupakan pembuka jalan dalam feature. Kegagalan dalam membuat teras berita, akan menghilangkan daya tarik bagi pemirsa. Bahasa teras berita pada feature harus rapi dan bagus.
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh teras lead in dalam feature.
1) Teras ringkasan. Teras ini hampir sama dengan berita biasa karena yang ditulis adalah inti ceritanya saja, misalnya: MESKIPUN HANYA MENGANTONGI IJAZAH SMP/ NAMUN TIDAK MENYURUTKAN LANGKAH KUSRI (32) SEORANG MANTAN PENJUAL MIE AYAM INI UNTUK TERUS BERKARIR// ...
2) Teras bercerita. Teras ini menciptakan suatu suasana dan melibatkan pembaca seolah menjadi tokoh dalam kisah tersebut, misalnya: SUASANA PAGI ITU SANGAT CERAH/ BANYAK ORANG TERLIHAT MENGENAKAN BAJU TERBAIK MEREKA PAGI ITU// SELURUH SISI RUANG PERTEMUAN HOTEL NAMPAK DIPADATI DENGAN ORANG-ORANG YANG TERLIHAT CERDAS// DUDUK DI SUDUT MEJA DEPAN/ SEORANG MANAGER HOTEL BERNAMA KUSRI (32) ...
3) Teras deskriptif. Teras ini menceritakan gambaran kepada pemirsa tentang suatu tokoh atau kejadian// Biasanya disenangi oleh penulis yang hendak menulis profil seseorang/ misalnya: SUASANA PAGI ITU NAMPAK BIASA// TIDAK ADA YANG TERLIHAT ISTIMEWA SAMA SEKALI// DI RUANG RAPAT YANG SERBA MEWAH DAN LUAS ITU DIPADATI PARA PESERTA RAPAT PRIA YANG DUDUK RAPI DENGAN BAJU KEMEJA BERDASI DAN BARISAN WANITA-WANITA YANG TERCIUM AROMA SEMERBAK DARI PARFUM MEREKA//
4) Teras kutipan. Teras ini bisa menarik jika kutipannya harus memu-satkan diri pada inti cerita berikutnya, misalnya: “SAYA ADALAH SEORANG MANTAN PENJUAL MIE AYAM YANG MENGANTONGI IJAZAH SMP/” KATA KUSRI (32)/ SEORANG MANAGER HOTEL MATAHARI YANG MERUPAKAN HOTEL BER-BINTANG LIMA DI KOTA PALEMBANG//
5) Teras pertanyaan. Teras ini menantang rasa ingin tahu pembaca, asal dipergunakan dengan tepat dan pertanyaannya wajar saja. Teras seperti ini sebaiknya ditulis dalam satu alinea dan satu kalimat, misalnya: APAKAH JABATAN YANG TINGGI HANYA BERLAKU UNTUK KALANGAN ORANG-ORANG DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN TINGGI SAJA? APAKAH SEORANG MANTAN PENJUAL MIE AYAM SEPERI KUSRI (32) TIDAK BERHAK MENDAPATKAN AMANAH SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN?
6) Teras menuding. Teras ini berusaha berkomunikasi langsung dengan pemirsa dengan ciri-cirinya yaitu kata “Anda” atau “Pemirsa”. Misal: JIKA PEMIRSA ADALAH SEORANG YANG SUKA MENGINAP DI HOTEL/ MUNGKIN PEMIRSA SUDAH TIDAK ASING LAGI DENGAN HOTEL MATAHARI YANG TERLETAK DI KAWASAN JALAN BATU ASAM ...
7) Teras nyentrik. Teras ini bisa berbentuk puisi atau sepotong kata-kata pendek, misalnya: HIDUP PAK KUSRI! PROK PROK PROK// SUARA TERIAKAN DIIRINGI TEPUK TANGAN MERIAH BERGEMURUH DI RUANG RAPAT HOTEL MATAHARI YANG TERLETAK DI KAWASAN JALAN BATU ASAM ...
Beberapa teras (lead in) berita di atas ternyata dapat kita gabungkan menjadi sebuah teras (lead in) berita gabungan. Berikut ini contoh teras berita gabungan.
H. Memproduksi Badan Berita Laporan Khas (Feature)
Setelah mengetahui teras (lead in) berita yang baik untuk feature, tiba saatnya kamu melanjutkan kegiatan menulis kisah pada bagian badan (body) berita. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah fokus cerita. Jangan sampai fokus cerita tersebut terlalu menyimpang. Buatlah kronologis cerita yang berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek!
Dalam feature, kalian dituntut lebih banyak menjelaskan profil tokoh yang diberitakan. Selain itu, kalian perlu mendeskripsikan suasana ataupun orang sebagai pemanis yang mutlak harus ada di dalam feature.
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah pengembangan badan (body) berita berikut ini!
I. Memproduksi Penutup Badan Berita pada Laporan Khas (Feature)
Jika teras (lead in) berita sudah selesai ditulis, maka langkah selanjutnya adalah membuat penutup pada badan berita. Nasir dan Bangun (2013:81—82) membagi penutup feature menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Penutup ringkasan, yaitu penutup yang sifatnya merangkum kembali cerita-cerita yang lepas untuk mengacu kembali ke intro awal atau teras berita, misalnya: DEMIKIAN PERJALANAN PANJANG PAK KUSRI (32)/ SEORANG TAMATAN SMP DAN MANTAN PENJUAL MIE AYAM KELILING YANG JUSTRU MENJADI SOSOK MANAGER PANUTAN DI HOTEL BERBINTANG LIMA DI KOTA PALEMBANG INI///
2) Penutup penyengat, yaitu penutup yang sifatnya memberi kejutan karena sama sekali tidak terduga, misalnya: PEMIRSA/ SAYANGNYA PERJALANAN SINGKAT KESUKSESAN PAK KUSRI INI HARUS BERHENTI SAMPAI DI SINI// AKHIR FEBRUARI 2017 YANG LALU/ IA HARUS TUTUP USIA KARENA PENYAKIT JANTUNG///
3) Penutup klimak, yaitu penutup yang sifatnya memiliki akhiran yang jelas. Penutup seperti ini biasanya dikarenakan cerita yang disusun sudah berurutan/kronologis. Jenis penutup seperti ini sering ditemukan pada feature di masa-masa lalu. Untuk masa sekarang, penutup seperti ini sudah mulai ditinggalkan. Biasanya hanya diakhiri dengan satu atau dua kata saja, seperti: SEMOGA///
4) Penutup tanpa penyelesaian, yaitu penutup yang diakhiri dengan cerita yang mengambang. Hal ini dapat dijadikan taktik bagi si penulis agar pemirsa merenung dan mengambil kesimpulan sendiri. Selain itu, bisa juga masalah yang ditulis masih menggantung dan akan terdapat kelanjutan yang belum pasti kapan akan disiarkan.
Agar lebih jelasnya, perhatikan contoh penutup berikut ini!
Penutup di atas bersifat tanpa penyelesaian. Berita tersebut hanya menutup dengan peristiwa pembekalan kepemimpinan yang diberikan kepada Pak Kusri. Kelanjutan berita menjadi tugas pemirsa untuk menyimpulkan sendiri.
Komentar
Posting Komentar