RPP KELAS X KD 3.7 DAN 4.7 BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 REVISI.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Palembang
Mata
pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: X
/ 1
Materi
Pokok : Teks cerita rakyat
Alokasi
Waktu : 2 x 45 menit (1x pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
Rumusan kompetensi sikap
spiritual, “Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”.
KI.3
|
Memahami,
menerapka, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
|
KI.4
|
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
|
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita
rakyat (cerita rakyat) baik lisan maupun tulis.
|
3.7.3 Mengidentifikasi
karakteristik hikayat
|
4.7
Menceritakan kembali
isi cerita rakyat (cerita rakyat) yang didengar dan dibaca.
|
4.7.3
Menceritakan kembali isi cerita rakyat yang dibaca
secara lisan
|
C.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
saintific dengan model pedagogik genre, saintifik ( model discovery),
dan CLIL peserta didik dapat mengidentifikasi
nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam teks cerita rakyat (hikayat) serta
dengan menggunakan model rekontruksi peserta dapat menceritakan kembali isi
cerita rakyat (hikayat) yang di dengar
dan dibaca dengan komunikatif, tanggung jawab, dan proaktif.
D.
Materi
Fakta
:
Teks Cerita Rakyat/ hikayat
Konsep :
1. Penjelasan pengertian
hikayat
2.
Pemahaman karakteristik
hikayat
3.
Pemahaman nilai-nilai
yang terkandung dalam hikayat.
4.
Pemahaman struktur teks hikayat.
Prosedur : Langkah-langkah menceritakan teks
hikayat
Metakognitif : Menyimpulkan Relevansi atas Kebermanfaatan
Pemahaman Teks
Hikayat dengan kehidupan
sehari-hari.
E.
Metode/Model
Pendekatan : saintifik
Model
: sintesis pedagogi
genre, saintifik
(discovery dan rekonstruksi) , dan CLIL
Metode : ceramah, diskusi kelompok,
demonstrasi
F.
Media/
Alat/Bahan
1.
Teks cerita rakyat Si Pahit Lidah dan simata empat
2.
Teks cerita Asal Muasal Pulau Kemarau
3.
Laptop dan LCD
G.
Sumber
Pembelajaran
1.
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Tahun 2016
2.
Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia
Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:PT Erlangga
3.
Internet
1 s.d 3
Pemantapan karakter
religious, rasa ingin tahu, sungguh sungguh dan berani menyampaikan
komentar diskusi
|
H. Langkah-langkah Pembelajaran
PERTEMUAN KE-2
Tahap
|
Langkah-langkah pembelajaran
|
Alokasi waktu
|
|
1.
Pendahuluan:
|
1.
Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2.
Peserta didik merespon pertanyaan dari
guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya tentang nilai-nilai teks cerita rakyat (hikayat). (tanya jawab).
3.
Peserta didik menerima informasi
tentang hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang menceritakan kembali isi cerita rakyat
(hikayat) yang di dengar dan dibaca.
|
5 menit
|
|
2. INTI
|
Model Rekonstruksi
Merancang model
1.
Peserta didik diberikan contoh (teks tulis, video, atau model)
pemaparan cerita rakyat secara langsung
2.
peserta didik membaca kembali teks cerita rakyat Sipahit Lidah dan Si
Mata Empat
Menggali Pondasi Cerita
3.
Peserta
didik menggali informasi dari isi
cerita rakyat
4. Peserta didik menemukan
pokok-pokok cerita Sipahit Lidah
dan Si Mata Empat
Membangun Kerangka Baru
5.
Peserta didik membuat kembali kerangka isi cerita rakyat (hikayat) sesuai
dengan alur dan strukturnya
a. Peserta didik menyusun kembali cerita rakyat dengan bahasa
dan gaya khas yang dimiliki
6.
Peserta
didik menyampaikan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang telah disalin.
Umpan Balik
7.
Peserta
didik lain mencoba menanggapi isi cerita rakyat (hikayat) yang telah
disampaikan.
8. Peserta didik menerima tanggapan dari peserta didik lain
dan guru.
|
70 menit
|
|
3. PENUTUP
|
Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:
1. membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;
2. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan; dan
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
Critical Thingking, Communication
Peserta didik berdiskusi
pengolahan, pemeriksaan dan menarik kesimpulan informasi dari teks cerita
rakyat dalam kelompok
Kegiatan guru yaitu:
1. melakukan penilaian;
2. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik; dan
3. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
|
15 menit
|
I.
Penilaian
1. Penilaian Sikap
a.
Teknik penilaian :
Observasi : sikap religius dan sikap sosial
b.
Bentuk penilaian :
lembar pengamatan
c.
Instrumen penilaian :
jurnal (terlampir)
2. Pengetahuan
Jenis/Teknik
tes : tertulis dan lisan
Bentuk tes : uraian
Tertulis
Instrumen Penilaian (terlampir)
3.
Keterampilan
Teknik/Bentuk
Penilaian :
4. Praktik/Performence
5. fortofolio
Instrumen
Penilaian (terlampir)
Remedial
a.
Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik
yang capaian KD nya belum tuntas.
b.
Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui
remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c.
Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan
apabila setelah 3 kali ters remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial
dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
Pengayaan
Bagi
Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
a.
Siwa yang mencapai nilai
diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b.
Siwa yang mencapai nilai
diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Mengetahui Palembang, Juli 2017
Kepala SMA Palembang Guru Mata Pelajaran,
Alvian Kurniawan, M.Pd.
Lampiran Materi
Si Pahit Lidah Dan Si Mata Empat
Si Pahit Lidah Dan Si Mata Empat ~ Zaman dahulu, di daerah Banding
Agung, Sumatera Selatan, hiduplah dua jawara yang gagah perkasa. Mereka sangat
dikenal oleh masyarakat Banding Agung dan disegani lawan-lawannya. Kedua
pendekar itu memiliki julukan si Pahit Lidah dan si Mata Empat.
Suatu hari, si Pahit Lidah datang menemui
si Mata Empat. Ia berkata, "Hai Mata Empat, kudengar kau sangat sakti.
Tapi, kurasa kesaktianmu tidaklah sebanding denganku."
Merasa diremehkan oleh si Pahit Lidah, si Mata Empat pun berkata, "Apa maksudmu? Kau pikir sehebat apa dirimu? Untuk membuktikan siapa yang paling sakti diantara kita, ayo kita adu kesaktian!"
Merasa diremehkan oleh si Pahit Lidah, si Mata Empat pun berkata, "Apa maksudmu? Kau pikir sehebat apa dirimu? Untuk membuktikan siapa yang paling sakti diantara kita, ayo kita adu kesaktian!"
"Baiklah, aku terima tantanganmu.
Masing-masing dari kita nanti harus menelungkup di bawah rumpun bunga aren.
Kemudian, bunga aren itu dipotong. Siapa yang bisa menghindar dari bunga aren
tersebut, dialah yang menang," jelas si Pahit Lidah menantang.
Akhirnya, mereka bersepakat menentukan
waktu untuk beradu kekuatan. Hari berganti, waktu yang telah ditentukan pun
tiba. Si Mata Empat mendapat giliran pertama. Sesuai dengan namanya, si Mata
Empat memiliki empat mata, yaitu dua di depan dan dua di belakang (kepalanya).
Dengan gesit, si Pahit Lidah memanjat pohon aren dan berhasil memotong bunganya. Sementara, si Mata Empat menelungkup badannya di bawah rumpun pohon tersebut. Dibantu oleh kedua matanya yang terletak dibelakang kepala, si mata empat pun berhasil menghindari bunga aren yang telah dipotong dari pohonnya oleh si pahit lidah. selamatlah si Mata Empat.
Dengan gesit, si Pahit Lidah memanjat pohon aren dan berhasil memotong bunganya. Sementara, si Mata Empat menelungkup badannya di bawah rumpun pohon tersebut. Dibantu oleh kedua matanya yang terletak dibelakang kepala, si mata empat pun berhasil menghindari bunga aren yang telah dipotong dari pohonnya oleh si pahit lidah. selamatlah si Mata Empat.
Kini, giliran si Mata Empat untuk memanjat
pohon aren. Sedangkan, si Pahit Lidah menelungkupkan badannya di bawah rumpun
pohon tersebut. Tidak kalah gesitnya si Mata Empat memanjat. Setelah sampai di
atas, ia memotong bunga aren. Dengan cepat, bunga aren tersebut meluncur ke
bawah. Si Pahit Lidah yang tidak mengetahui bunga aren itu telah dipotong,
hanya menelungkup tanpa menghindar. Akibatnya, tubuh si Pahit Lidah terkena
hujaman bunga aren. Seketika itu juga ia tewas. Melihat kematian si Pahit Lidah,
hati si Mata Empat menjadi puas. Kini, dialah yang paling sakti di antara
jawara yang lain. Namun, dibalik rasa puasnya, si Mata Empat masih merasa
penasaran tentang nama si Pahit Lidah.
"Dia pikir dia itu hebat?" Ucap
Mata Empat melihat ke arah mayat Pahit Lidah.
"Tapi, mengapa dia dipanggil si Pahit Lidah? Apakah lidahnya benar-benar pahit?" pikir si Mata Empat. Karena penasaran, si Mata Empat pun menghampiri mayat si Pahit Lidah. Setelah itu, dibukalah mulut si Pahit Lidah. Setelah dilihat-lihat dengan teliti, ternyata lidah milik si Pahit Lidah tidak jauh berbeda dengan lidah miliknya.
"Tapi, mengapa dia dipanggil si Pahit Lidah? Apakah lidahnya benar-benar pahit?" pikir si Mata Empat. Karena penasaran, si Mata Empat pun menghampiri mayat si Pahit Lidah. Setelah itu, dibukalah mulut si Pahit Lidah. Setelah dilihat-lihat dengan teliti, ternyata lidah milik si Pahit Lidah tidak jauh berbeda dengan lidah miliknya.
"Benarkah lidah pahit?" tanya si
Mata Empat dalam hati sambil menempelkan telunjuknya ke lidah si Pahit Lidah.
Kemudian, ia kecap jari telunjuknya yang telah terkena liur si Pahit Lidah itu
ke lidahnya. "Memang terasa sangat pahit," ujarnya kembali dalam
hati.
Akan tetapi, ia tidak mengetahui bahwa rasa
pahit itu adalah racun yang berada di lidah si Pahit Lidah. Akibatnya, si Mata
Empat pun tewas.
Kini, tidak ada lagi jawara yang terkenal
saat itu. Mereka tewas akibat kesombongannya sendiri. Mayat si Mata Empat dan
si Pahit Lidah pun dimakamkan di tepi Danau Ranau. Danau itu masih ada sampai
sekarang dan menjadi objek wisata yang pemandangannya sangat indah.
Pesan Moral :
Pesan Moral :
Tidak ada gunanya menyombongkan diri.
Sebab, sifat sombong dapat mencelakakan diri kita sendiri. Jadilah orang yang
rendah diri walaupun memiliki kemampuan lebih dari orang lain.
A. Pengertian Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita atau kisah yang
asal muasalnya bersumber dari masyarakat serta tumbuh berkembang dalam
masyarakat di masa yang lampau.
B. Karakteristik Cerita Rakyat
1. Dikisahkan atau
diceritakan secara turun-temurun.
2. Tidak jelas siapa
pengarangnya oleh karenanya sifatnya anonim (tanpa pengarang)
3. Tinggi dengan pesan
moral
4. Memiliki nilai budaya
/ tradisi
5. Mempunyai banyak
versi yang berbeda
6. Memiliki banyak
hal-hal yang tidak bisa diterima dengan logika
7. Tersebar turun
temurun dari mulut ke mulut.
8. Pada awalnya
dokumentasi sangat kurang pada umumnya dikisahkan secara lisan.
9. Sering mirip
dengan cerita rakyat dari daerah lain.
C.
Nilai-nilai yang
Terkandung dalam Cerita Rakyat
Nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat yaitu :
·
Nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan etika, sopan santun, akhlak,
dan baik buruknya tingkah laku.
·
Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang ada di dalam
masyarakat atau hubungan dan kepedulian antar manusia.
·
Nilai agama yaitu nilai yang berkaitan dengan ketuhanan dan tuntutan
beragama.
·
Nilai budaya yaitu nilai yang berkaitan dengan kebudayaan dan adat
istiadat.
·
Nilai pendidikan yaitu nilai yang berkaitan dengan pendidikan atau
pembelajaran.
D.
Struktur Teks Cerita Rakyat
Orientasi (pengenalan)^Insiden
(alur)^Interpretasi(pesan moral)
E.
Langkah-langkah Menceritakan Kembali Isi cerita
rakyat (Hikayat)
1.
Bacalah cerita hikayat secara cermat
2.
Menemukan unsur-unsur instrinsik dalam hikayat
3.
Tentukan ide pokok cerita sesuai alur cerita
tersebut
4.
Menyusun kerangka cerita
5.
Menceritakan kembali
Lampiran Penilaian
a. Penilaian
Sikap
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama
Satuan pendidikan : SMA Palembang
Tahun
pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
NO
|
WAKTU
|
NAMA
|
KEJADIAN/
PERILAKU
|
BUTIR SIKAP
|
POS/
NEG
|
TINDAK LANJUT
|
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
||||||
4
|
||||||
5
|
b. Penilaian
Pengetahuan
Kisi-kisi
Kompetensi Dasar
|
IPK
|
Materi Pokok
|
Stimulus
|
Indikator Soal
|
No soal
|
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita
rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis.
4.7 Menceritakan
kembali isi cerita rakyat (Hikayat) yang didengar dan dibaca
|
3.7.3
Mengidentifikasi
karakteristik hikayat
4.7.3 Langkah-langkah
Menceritakan Kembali Isi cerita rakyat (Hikayat)
|
· Ciri- ciri
cerita rakyat
·
Nilai-nilai
dalam cerita rakyat (hikayat)
|
-
Teks cerita
rakyat
|
Peserta didik
dapat menyebutkan dan menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita
rakyat
Disajikan
teks cerita rakyat peserta didik mengidentifikasikan nilai-nilai yang
terkandung dalam teks cerita rakyat tersebut.
|
1
2
|
Tes Tertulis
1. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam teks
cerita rakyat!
2. Perhatikan kutipan teks berikut ini! (SOAL HOTS)
STIMULUS
Cerita Rakyat Dari Sumatera Selatan
:
Asal Muasal Pulau Kemaro
Dahulu, di Kerajaan Sriwijaya
ada seorang putri yang cantik dan baik hati bernama Siti Fatimah. Kecantikan
dan kebaikan budinya terdengar ke mana-mana. Tak seorang pun pemuda berani
datang melamar sang Putri, karena Raja menginginkan putrinya menikah dengan
laki-laki keturunan raja.
Suatu saat, datanglah seorang
pemuda bernama Tan Bun Ann. Pemuda tersebut datang dari kerajaan di negeri Cina
untuk berniaga di Kerajaan Sriwijaya. la lalu menghadap Paduka Raja.
"Paduka Raja, kedatangan hamba ke sini
adalah untuk berdagang. Untuk itu, hamba mohon agar Paduka memberikan izin
kepada hamba untuk tinggal dan berdagang di kerajaan ini," ujar Tan Bun
Ann.
Raja memberikan izin kepada Tan Bun Ann dengan
syarat pemuda itu harus memberikan sebagian keuntungannya kepada kerajaan. Tan
Bun Ann pun menyanggupi syarat yang diberikan Raja.
Pemuda dari kerajaan di negeri Cina itu pun mulai
berdagang dan tinggal di Kerajaan Sriwijaya. Secara teratur, ia datang ke
Kerajaan Sriwijaya untuk menyetorkan sebagian keuntungan dagangnya kepada
kerajaan. Suatu kali, ia bertemu dengan Putri Siti Fatimah, kemudian Tan Bun
Ann jatuh hati.
Ternyata, Siti Fatimah juga mempunyai perasaan
yang sama dengan Tan Bun Ann. Mereka lalu menjalin hubungan kasih. Kemudian,
Tan Bun Ann menghadap Raja untuk minta restu.
"Paduka, kedatangan hamba menghadap, karena
hamba ingin mengutarakan keinginan untuk meminang Putri Siti Fatimah menjadi
istri hamba," kata Tan Bun Ann.
Raja Sriwijaya berpikir sejenak. la tahu bahwa
Tan Bun Ann adalah putra mahkota dari sebuah kerajaan besar di negeri Cina,
karena itu ia tidak keberatan putrinya menikah dengan pemuda itu.
"Anak muda, aku tahu kau pemuda yang baik.
Aku tidak keberatan putriku menikah denganmu. Namun, kau harus menyediakan
sembilan guci berisi emas."
Tan Bun Ann menyanggupi syarat yang diajukan
Raja. la lalu menghubungi orangtuanya di negeri Cina. Orangtua Tan Bun Ann
memberikan restu kepada mereka. Namun sayang, orangtua Tan Bun Ann tidak bisa
menghadiri pernikahan anaknya dengan Putri Siti Fatimah. Lalu, mereka
mengirimkan utusan kerajaan untuk mengantarkan sembilan guci berisi emas ke
Kerajaan Sriwijaya.
Utusan Kerajaan Cina segera berangkat menuju
Kerajaan Sriwijaya dengan membawa guci-guci berisi emas di dalam kapal. Untuk
melindungi emas-emas itu dari perompak, di bagian atas guci-guci itu diletakkan
sayur sawi, sehingga guci-guci itu terlihat berisi penuh dengan sayur sawi.
Sesampainya di Pelabuhan Sriwijaya, Tan Bun Ann
menyambut utusan dari orangtuanya itu untuk mengambil emas-emas yang rnereka
bawa.
"Di mana kalian Ietakkan guci-guci berisi
emas itu?" "Di dalam kamar di dalam kapal, Tuan"
Tan Bun Ann masuk ke dalam kapal, ia menemukan
sembilan guci berisi penuh sayur sawi yang telah membusuk.
"Oh, tidak! Mengapa isinya hanya sayur-sayur
sawi yang sudah membusuk? Aku akan malu kepada calon mertuaku!" pikir Tan
Bun Ann panik. la lalu membuang guci-guci itu satu persatu ke Sungai Musi.
Ketika akan membuang guci terakhir kakinya tersandung. Guci yang dipegangnya
pun tumpah, keluarlah emas-emas dari dalam guci itu. Barulah Tan Bun Ann sadar
bahwa ia telah salah sangka.
Lalu, pemuda itu melompat ke dalam sungai bersama
beberapa pengawal untuk mencari kembali guci-guci yang telah dibuangnya.
Siti Fatimah yang sejak tadi menyaksikan kejadian
itu berlari ke pinggir sungai dan menunggu colon suaminya muncul dari dalam
Sungai Musi. Namun, sampai menjelang sore Tan Bun Ann dan orang-orangnya tak
juga kembali.
Putri cantik itu dan beberapa dayangnya berniat
mencari calon suaminya, mereka lalu loncat ke Sungai Musi. Sebelum loncat,
Putri berpesan kepada dayang-dayangnya yang tinggal.
"Jika nanti kalian melihat ada timbunan
tanah muncul di permukaan sungai, itu adalah kuburanku," kata Putri Siti
Fatimah lalu menceburkan diri ke dalam sungai.
Tidak ada seorang pun yang kembali ke permukaan.
Beberapa hari kemudian, di tepi Sungai Musi muncullah timbunan tanah menyerupai
sebuah gundukan. Semakin hari, gundukan tanah tersebut semakin lebar, hingga
menjadi sebuah pulau.
Masyarakat setempat menamai pulau tersebut Pulau
Kamaro yang artinya Kemarau. Nama itu dipilih, karena kondisi pulau tersebut
yang tidak pernah tergenang sedikit pun meskipun ketinggian air di Sungai Musi
sedang meningkat.
Di pulau tersebut terdapat sebuah gundukan tanah
yang agak besar dan diyakini sebagai makam Putri Siti Fatimah. Selain itu, ada
dua gundukan tanah yang lebih kecil, masyarakat percaya bahwa kedua gundukan
itu adalah makam dayang-dayang Siti Fatimah yang ternyata ikut menyebur ke laut
menyusul sang Putri.
Kini, Pulau Kernaro menjadi salah satu objek
wisata budaya di Palembang. Setiap perayaan cap gomeh, banyak warga keturunan
Cina, baik dari dalam maupun luar negeri berkunjung ke sana untuk sembahyang
dan berziarah.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Dari Sumatera
Selatan Asal Pulau Kemaro adalah segala sesuatu harus diteliti dulu, jangan
terburu-buru menilai dan mengambil keputusan.
a. Identifikasikanlah nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan cerita
rakyat tersebut!
b. Analisislah pesan moral yang disampaikan melalui nilai-nilai
tersebut!
Kunci Jawaban
1. Nilai-nilai yang terdapat dalam cerita rakyat yaitu :
·
Nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan etika, sopan santun, akhlak,
dan baik buruknya tingkah laku.
·
Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang ada di dalam
masyarakat atau hubungan dan kepedulian antar manusia.
·
Nilai agama yaitu nilai yang berkaitan dengan ketuhanan dan tuntutan
beragama.
·
Nilai budaya yaitu nilai yang berkaitan dengan kebudayaan dan adat
istiadat.
·
Nilai pendidikan yaitu nilai yang berkaitan dengan pendidikan atau
pembelajaran.
2.
a. - Nilai budaya (Penjelasan pengembangan dari analisis peserta
didik)
-
Nilai moral (Penjelasan pengembangan dari analisis peserta didik)
b. Pengembangan analisis peserta didik
(co: Pesan moralnya adalah jangan melalaikan kewajiban yang seharusnya
dilakukan)
Pedoman
Penskoran
Soal
|
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
|
1
|
Peserta didik menemukan 5 nilai dengan sangat tepat
|
4
|
a.
Peserta
didik menemukan 4
nilai dengan tepat
|
3
|
|
b.
Peserta
didik menemukan 3
nilai cerita rakyat
|
2
|
|
c.
Peserta
didik menemukan 2
nilai cerita rakyat
|
1
|
|
Soal
|
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
|
2
|
Peserta didik mengidentifikasi nilai dan
menganalisis pesan moral dengan
sangat tepat
|
4
|
d.
Peserta
didik mengidentifikasi
nilai dan menganalisis pesan moral dengan
tepat
|
3
|
|
e.
Peserta
didik mengidentifikasi
nilai dan menganalisis pesan moral dengan
kurang tepat
|
2
|
|
f.
Peserta
didik mengidentifikasi
nilai dan menganalisis pesan moral dengan
tidak tepat
|
1
|
|
g.
|
c.
PENILAIAN KETERAMPILAN
1. Praktik/Performance
Kompetensi
Dasar
|
IPK
|
Materi Pokok
|
Indikator Soal
|
No
Soal
|
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (cerita rakyat) yang didengar
dan dibaca.
|
4.7.1
Menceritakan kembali isi cerita rakyat lisan maupun
tulis
|
Teks cerita rakyat
|
Peserta
didik dapat menuliskan
bagian-bagian penting dari cerita rakyat
Peserta didik menyusun alur dan struktur isi cerita
rakyat
Menceritakan kembali isi cerita rakyat sesuai dengan
bahasa sendiri
|
1.
|
Petunjuk
Kerja
1. Tuliskan bagian-bagian penting dari cerita rakyat Sumatera
Selatan dengan judul Asal Muasal Pulau
Kemaro
2. Susunlah kerangka alur cerita sesuai struktur teks cerita
rakyat!
3. Ceritakan kembali cerita Asal Muasal Pulau Kemaro dengan gaya
khas masing-masing di depan kelas!
PEDOMAN
PENSKORAN
No
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
1
|
h.
Peserta
didik menentukan topik teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sangat sesuai isi teks
|
4
|
i.
Peserta
didik menentukan topik teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sesuai isi teks
|
3
|
|
j.
Peserta
didik menentukan topik teks cerita Asal Muasal Pulau Kemaro sedepa kurangsesuai isi teks
|
2
|
|
k.
Peserta
didik menentukan topik teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro tidak sesuai isi teks
|
1
|
|
No
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
2
|
l.
Peserta
didik menulis teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sangat sesuai dengan kerangka alur, struktur cerita rakyat
|
4
|
m.
Peserta
didik menulis teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sesuai dengan kerangka alur, struktur cerita rakyat
|
3
|
|
n.
Peserta
didik menulis teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro kurang sesuai dengan kerangka alur, struktur cerita rakyat
|
2
|
|
o.
Peserta
didik menulis teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro tidak sesuai dengan kerangka alur, struktur cerita rakyat
|
1
|
|
No
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
3
|
p.
Peserta didik menceritakan kembali teks cerita rakyat Asal
Muasal Pulau Kemaro sangat sesuai dengan isi dan gaya khas masing-masing
|
4
|
q.
Peserta didik
memerankan teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sesuai dengan
isi dan gaya khas masing-masing
|
3
|
|
r.
Peserta didik
memerankan teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro kurang sesuai dengan isi dan gaya khas masing-masing
|
2
|
|
s.
Peserta didik
memerankan teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro tidak sesuai dengan isi dan gaya khas masing-masing
|
1
|
2. Portofolio
Semua hasil
pekerjaan siswa
a.
Kerangka
teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro
b.
Teks cerita
rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro
Dimasukkan
dalam map fortofolio
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO
Jenis
Tugas :
Kelas :
Semester/
Tahun Pelajaran : 1/ 2017 - 2018
No
|
Nama Peserta
didik
|
Hari/tgl
|
Tugas KD
|
Nilai
|
Deskripsi
kemajuan siswa
|
Tanda Tangan
|
|
Peserta Didik
|
Guru
|
||||||
Komentar
Posting Komentar