RPP KELAS X KD 3.6 DAN 4.6 BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 REVISI
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan :
SMA
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
X/Ganjil
Tahun
Pelajaran : 2017/2018
Alokasi
Waktu : 2X45 menit
A.
Kompetensi
Inti (KI)
KI1
|
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
|
KI2
|
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
KI3
|
Memahami, menerapka, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
|
KI4
|
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
|
B. Kompetensi Dasar dan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD)
|
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
|
3.6
Menganalisis Struktur dan kebahasaan teks anekdot
|
3.6.1 Memahami struktur teks anekdot
3.6.2 Memahami ciri kebahasaan teks anekdot
3.6.3 Mengidentifikasi
struktur teks anekdot
3.6.4
Mengidentifikasi ciri kebahasaan teks anekdot
|
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan
struktur dan kebahasaan baik lisan mau pun tulis
|
4.6.1 Menyusun kembali teks anekdot dengan memperhatikan
struktur teks anekdot
4.6.2
Mempresentasikan kembali teks anekdot dengan memperhatikan ciri kebahasaan
teks anekdot
|
C.
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran pendekatansaintifik dengan model pedagogik
genre, saintifik (model discovery), CLIL , peserta didik dapat menganalisis struktur dan
kebahasaan teks anekdot serta menciptakan
kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan
maupun tulis.
D.
Materi Pembelajaran
Fakta: teks
anekdot
Konsep : 1. struktur teks anekdot
2. ciri kebahasaan teks anekdot
Prinsip : mengontruksi ulang teks anekdot
Prosedur:langkah-langkah
mengontruksi teks anekdot
E.
Metode/Model
Pendekatan : Pedagogik Genre, Saintifik, CLI
Model : Discovery learning
F.
Media/Alat
dan Bahan
1. Laptop
2.
Media
Elektronik (internet)
3.
Teks
anekdot (majalah)
.
G.
SumberBelajar:
1. Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku
siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Wajib) kelas X.2016. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Buku teks
pelajaran yang relevan
H. Langkah-langkah
Pembelajaran
Tahap
|
Langkah-langkah
pembelajaran
|
Alokasi waktu
|
|
1.
Pendahuluan:
|
1. Melakukan
pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis
peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
4. Peserta didik mengingat kembalipemahaman peserta
didik tentang teks anekdot yang pernah dibaca melalui media apapun..
5. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal
yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang pembelajaran teks
anekdot
|
5 menit
|
|
2. INTI
|
Stimulus :
IIdentifikasi Masalah
Pesertadidik mengidentifikasi masalah yang akan
dibahas dalam teks anekdot, yaitu
· Peserta didik mengidentifikasi struktur teks anekdot
· Peserta didik mengidentifikasi ciri kebahasaan
teks anekdot yang telah dibacanya.
Mengumpulkan
Informasi
Siswa
dalam kelompok membaca contoh teks anekdot dan berdiskusi mengumpulkan data/informasi sebanyak
mungkin dari teks anekdot tentang:
· Struktur Isi teks anekdot yang
dibaca.
· Ciri kebahasaan teks anekdot yang dibaca.
Mengolah Informasi
Siswa dalam kelompok mendiskusikan data yang
didapat dari teks anekdot berupa:
·
Struktur teks anekdot
·
Ciri kebahasaanteks
anekdot yang dibaca
Memverifikasi
Siswa memeriksa dalam bentuk diskusi hasil
pengumpulan dan pengolahan informasi tentang:
·
Identifikasi strukturteks anekdot.
·
Ciri kebahasaanteks
anekdot yang dibaca.
Menyimpulkan
Peserta didik berdiskusi
menyimpulkan materi pembelajaran
·
Struktur teks anekdot
·
Ciri kebahasaan teks
anekdot yang dibaca
Mempresentasikan
·
Hasil identifikasi strukturteks anekdot.
·
Ciri kebahasaan teks
anekdot
|
70 menit
|
|
3. PENUTUP
|
Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:
·
membuat rangkuman/ simpulan
pelajaran;
·
melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan
·
memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran; dan
Kegiatan guru yaitu:
·
melakukan penilaian;
·
merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik; dan
·
menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
|
15 menit
|
I.
Penilaian,
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi
Pengetahuan
1) Tes
Tertulis
a)
Pilihan ganda
b)
Uraian/esai
2) Tes Lisan
b.
Penilaian Kompetensi Keterampilan
1)
Pengamatan, diskusi
ª Mempelajari buku teks dan
sumber lain tentang materi pokok
ª Menyimak tayangan/demo
tentang materi pokok
ª Menyelesaikan tugas yang
berkaitan dengan pengamatan dan eksplorasi
2)
Portofolio / unjuk kerja
ª Laporan tertulis individu/
kelompok
3)
Produk
2. Instrumen Penilaian
Pertemuan Pertama (Terlampir)
3. PembelajaranRemedial dan Pengayaan
a.
Remedial
v Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas dua
bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum mencapai
Kompetensi Dasar
v Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya sebagai
berikut.
ª
Struktur
dan ciri kebahasaan teks anekdot
ª
Menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian
yang menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh public
b.
Pengayaan
v Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas
mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
v Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan
dengan peserta didik.
v Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas misalnya
ª
Membandingkan anekdot dengan humor
ª Mengenal
berbagai pola penyajian anekdot
Palembang, 5 Oktober 2017 Kepala Sekolah, Guru Mata
Pelajaran,
Alvian Kurniawan, M.Pd.
Lampiran Materi
Materi
Pembelajaran
Teks Anekdot
UUD
Hari ini pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Suasana kelas
tidak kondusif. Padahal, Bapak guru dengan semangat menjelaskan materi yang
sudah dituangkan dalam power point.
“Sekarang kita masuk bab baru yaitu UUD 45”, kata pak guru.
“Ali, perhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan ngobrol dengan teman!”. “Ya,
Pak,” jawab Ali dengan muka masam.
“Undang-undang Dasar 1945 atau yang sering kita singkat
menjadi UUD 45 sudah beberapa kali mengalami perubahan disesuaikan dengan
kondisi masyarakat Indonesia. Semua peraturan yang ada di Indonesia diatur
dalam UUD 1945.” Pak guru menjelaskan beberapa perubahan yang terjadi dalam UUD
45.
Tiba-tiba Ali berkomentar, “Pak, setahu saya UUD belum
pernah mengalami perubahan dari dulu sampai sekarang, tapi kalau semua
peraturan itu diatur dalam UUD, saya setuju, Pak!” Pak guru terhenyak, “Apa
Ali?”. “Semua peraturan itu kan ujung-ujungnya duit atau UUD, Pak!”
Sontak, semua siswa tertawa dan Pak guru pun ikut tertawa.
Suasana kelas pun menjadi ramai.
Struktur Teks Anekdot
Anekdot memiliki struktur
teks yang membedakannya dengan teks lain yaitu struktur abstraksi(merupakan
pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu
teks), orientasi(merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu
krisis,konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab
timbulnya krisis),krisis(merupakan bagian dari inti peristiwasuatu anekdot.
Pada bagian krisis inilah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang
tawa), reaksi(merupakan tanggapan atau respon atas krisis berupa sikap mencela
atau menertawakan), dan koda(merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda
berakhirnya cerita yang ditandai oleh kata-kata seperti itulah, akhirnya, demikianlah.
Keberadaan koda bersifat opsional;
bisa ada ataupun tidak).
Ciri kebahasaanteks Anekdot
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki fitur kebahasaan yang khas yaitu (a)menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu;(b)menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban;(c)menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, dan lalu;(d)menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya;(e)menggunakan imperative sentence (kalimat perintah);(f)menggunakan (kalimat seru). Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk drama atau dialog,
penggunaaan kalimat langsung sangat dominan.
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki fitur kebahasaan yang khas yaitu (a)menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu;(b)menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban;(c)menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, dan lalu;(d)menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya;(e)menggunakan imperative sentence (kalimat perintah);(f)menggunakan (kalimat seru). Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk drama atau dialog,
penggunaaan kalimat langsung sangat dominan.
Lampiran Instrumen Penilaian
A.
Penilaian
1.
Penilaian Sikap
Instrumen penilaian
No.
|
Waktu
|
Nama
|
Kejadian/ Perilaku
|
Butir sikap
|
Positif/ Negatif
|
Tindak Lanjut
|
1
2
3
4
5
6
dst.
|
|
|
|
|
|
|
2.
Penilaian Pengetahuan
a.
Jenis :
Tes Tertulis
b.
Bentuk : Esay
c.
Instrumen :
No
|
Soal
|
Rambu Jawaban
|
1
|
Teks Anekdot
Telat Yang
Dihalalkan
Pada suatu pagi. Ando datang telat ke sekolah. Terjadilah percakapan antara Ando dan guru "Kenapa kamu bisa telat?" tanya guru dengan nada tinggi "Maaf, bu, tadi saya nolong nenek-nenek pergi ke rumahnya, dia tersesat, bu," "Alah, alasan. Telat, tetap telat apapun alasannya. Anak-anak, ini adalah contoh yang tidak baik ditiru, kamu jangan pernah sekali-kali meniru Ando!" Guru terus mengeluarkan amanat yang lebih panjang dari amanat upacara. Setelah puas, akhirnya guru kembali ke pelajaran, tapi bel pulang sudah berbunyi dan murid-murid pun mengemasi barangnya. "Et et et. Mau pergi kemana kalian?" tanya guru kesal "Ya pulanglah, bu. Kan udah bel," "Ibu masih belum selesai ini!" "Yaelah bu, telat datang ga boleh, masa telat pulang boleh," "Ibu belum selesai, karena Ando datang telat, jadi ibu kasih arahan dulu," "Kan itu udah bilang, telat tetap telat apapun alasannya," "Mau ngelawan guru kamu!!!" "Ngga, bu, maaf," Akhirnya mau tak mau para murid tetap mengikuti pelajaran meskipun dengan setengah hati.
Setelah kamu
membaca teks anekdot di atas, sekarang kamu identifikasi struktur
teks anekdot tersebut ?
|
|
2
|
Bacalah teks anekdot di bawah ini, danidentifikasikan ciri kebahasaan yang terkandung didalamnya!
Kipas Angin Di Sekolah
Disekolah ternama
disuatu kota yang terkenal dengan murid-muridnya yang pandai, sudah terdapat
fasilitas sekolah yang memadai yang dapat mendukung proses belajar mengajar.
Setiap ruang kelas sudah dilengkapi LCD, Kipas angin, lampu , bahkan
ada wifi pula (walaupun agak sedikit lemot) serta tentunya kipas angin yang
bisa memberikan kesegaran di kelas itu.
Disuatu siang hari
yang panas, disekolah itu tepatnya di ruang kelas IPA 3, ada seorang
anak jurusan IPS bernama Anu yang sedang menerima pelajaran Bahasa
Indonesia,( memang kedengarannya membingungkan, ya tapi itulah kurikulum yang
sedang diterapkan saat itu.) Diruang itu udaranya sangat panas, untung saja
ada kipas angin di kelas itu. Lalu Anu segera menyalakannya. Saat tombolnya
mulai diputar, kipas angin itu mulai bergerak, pelan-pelan tapi pasti
dan lama kelamaan bertambah kecepatannya, namun anehnya udaranya masih tetap
panas. Setelah dilihat dengan cermat, ternyata tidak ada udara yang berhembus
dari kipas angin itu. Hanya kipas anginnya saja yang memutar, sedangkan
baling-balingnya tetap diam. Suasana kelas menjadi gaduh seketika,
murid-murid tertawa terbahak-bahak melihat hal itu. Pelajaran bahasa
Indonesia kembali berlangsung dan mereka hanya bisa pasrah sambil
berkipas-kipas ria dengan buku bahasa Indonesia.
|
|
3
|
Bacalah teks anekdot di bawah ini, dan susunlah kembali teks anekdot berdasarkan
strukturnya!
Obrolan
Presiden
Saking
udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01.
Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat
keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat
kepresidenan. Seperti biasa… setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang
menjadi kebanggaan negerinya.Tidak lama presiden Amerika, Clinton
mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: “Wah kita sedang
berada di atas New York!”
Presiden
Indonesia (Gus Dur): “Lho kok bisa tau sih?”
“Itu..patung
Liberty kepegang!”, jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga
mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya
keluar. “Tau nggak… kita sedang berada di atas kota Paris!”, katanya dengan
sombongnya.
Presiden
Indonesia: “Wah… kok bisa tau juga?”
“Itu…
menara Eiffel kepegang!”, sahut presiden Perancis tersebut.
Karena
disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan
tangannya keluar pesawat… “Wah… kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”,
teriak Gus Dur.
“Lho
kok bisa tau sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan
nggak bisa ngeliat.
“Ini…
jam tangan saya ilang…”, jawab Gus Dur kalem.
|
|
4
|
Bacalah teks anekdot
berikut, kemudian presentasikan kembali berdasarkan ciri
kebahasaan yang ada didalamnya!
Sekolah Bertaraf Internasional
Suatu hari di suatu sekolah negeri Antah Berantah,
seorang guru memberi tahu kepada murid-muridnya
bahwa sekolah mereka akan menjadi sekolah SBI.
Guru: Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Sekolah kita
sebentar lagi akan menjadi sekolah SBI
(Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal
ini, saya mau tanya apa yang akan kalian
siapkan. Joni, apa yang akan kamu untuk menyambut ini?
Joni: Belajar bahasa Inggris agar lebih mahir dalam
berbicara bahasa Inggris.
Guru: Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?
Jono: Harus siap uang, Pak.
Guru: Lho kok uang?
Jono: Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah
SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih
bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti
diminta iuran untuk ini itu.
Guru: Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah
kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu
setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti
sekolah di luar negeri.
Jono: Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah
Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif
Internasional.
Akhirnya guru tersebut kebingungan membalas kata-kata Jono
dan langsung membahas materi pelajaran.
Sebagai informasi tambahan, Sekolah Bertaraf Internasional
(SBI) sekarang sudah dibubarkan oleh MK.
|
|
3.
Penilaian Keterampilan
a.
Jenis : Praktik
b.
Bentuk : Unjuk kerja
c.
Instrumen
(1) Pilihlah satu teks anekdot dalam kumpulan
cerita anekdot
(2) Tulislah hasil identifikasi teks anekdot yang
Anda baca!
4.
Pedoman
Penskoran
a.
Pengetahuan
Soal
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
1.
|
Mengidentifakasi struktur teks anekdot ;
|
|
a.
struktur teks anekdot sangat tepat
|
4
|
|
b.
struktur teks anekdot cukup tepat
|
3
|
|
c.
struktur teks anekdot kurang tepat
|
2
|
|
d.
struktur teks anekdot tidak tepat
|
1
|
|
2
|
Mengidentifikasiciri kebahasaan yang terkandung dalam teks
anekdot;
|
|
a.
Sangat tepat
|
4
|
|
b.
Cukup tepat
|
3
|
|
c.
Kurang tepat
|
2
|
|
d.
Tidak tepat
|
1
|
|
3
|
Menyusun kembali teks anekdot
berdasarkan strukturnya
|
|
a.
Sangat tepat
|
4
|
|
b.
Cukup tepat
|
3
|
|
c.
Kurang tepat
|
2
|
|
d.
Sangat tidak tepat
|
1
|
|
4
|
Mempresentasikan teks anekdotberdasarkan ciri
kebahasaannya
|
|
a. maknatersirat dalam teks anekdotsangat
tepat
|
4
|
|
b. makna tersirat dalam teks
anekdotcukup tepat
|
3
|
|
c. maknatersirat dalam teks
anekdotkurang tepat
|
2
|
|
d.
makna tersirat dalam teks anekdot tidak tepat
|
1
|
|
Jumlah Skor
maksimal
|
16
|
Skor perolehan
Perhitungan
Nilai Pengetahuan =
-------------------------- x 100
Skor maksimal
b. Keterampilan
Aspek yang Dinilai
|
Kriteria Penilaian
|
Skor
|
Identifikasi struktur
teks anekdot
|
a.
Sangat tepat
|
4
|
b.
Cukup tepat
|
3
|
|
c.
Kurang tepat
|
2
|
|
d.
Tidak tepat
|
1
|
|
Identifikasi
ciri kebahasaan teks anekdot yang
dibaca
|
a. Sangat
tepat
|
4
|
b. Cukup
tepat
|
3
|
|
c. Kurang
tepat
|
2
|
|
d. Tidak
tepat
|
1
|
|
Menyusun kembali teks anekdot berdasarkan strukturnya
|
a.
Sangat tepat
|
4
|
b.
Cukup tepat
|
3
|
|
c.
Kurang tepat
|
2
|
|
d.
Tidak tepat
|
1
|
|
Mempresentasikan teks anekdot berdasarkan ciri
kebahasaannya
|
a.
Sangat tepat
|
4
|
b.
Cukup tepat
|
3
|
|
c.
Kurang tepat
|
2
|
|
d.
Tidak tepat
|
1
|
|
Jumlah
Skor Maksimal
|
16
|
Skor perolehan
Perhitungan
Nilai Keterampilan =
-------------------------- x 100
Skor maksimal
B.
Tindak Lanjut : Remedial
dan Pengayaan
a.
Remidial
Kepada peserta didik/kelompok
yang memperoleh nilai dibawah KKM (7,5) diberikan penjelasan pada aspek
penilaian yang belum tuntas, kemudian diberikan tugas remidial dengan
menentukan puisi yang lain dianalisis unsur intrinsik kemuian dimusikalisasi.
b.
Pengayaan
Kepada peserta didik/kelompok yang sudah
memperoleh nilai diatas KKM (7.5) diberikan tugas pengayaan dengan
memusikalisasikan puisi lain untuk menambah keterampilan dalam memusikalisasi
puisi.
Palembang, 5 Oktober 2017
Kepala Sekolah, Guru Mata
Pelajaran,
Alvian Kurniawan, M.Pd.
Komentar
Posting Komentar