RPP KELAS X KD 3.7 DAN 4.7 BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 REVISI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                   : SMA
Mata pelajaran        : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester       : X / 1
Materi Pokok          : Teks cerita rakyat
Alokasi Waktu       : 2 x 45 menit (1x pertemuan)

A.      Kompetensi Inti (KI)
Rumusan kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.

KI.3
Memahami, menerapka, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B.       Kompetensi Dasar dan Indikator
3.7    Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (cerita rakyat) baik lisan maupun tulis.

3.7.3  Mengidentifikasi karakteristik hikayat


4.7    Menceritakan kembali isi cerita rakyat (cerita rakyat) yang didengar dan dibaca.

4.7.3        Menceritakan kembali isi cerita rakyat yang dibaca secara lisan

                                                     
C.      Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintific dengan model pedagogik genre, saintifik ( model discovery), dan  CLIL peserta didik dapat mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam teks cerita rakyat (hikayat) serta dengan menggunakan model rekontruksi peserta dapat menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat)  yang di dengar dan dibaca dengan komunikatif, tanggung jawab, dan proaktif.

D.      Materi
1.Teks Cerita rakyat
2.Pengertian Cerita rakyat
3.Karakteristik Cerita rakyat
4.Nilai-nilai yang terkandung dalam Cerita rakyat
5.Struktur teks cerita rakyat
6.Langkah-langkah menceritakan Cerita rakyat

E.       Metode/Model
Pendekatan          : saintifik
Model                  : sintesis pedagogi genre, saintifik (discovery dan    
                              rekonstruksi) ,  dan CLIL
Metode                 : ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi

F.        Media/ Alat/Bahan
1.      Teks cerita rakyat Si Pahit Lidah dan simata empat
2.      Teks cerita Asal Muasal Pulau Kemarau
3.      Laptop dan LCD

G.      Sumber Pembelajaran
1.      Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X  Tahun 2016
2.      Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT Erlangga
3.      Internet

H.      Langkah-langkah Pembelajaran

PERTEMUAN KE-2
Tahap
Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi waktu
1.      Pendahuluan:
       1 s.d 3
 Pemantapan
 Karakter religious, rasa ingin tahu, sungguh sungguh dan berani menyampaikan komentar diskusi

1.      Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tu­han dan saling mendoakan.
2.      Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya tentang nilai-nilai teks cerita rakyat (hikayat). (tanya jawab).
3.      Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipela­jari dan dikuasai khususnya tentang menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang di dengar dan dibaca.
5 menit
2. INTI
     Aktivitas literasi
     membaca dan    
     menganalisis,   
     mendiskusikan dan  
     mengkomunikasikan

Model Rekonstruksi
Merancang model
1.      Peserta didik diberikan contoh (teks tulis, video, atau model) pemaparan cerita rakyat secara langsung
2.      peserta didik membaca kembali teks cerita rakyat Sipahit Lidah dan Si Mata Empat

Menggali Pondasi Cerita
  1. Peserta didik  menggali informasi dari isi cerita rakyat
4.      Peserta didik menemukan pokok-pokok cerita Sipahit Lidah dan Si Mata Empat

Membangun Kerangka Baru
  1. Peserta didik membuat kembali kerangka isi cerita rakyat (hikayat) sesuai dengan alur dan strukturnya
  2. Peserta didik menyusun kembali cerita rakyat dengan bahasa dan gaya khas yang dimiliki
Promosi
  1. Peserta didik menyampaikan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang telah disalin.
Umpan Balik
  1. Peserta didik lain mencoba menanggapi isi cerita rakyat (hikayat) yang telah disampaikan.
9.      Peserta didik menerima tanggapan dari peserta didik lain dan guru.
70 menit
3. PENUTUP
Communicasion
Peserta didik menceritakan kembali isi teks di depan kelas dan memperoleh tanggapan/umpan balik dari peserta didik yang lain

Kegiatan guru bersama peserta didik
yaitu:
1.      membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;
2.    melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan
3.    memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan


Critical Thingking, Communication
Peserta didik berdiskusi pengolahan, pemeriksaan dan menarik kesimpulan informasi dari teks cerita rakyat dalam kelompok

Kegiatan guru yaitu:
1.      melakukan penilaian;
2.    merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan
3.    menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
15 menit


I.         Penilaian
1.        Penilaian Sikap
a.         Teknik penilaian             : Observasi : sikap religius dan sikap sosial
b.        Bentuk penilaian                        : lembar pengamatan
c.         Instrumen penilaian                   : jurnal (terlampir)

2.        Pengetahuan
Jenis/Teknik tes         :  tertulis dan lisan
Bentuk tes                 : uraian
  Tertulis   
Instrumen Penilaian (terlampir)

3.        Keterampilan
Teknik/Bentuk Penilaian : 
Praktik/Performence
fortofolio
Instrumen Penilaian (terlampir)


Remedial
a.       Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas.
b.      Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c.       Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali ters remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.

Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
a.       Siwa yang mencapai nilai  diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b.      Siwa yang mencapai nilai  diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.      




                                                                                  Palembang,        Oktober

Mengetahui                                                                  
Kepala Sekolah                                                           Guru Mata Pelajaran,



                                                                                     Alvian Kurniawan, M.Pd.                                    

  
Lampiran Materi

Si Pahit Lidah Dan Si Mata Empat


Si Pahit Lidah Dan Si Mata Empat ~ Zaman dahulu, di daerah Banding Agung, Sumatera Selatan, hiduplah dua jawara yang gagah perkasa. Mereka sangat dikenal oleh masyarakat Banding Agung dan disegani lawan-lawannya. Kedua pendekar itu memiliki julukan si Pahit Lidah dan si Mata Empat.
Suatu hari, si Pahit Lidah datang menemui si Mata Empat. Ia berkata, "Hai Mata Empat, kudengar kau sangat sakti. Tapi, kurasa kesaktianmu tidaklah sebanding denganku." Merasa diremehkan oleh si Pahit Lidah, si Mata Empat pun berkata, "Apa maksudmu? Kau pikir sehebat apa dirimu? Untuk membuktikan siapa yang paling sakti diantara kita, ayo kita adu kesaktian!"
"Baiklah, aku terima tantanganmu. Masing-masing dari kita nanti harus menelungkup di bawah rumpun bunga aren. Kemudian, bunga aren itu dipotong. Siapa yang bisa menghindar dari bunga aren tersebut, dialah yang menang," jelas si Pahit Lidah menantang.
Akhirnya, mereka bersepakat menentukan waktu untuk beradu kekuatan. Hari berganti, waktu yang telah ditentukan pun tiba. Si Mata Empat mendapat giliran pertama. Sesuai dengan namanya, si Mata Empat memiliki empat mata, yaitu dua di depan dan dua di belakang (kepalanya). Dengan gesit, si Pahit Lidah memanjat pohon aren dan berhasil memotong bunganya. Sementara, si Mata Empat menelungkup badannya di bawah rumpun pohon tersebut. Dibantu oleh kedua matanya yang terletak dibelakang kepala, si mata empat pun berhasil menghindari bunga aren yang telah dipotong dari pohonnya oleh si pahit lidah. selamatlah si Mata Empat.
Kini, giliran si Mata Empat untuk memanjat pohon aren. Sedangkan, si Pahit Lidah menelungkupkan badannya di bawah rumpun pohon tersebut. Tidak kalah gesitnya si Mata Empat memanjat. Setelah sampai di atas, ia memotong bunga aren. Dengan cepat, bunga aren tersebut meluncur ke bawah. Si Pahit Lidah yang tidak mengetahui bunga aren itu telah dipotong, hanya menelungkup tanpa menghindar. Akibatnya, tubuh si Pahit Lidah terkena hujaman bunga aren. Seketika itu juga ia tewas. Melihat kematian si Pahit Lidah, hati si Mata Empat menjadi puas. Kini, dialah yang paling sakti di antara jawara yang lain. Namun, dibalik rasa puasnya, si Mata Empat masih merasa penasaran tentang nama si Pahit Lidah.
"Dia pikir dia itu hebat?" Ucap Mata Empat melihat ke arah mayat Pahit Lidah.
"Tapi, mengapa dia dipanggil si Pahit Lidah? Apakah lidahnya benar-benar pahit?" pikir si Mata Empat.
Karena penasaran, si Mata Empat pun menghampiri mayat si Pahit Lidah. Setelah itu, dibukalah mulut si Pahit Lidah. Setelah dilihat-lihat dengan teliti, ternyata lidah milik si Pahit Lidah tidak jauh berbeda dengan lidah miliknya.
"Benarkah lidah pahit?" tanya si Mata Empat dalam hati sambil menempelkan telunjuknya ke lidah si Pahit Lidah. Kemudian, ia kecap jari telunjuknya yang telah terkena liur si Pahit Lidah itu ke lidahnya. "Memang terasa sangat pahit," ujarnya kembali dalam hati.
Akan tetapi, ia tidak mengetahui bahwa rasa pahit itu adalah racun yang berada di lidah si Pahit Lidah. Akibatnya, si Mata Empat pun tewas.
Kini, tidak ada lagi jawara yang terkenal saat itu. Mereka tewas akibat kesombongannya sendiri. Mayat si Mata Empat dan si Pahit Lidah pun dimakamkan di tepi Danau Ranau. Danau itu masih ada sampai sekarang dan menjadi objek wisata yang pemandangannya sangat indah.

Pesan Moral :
Tidak ada gunanya menyombongkan diri. Sebab, sifat sombong dapat mencelakakan diri kita sendiri. Jadilah orang yang rendah diri walaupun memiliki kemampuan lebih dari orang lain.
A.    Pengertian Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita atau kisah yang asal muasalnya bersumber dari masyarakat serta tumbuh berkembang dalam masyarakat di masa yang lampau.

B.     Karakteristik Cerita Rakyat
1.      Dikisahkan atau diceritakan secara turun-temurun.
2.      Tidak jelas siapa pengarangnya oleh karenanya sifatnya anonim (tanpa pengarang)
3.      Tinggi dengan pesan moral
4.      Memiliki nilai budaya / tradisi
5.      Mempunyai banyak versi yang berbeda
6.      Memiliki banyak hal-hal yang tidak bisa diterima dengan logika
7.      Tersebar turun temurun dari mulut ke mulut.
8.      Pada awalnya dokumentasi sangat kurang pada umumnya dikisahkan secara lisan.
9.      Sering mirip dengan cerita rakyat dari daerah lain.

C.     Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerita Rakyat
Nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat yaitu :
·         Nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan etika, sopan santun, akhlak, dan baik buruknya tingkah laku.
·         Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang ada di dalam masyarakat atau hubungan dan kepedulian antar manusia.
·         Nilai agama yaitu nilai yang berkaitan dengan ketuhanan dan tuntutan beragama.
·         Nilai budaya yaitu nilai yang berkaitan dengan kebudayaan dan adat istiadat.
·         Nilai pendidikan yaitu nilai yang berkaitan dengan pendidikan atau pembelajaran.  

D.    Struktur Teks Cerita Rakyat
Orientasi (pengenalan)^Insiden (alur)^Interpretasi(pesan moral)

E.     Langkah-langkah Menceritakan Kembali Isi cerita rakyat (Hikayat)
1.      Bacalah cerita hikayat secara cermat
2.      Menemukan unsur-unsur instrinsik dalam hikayat
3.      Tentukan ide pokok cerita sesuai alur cerita tersebut
4.      Menyusun kerangka cerita
5.      Menceritakan kembali

Lampiran Penilaian
a.      Penilaian Sikap
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan  :
Tahun pelajaran                 : 2016/2017
Kelas/Semester                  : X / 1
Mata Pelajaran                              : Bahasa Indonesia – Wajib


NO
WAKTU
NAMA
KEJADIAN/
PERILAKU
BUTIR SIKAP
POS/
NEG
TINDAK LANJUT
1






2






3






4






5







 
b.      Penilaian Pengetahuan
Kisi-kisi
Kompetensi Dasar
IPK
Materi Pokok

Stimulus
Indikator Soal
No soal
3.7  Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis.
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (Hikayat) yang didengar dan dibaca

3.7.3        Mengidentifikasi karakteristik hikayat




4.7.3 Langkah-langkah Menceritakan Kembali Isi cerita rakyat (Hikayat)

· Cirri- cirri cerita rakyat
·  





Nilai-nilai dalam cerita rakyat (hikayat)

-






Teks cerita rakyat
Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat

Disajikan teks cerita rakyat peserta didik mengidentifikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam teks cerita rakyat tersebut.
1






2

Tes Tertulis
1.      Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam teks cerita rakyat!
2.      Perhatikan kutipan teks berikut ini! (SOAL HOTS)
STIMULUS

Cerita Rakyat Dari Sumatera Selatan :

Asal Muasal Pulau Kemaro

Dahulu, di Kerajaan Sriwijaya ada seorang putri yang cantik dan baik hati bernama Siti Fatimah. Kecantikan dan kebaikan budinya terdengar ke mana-mana. Tak seorang pun pemuda berani datang melamar sang Putri, karena Raja menginginkan putrinya menikah dengan laki-laki keturunan raja.
Suatu saat, datanglah seorang pemuda bernama Tan Bun Ann. Pemuda tersebut datang dari kerajaan di negeri Cina untuk berniaga di Kerajaan Sriwijaya. la lalu menghadap Paduka Raja.
"Paduka Raja, kedatangan hamba ke sini adalah untuk berdagang. Untuk itu, hamba mohon agar Paduka memberikan izin kepada hamba untuk tinggal dan berdagang di kerajaan ini," ujar Tan Bun Ann.
Raja memberikan izin kepada Tan Bun Ann dengan syarat pemuda itu harus memberikan sebagian keuntungannya kepada kerajaan. Tan Bun Ann pun menyanggupi syarat yang diberikan Raja.
Pemuda dari kerajaan di negeri Cina itu pun mulai berdagang dan tinggal di Kerajaan Sriwijaya. Secara teratur, ia datang ke Kerajaan Sriwijaya untuk menyetorkan sebagian keuntungan dagangnya kepada kerajaan. Suatu kali, ia bertemu dengan Putri Siti Fatimah, kemudian Tan Bun Ann jatuh hati.
Ternyata, Siti Fatimah juga mempunyai perasaan yang sama dengan Tan Bun Ann. Mereka lalu menjalin hubungan kasih. Kemudian, Tan Bun Ann menghadap Raja untuk minta restu.
"Paduka, kedatangan hamba menghadap, karena hamba ingin mengutarakan keinginan untuk meminang Putri Siti Fatimah menjadi istri hamba," kata Tan Bun Ann.
Raja Sriwijaya berpikir sejenak. la tahu bahwa Tan Bun Ann adalah putra mahkota dari sebuah kerajaan besar di negeri Cina, karena itu ia tidak keberatan putrinya menikah dengan pemuda itu.
"Anak muda, aku tahu kau pemuda yang baik. Aku tidak keberatan putriku menikah denganmu. Namun, kau harus menyediakan sembilan guci berisi emas."
Tan Bun Ann menyanggupi syarat yang diajukan Raja. la lalu menghubungi orangtuanya di negeri Cina. Orangtua Tan Bun Ann memberikan restu kepada mereka. Namun sayang, orangtua Tan Bun Ann tidak bisa menghadiri pernikahan anaknya dengan Putri Siti Fatimah. Lalu, mereka mengirimkan utusan kerajaan untuk mengantarkan sembilan guci berisi emas ke Kerajaan Sriwijaya.
Utusan Kerajaan Cina segera berangkat menuju Kerajaan Sriwijaya dengan membawa guci-guci berisi emas di dalam kapal. Untuk melindungi emas-emas itu dari perompak, di bagian atas guci-guci itu diletakkan sayur sawi, sehingga guci-guci itu terlihat berisi penuh dengan sayur sawi.
Sesampainya di Pelabuhan Sriwijaya, Tan Bun Ann menyambut utusan dari orangtuanya itu untuk mengambil emas-emas yang rnereka bawa.
"Di mana kalian Ietakkan guci-guci berisi emas itu?" "Di dalam kamar di dalam kapal, Tuan"
Tan Bun Ann masuk ke dalam kapal, ia menemukan sembilan guci berisi penuh sayur sawi yang telah membusuk.
"Oh, tidak! Mengapa isinya hanya sayur-sayur sawi yang sudah membusuk? Aku akan malu kepada calon mertuaku!" pikir Tan Bun Ann panik. la lalu membuang guci-guci itu satu persatu ke Sungai Musi. Ketika akan membuang guci terakhir kakinya tersandung. Guci yang dipegangnya pun tumpah, keluarlah emas-emas dari dalam guci itu. Barulah Tan Bun Ann sadar bahwa ia telah salah sangka.
Lalu, pemuda itu melompat ke dalam sungai bersama beberapa pengawal untuk mencari kembali guci-guci yang telah dibuangnya.
Siti Fatimah yang sejak tadi menyaksikan kejadian itu berlari ke pinggir sungai dan menunggu colon suaminya muncul dari dalam Sungai Musi. Namun, sampai menjelang sore Tan Bun Ann dan orang-orangnya tak juga kembali.
Putri cantik itu dan beberapa dayangnya berniat mencari calon suaminya, mereka lalu loncat ke Sungai Musi. Sebelum loncat, Putri berpesan kepada dayang-dayangnya yang tinggal.
"Jika nanti kalian melihat ada timbunan tanah muncul di permukaan sungai, itu adalah kuburanku," kata Putri Siti Fatimah lalu menceburkan diri ke dalam sungai.
Tidak ada seorang pun yang kembali ke permukaan. Beberapa hari kemudian, di tepi Sungai Musi muncullah timbunan tanah menyerupai sebuah gundukan. Semakin hari, gundukan tanah tersebut semakin lebar, hingga menjadi sebuah pulau.
Masyarakat setempat menamai pulau tersebut Pulau Kamaro yang artinya Kemarau. Nama itu dipilih, karena kondisi pulau tersebut yang tidak pernah tergenang sedikit pun meskipun ketinggian air di Sungai Musi sedang meningkat.
Di pulau tersebut terdapat sebuah gundukan tanah yang agak besar dan diyakini sebagai makam Putri Siti Fatimah. Selain itu, ada dua gundukan tanah yang lebih kecil, masyarakat percaya bahwa kedua gundukan itu adalah makam dayang-dayang Siti Fatimah yang ternyata ikut menyebur ke laut menyusul sang Putri.
Kini, Pulau Kernaro menjadi salah satu objek wisata budaya di Palembang. Setiap perayaan cap gomeh, banyak warga keturunan Cina, baik dari dalam maupun luar negeri berkunjung ke sana untuk sembahyang dan berziarah.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Dari Sumatera Selatan Asal Pulau Kemaro adalah segala sesuatu harus diteliti dulu, jangan terburu-buru menilai dan mengambil keputusan.
a.       Identifikasikanlah nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan cerita rakyat tersebut!
b.      Analisislah pesan moral yang disampaikan melalui nilai-nilai tersebut!

Kunci Jawaban                                                                                                                                
1.      Nilai-nilai yang terdapat dalam cerita rakyat yaitu :
·         Nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan etika, sopan santun, akhlak, dan baik buruknya tingkah laku.
·         Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang ada di dalam masyarakat atau hubungan dan kepedulian antar manusia.
·         Nilai agama yaitu nilai yang berkaitan dengan ketuhanan dan tuntutan beragama.
·         Nilai budaya yaitu nilai yang berkaitan dengan kebudayaan dan adat istiadat.
·         Nilai pendidikan yaitu nilai yang berkaitan dengan pendidikan atau pembelajaran.  
2.       
a. - Nilai budaya (Penjelasan pengembangan dari analisis peserta didik)                                
-          Nilai moral (Penjelasan pengembangan dari analisis peserta didik)
b.      Pengembangan analisis peserta didik
(co: Pesan moralnya adalah jangan melalaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan)

Pedoman Penskoran
Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
1
Peserta didik menemukan 5 nilai dengan sangat tepat
4
a.                      Peserta didik menemukan 4 nilai dengan tepat
3
b.                      Peserta didik menemukan 3 nilai cerita rakyat
2
c.                      Peserta didik menemukan 2 nilai cerita rakyat
1
Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
2
Peserta didik mengidentifikasi nilai dan menganalisis pesan moral dengan sangat tepat
4
d.                     Peserta didik mengidentifikasi nilai dan menganalisis pesan moral dengan tepat
3
e.                      Peserta didik mengidentifikasi nilai dan menganalisis pesan moral dengan kurang tepat
2
f.                       Peserta didik mengidentifikasi nilai dan menganalisis pesan moral dengan tidak tepat
1
c.       PENILAIAN KETERAMPILAN
1.      Praktik/Performance

Kompetensi Dasar
IPK
Materi Pokok
Indikator Soal
No
Soal
4.7  Menceritakan kembali isi cerita rakyat (cerita rakyat) yang didengar dan dibaca.
4.7.1      Menceritakan kembali isi cerita rakyat lisan maupun tulis

Teks cerita rakyat
Peserta didik dapat menuliskan bagian-bagian penting dari cerita rakyat

Peserta didik menyusun alur dan struktur isi cerita rakyat



Menceritakan kembali isi cerita rakyat sesuai dengan bahasa sendiri
1.        

Petunjuk Kerja
1.      Tuliskan bagian-bagian penting dari cerita rakyat Sumatera Selatan  dengan judul Asal Muasal Pulau Kemaro
2.      Susunlah kerangka alur cerita sesuai struktur teks cerita rakyat!
3.      Ceritakan kembali cerita Asal Muasal Pulau Kemaro dengan gaya khas masing-masing di depan kelas!
PEDOMAN PENSKORAN
No
Aspek yang Dinilai
Skor
1
g.                      Peserta didik menentukan topik teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sangat sesuai isi teks
4
h.                      Peserta didik menentukan topik teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sesuai isi teks
3
i.                        Peserta didik menentukan topik teks cerita Asal Muasal Pulau Kemaro sedepa kurangsesuai isi teks
2
j.                        Peserta didik menentukan topik teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro tidak sesuai isi teks
1
No
Aspek yang Dinilai
Skor
2
k.                      Peserta didik menulis teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sangat sesuai dengan kerangka alur,  struktur cerita rakyat
4
l.                        Peserta didik menulis teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sesuai dengan kerangka alur,  struktur cerita rakyat
3
m.                    Peserta didik menulis teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro kurang sesuai dengan kerangka alur,  struktur cerita rakyat
2
n.                      Peserta didik menulis teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro tidak sesuai dengan kerangka alur,  struktur cerita rakyat
1
No
Aspek  yang Dinilai
Skor
3
o.                      Peserta didik menceritakan kembali teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sangat sesuai dengan isi dan gaya khas masing-masing
4
p.                      Peserta didik memerankan teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro sesuai dengan isi dan gaya khas masing-masing
3
q.                      Peserta didik memerankan teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro kurang sesuai dengan isi dan gaya khas masing-masing
2
r.                       Peserta didik memerankan teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro tidak sesuai dengan isi dan gaya khas masing-masing
1

2.      Portofolio
Semua hasil pekerjaan siswa
a.         Kerangka teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro
b.        Teks cerita rakyat Asal Muasal Pulau Kemaro
            Dimasukkan dalam map fortofolio

LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO

Jenis Tugas                                        :
Kelas                                                   :
Semester/ Tahun Pelajaran  : 1/ 2016 - 2017

No
Nama Peserta didik
Hari/tgl
Tugas KD
Nilai
Deskripsi kemajuan siswa
Tanda Tangan
Peserta Didik
Guru





























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Ulasan Artikel Jurnal Penelitian

Contoh Proposal Kegiatan Bulan Bahasa di Sekolah

Ringkasan dan contoh soal Materi Bertelepon dengan kalimat yang sopan dan efektif, Modul Bahasa Indonesia Kelas 7SMP Semester 2 Budiwijaya Karangan Alvian Kurniawan